Anak Bunuh Ayah dan Nenek
Terkuak Kondisi Remaja Sehari Setelah Bunuh Ayah dan Nenek, Analisa Kriminolog Soal Bisikan Gaib
Terkuak kondisi remaja sehari usai membunuh ayah dan nenek di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024). Analisa kriminolog soal bisikan gaib.
TRBUNJAKARTA.COM - Terkuak kondisi remaja MAS (14) sehari setelah membunuh ayah berinisial APW (40) dan neneknya RM (69) di kediamannya Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024).
MAS sudah bisa tersenyum dan bisa mengobrol dengan dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi.
MAS juga sempat menusuk ibunya AP (40). Kini, ibu pelaku masih harus menjalani perawatan di RS Fatmawati, Jakarta Selatan.
Polisi menyebut pelaku mendengar bisikan gaib sehingga terdorong membunuh ayah dan neneknya.
Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala memberikan analisa mengenai bisikan gaib tersebut.
Dugaan Gangguan Mental
Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, menduga MAS mengalami sikotik paranoid.
Gangguan mental tersebut ditandai oleh halusinasi atau delusi dengan tema paranoia.
“Kalau paranoid itu ditandai dengan waham (pemikiran) curiga, seperti orang berbisik-bisik atau menyuruhnya melakukan tindakan tertentu,” ujar Adrianus, Minggu (1/12/2024).
Adrianus menjelaskan, gejala gangguan ini sering kali dianggap remeh oleh keluarga karena terlihat seperti sifat unik anak.
Padahal, jika tidak ditangani, bisa berujung pada tindakan berbahaya seperti pembunuhan.
“Mungkin selama masih kecil kita seringkali mengatakan, ‘Ini dia memang begitu,’ padahal ternyata itu adalah penyakit jiwa,” ungkap Adrianus.

Hasil tes urine MAS menunjukkan negatif narkoba. Namun, kepolisian masih mendalami motif dan kondisi kejiwaannya.
Adrianus menekankan bahwa jika terbukti mengalami gangguan mental berat, seperti sikotik paranoid, maka MAS tidak dapat dimintai pertanggungjawaban secara pidana.
“Nah, yang juga penting untuk diperhatikan adalah bahwa kalau itu adalah sikotik, maka umumnya tidak dapat dipertanggungjawabkan secara pidana,” tegas Adrianus.
Kondisi Pelaku
Kondisi remaja pembunuh ayah dan neneknya diungkapkan Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Ade Rahmat Idnal.
Tersangka MAS juga sudah bertemu dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi.
"Jadi kondisi ananda A ini sudah mulai stabil dari mulai hari kemarin, sekarang dia sudah bisa diajak bicara, menjawab pertanyaan, sudah bisa senyum, tadi juga sudah ngobrol dengan Bu Menteri," kata Ade di Mapolres Jakarta Selatan, Minggu (1/12/2024).
Kendati begitu, Kapolres mengatakan pihaknya masih belum bisa banyak mengorek keterangan dari MAS atas tindakan keji yang dilakukannya terhadap ayah dan neneknya.
Polisi juga akan menggandeng psikolog anak selama proses pemeriksaan untuk mendampingi tersangka yang masih di bawah umur.
"Tentunya nanti pemeriksaan ini bertahap, kita akan gunakan juga psikolog anak, dari Apsifor.
Kemudian juga sampai tahap mungkin ada pendalaman, psikiater juga untuk mencari motif apa sampai yang bersangkutan melakukan," kata Kapolres.
Pasalnya, berdasarkan keterangan dari pihak keluarga yang selamat, MAS ini dikenal sebagai anak yang baik dan tak kurang kasih sayang.
"Padahal di keluarganya dia sangat disayang, dan tadi yang bersangkutan juga sangat sedih, menunjukkan rasa penyesalan yang sangat mendalam," kata Kapolres.
Kapolres mengatakan, MAS juga berulangkali meminta untuk bisa bertemu dengan ibunya yang selamat dari percobaan pembunuhan darinya.
"Ya dia sendiri mempertanyakan ya, bagaimana kondisi ibunya. Dia sangat menyesal mengenai kejadian ini," kata Kapolres.
Namun hal itu belum bisa terlaksana karena ibunda MAS yakni AP (40) masih harus menjalani perawatan.
"Karena ibu sendiri masih dalam proses pemulihan, untuk saat ini kondisinya masih belum bisa diwawancara, dan belum bisa diambil keterangan juga," kata Kapolres.
Sedangkan, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi menahan tangis saat menceritakan kondisi psikologis MAS (14).
Arifatul menjenguk MAS yang telah ditahan di Mapolres Jakarta Selatan, Minggu (1/12/2024) sore,
Arifatul mengatakan, saat ini kondisi MAS masih belum bisa diajak berkomunikasi panjang.
"Tadi kami memang bertemu dengan Ananda A. Ya pasti sedih ya saya, ya karena anak baik, Anak baik. (Tahan tangis). Jangan ditanya itu deh," kata Arifatul di Mapolres Jakarta Selatan.
Arifatul yang juga memposisikan diri sebagai seorang ibu melihat dari kacamatanya bahwa tersangka MAS ini sebenarnya anak yang baik.
"Kalau saya tadi melihat sebagai seorang ibu, saya bisa membaca bahwa ananda A ini baik. Sangat baik kalau menurut saya. Cuma kita belum tahu kenapa bisa terjadi sesuatu seperti ini," ujarnya.

Untuk diketahui, pelaku MAS (14) membunuh ayah kandung dan neneknya berinisial APW (40) dan RM (69) di kediamannya di Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024).
Keduanya tewas dengan luka tusuk di leher dan punggung. Sementara itu, ibu kandung pelaku yakni AP (40) berhasil lolos dari upaya pembunuhan itu.
Polisi juga sudah rampung olah tempat kejadian perkara sabtu sore. Aparat membawa buntalan kain putih yang berisi sejumlah barang bukti.
Salah satu barang bukti yaitu pisau yang digunakan pelaku untuk menghabisi nyawa kedua korban.
"Barang bukti yang sudah kami amankan, yaitu pisau yang diduga dipakai untuk melakukan pembunuhan, setelah itu sprei, dan baju yang berlumuran darah," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung.
Nantinya, Gogo menyebut sejumlah barang bukti itu bakal diperiksa oleh Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri.
"Iya, nanti akan dicek (Puslabfor)," ujar dia.
Gogo juga menjelaskan, hasil penyelidikan sementara, pelaku mendengar bisikan gaib sehingga terdorong membunuh ayah dan neneknya.
"Ya, interogasi awalnya dia merasa dia tidak bisa tidur, terus ada hal-hal yang membisiki dia lah, meresahkan dia seperti itu," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung seusai olah TKP, Sabtu (30/11/2024) sore.
Nantinya, jelas Gogo, pihaknya bakal melakukan tes kejiwaan terhadap pelaku.
Polisi juga akan menggandeng Asosiasi Psikolog Forensik (Apsifor) untuk mendalami motif pelaku membunuh ayah dan neneknya.
"Ya, saat ini kami sedang menggandeng APSIFOR ya, untuk melakukan pendalaman motif ya, karena bagaimanapun anak harus didampingi ya, diambil keterangan seperti itu," ujar Gogo. (TribunJakarta.com/Kompas.com)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.