Anak Bunuh Ayah dan Nenek
Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus, Reza Indragiri Ungkap Faktor Dominan Pemicu Berbuat Jahat
Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri mengungkap faktor dominan pemicu anak berbuat jahat. Terkait kasus anak bunuh ayah dan nenek di Lebak Bulus.
TRIBUNJAKARTA.COM - Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri mengungkap faktor dominan yang melatarbelakangi anak berperilaku nakal atau jahat.
Hal itu menanggapi kasus anak membunuh ayah dan nenek di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan pada Sabtu (30/11/2024) dini hari.
Anak berinisial MAS (14) itu juga menikam ibu kandungnya yang kini menjalani perawatan di RS Fatmawati.
Reza Indragiri menyampaikan perbedaan penanganan pelaku pidana berusia dewasa dengan anak-anak.
Menurutnya, pelaku berusia dewasa tidak perlu menelaah terlalu dalam mengenai penyebab tindak pidana atau kejahatan.
Pasalnya, pertanggungjawaban pidana sepenuhnya dibebankan kepada pelaku.
Hal itu berbeda mengenai pelaku yang masih berusia anak-anak.
Reza Indragiri menyampaikan ada lima sistem yang perlu ditelaah.
Dari lima hal tersebut, terdapat faktor dominan pemicu anak berbuat jahat.
"Secara lebih spesifik, saya pribadi ketika memeriksa anak yang melakukan pidana, saya akan mengecek tentang lima hal,” tutur Reza dikutip dari Kompas TV, Minggu (1/12/2024).
Pertama, Reza akan mencari tahu kemungkinan anak tersebut memiliki kondisi mental yang khusus sifatnya, sekaligus adakah kemungkinan bahwa yang bersangkutan menyalahgunakan zat-zat terlarang, baik itu narkotika, psikotropika, maupun zat adiktif lainnya.

“Kedua, saya juga akan mencari tahu tentang fantasi-fantasai kekerasan yang ada pada dia. Bicara tentang fantasi kekerasan, berarti relevan bagi kita untuk mencoba mengidentifikasi apa saja yang dia baca, situs apa saja yang dia kunjungi, film seperti apa saja yang dia saksikan, mimpi-mimpinya seperti apa,” imbuhnya.
Menurut Reza, itu akan membantu memahami tentang bagaimana anak ini mengekspresikan atau membangun fantasi-fantasi tentang kekerasan.
Ketiga, ia akan menganalisa pola pengekspresian amarah anak tersebut, serta bagaimana cara dia mengekspresikan amarah, apakah berbeda dengan anak-anak lain.
“Keempat, saya akan mengecek stabilitas dia di lingkungan pendidikan, apakah dia bermasalah dengan pelajaran di sekolah, apakah dia pernah di-DO, pernah tidak naik kelas, mengalami kesulitan belajar, dan sebagainya.”
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.