Viral di Media Sosial

Bertahan Jualan Buku Pakai Gerobak Rusak, Kakek Husen Hidupi Cucunya, Makan Hanya Sekali

Kakek Husen masih harus mengadu nasib di Jakarta untuk menghidupi dirinya dan sang cucu.

Instagram @patners_in_goodness
Kakek Husen, penjual buku di kawasan Senen, Jakarta Pusat 

TRIBUNJAKARTA.COM - Kakek Husen masih harus mengadu nasib di Jakarta untuk menghidupi dirinya dan sang cucu.

Padahal usianya kini sudah menginjak 86 tahun. Namun waktu istirahatnya di rumah berkurang lantaran sejak pagi hingga malam hari ia harus mencari nafkah di sekitaran kawasan Senen, Jakarta Pusat dengan berjualan buku.

Bukan hanya usianya yang menua, gerobak yang dipakainya untuk mengangkut buku-buku tersebut juga sudah usang.

Rodanya sudah rusak sehingga butuh tenaga lebih tiap kali mendorongnya.

Namun, keadaan tersebut diterimanya dengan lapang. Ia ikhlas menjalani tiap kehidupan yang diberikan oleh Sang Pencipta.

Termasuk merawat sang cucu yang kini sudah sekolah.

"Kakek Husen lansia berusia 86 yang tinggal di alamat Pasar Senen Dalam, Jakarta Pusat. Beliau sehari hari mendorong gerobak untuk menjual buku, profesi yang menjadi andalan beliau mencari nafkah," dikutip dari instagram @patners_in_goodness, Selasa (26/11/2024).

Adapun buku yang dijual Kakek Husen didominasi oleh buku gambar untuk anak-anak.

Untuk tiap buku yang terjual, Kakek Husen akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 5 ribu.

"Gerobak tua, yang sudah rusak roda nya, sering kali terpaksa di betulkan di tengah jalan agar bisa berjalan lagi. Gerobak tersebut adalah teman Kakek Husen mencari nafkah. Beliau menjual buku dengan berkeliling, terkadang dari pasar baru sampai mangga dua. Namun sering kali buku yang beliau jual tidak laku dan Kakek pulang dengan tangan kosong. Padahal beliau hanya mengandalkan keuntungan 5 ribu rupiah saja," sambung caption.

lihat fotoImam, siswa di SMAN 1 Cikatomas, Tasikmalaya, Jawa Barat berjualan es gabus demi membantu orangtuanya. Bocah lelaki ini tak malu membawa makanan jadul yang dibuat dari olahan tepung sagu dan santan itu ke sekolah.
Imam, siswa di SMAN 1 Cikatomas, Tasikmalaya, Jawa Barat berjualan es gabus demi membantu orangtuanya. Bocah lelaki ini tak malu membawa makanan jadul yang dibuat dari olahan tepung sagu dan santan itu ke sekolah.

Jika sudah begitu, Kakek Husen dan cucunya hanya bisa makan satu kali dalam sekali.

Pilunya, satu bungkus nasi yang dibelinya akan dibagi dua untuk sang cucu.

Lagi-lagi hal ini tak mengapa, apapun akan dilakukannya asalkan sang cucu bisa sekolah.

"Kakek Husen pun masih harus menyisihkan penghasilan beliau untuk membayar kontrakan dan uang sekolah cucu beliau. Sedangkan cucu beliau lebih sering berangkat sekolah tanpa uang bekal atau jajan," ungkap caption.

Perjuangan Kakek Husen pun menyentuh hati banyak orang. Beberapa dari warganet tak segan menyisihkan uangnya untuk Kakek Husen dan sang cucu.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved