Anak Bunuh Ayah dan Nenek
Sosok Orangtua Remaja Pembunuh di Jaksel Terkuak, Reza Indragiri: Relasi Keluarga Jadi Biang Kerok
Sosok orangtua dari remaja yang bunuh ayah dan nenek di Lebak Bulus, Jakarta Selatan terkuak. Reza Indragiri ungkit relasi keluarga jadi biang kerok.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Sosok orangtua dari remaja MAS (14) yang membunuh ayah dan neneknya di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, terkuak.
MAS membunuh ayahnya APW (40) dan neneknya RM (69) di kediamannya pada Sabtu (30/11/2024).
Sedangkan, ibunya berinisial AP (40) ditusuk hingga menjalani perawatan di RS Fatmawati.
Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel mengungkit relasi keluarga yang menjadi biang kerok. Hal itu terkait dugaan cekcok antara ayag dan ibu yang berdampak pada sang anak.
"Memang relasi keluarga yang tidak harmonis konflik di dalam ikatan sebuah keluarga diyakini menjadi salah satu biang Kerok utama bagi munculnya perilaku-perilaku kenakalan anak," kata Reza Indragiri dikutip TribunJakarta.com dari akun Youtube Nusantara TV, Selasa (3/12/2024).
Reza mengaku tidak merekomendasikan perceraian. Namun, opsi tersebut harus diambil ketimbang membiarkan anak menjalani proses tumbuh kembang dalam keluarga yang cekcok setiap hari.
"Tampaknya kita memang harus membuka opsi untuk menjadikan perceraian sebagai cara yang paling realistis untuk menekan paling tidak kemungkinan anak-anak akan tumbuh menjadi anak yang badung atau anak yang nakal," katanya.
Mengenai faktor pemicu remaja tersebut menghabisi nyawa ayah dan neneknya, Reza akan menelisik penyebab anak melakukan perbuatan pidana yang disertai dengan kekerasan.
Ia pun mengungkapkan empat hal yang dapat ditelaah. Pertama terkait kemungkinan pelaku memiliki masalah narkoba dan kondisi mental khusus.
"Yang kedua fantasi-fantasi kekerasan berarti relevan bagi kita untuk mencari tahu bacaan anak itu seperti apa situs internet yang dia kunjungi macam apa," katanya.
Selain itu, Reza juga mencari pertemanan-pertemanan di media sosial apakah menghadirkan fantasi-fantasi kekerasan. Termasuk. mimpi yang pelaku alami apakah menunjukkan pada fantasi kekerasan.

"Yang ketiga adalah sebagaimana tadi saya sebut yaitu pola pengekspresian amarah," imbunhnya.
Sedangkan, faktor keempat yakni apakah pelaku memiliki masalah di sekolah terkait dengan mata pelajaran, guru atau DO serta tidak naik kelas.
"Hal yang kelima yang coba saya identifikasi adalah terkait dengan relasi sosial si anak baik relasi sosial dengan teman-teman sebaya maupun dengan orang tua atau keluarga maupun pertemanan di jaring media sosial," katanya.
Sedangkan faktor yang paling dominan, kata Reza, yakni rekasi pertemanan serta relasi keluarga khususnya orangtua yang tidak harmonis.
Sosok Keluarga
Sementara AR, kerabat keluarga korban menyebut, pola pengasuhan APW dan AP (40) terhadap MAS tidak pernah menggunakan cara kekerasan. APW dan AP disebut orangtua yang memiliki tutur kata yang lembut.
"Kalau itu saya berani bilang enggak ada (pola asuh yang keras) sama sekali. Di sini keluarganya lembut semua, ramah, ceria, ya gimana keluarga yang hangat. Enggak ada konflik atau apa," kata AR saat ditemui di Lebak Bulus, Senin (2/12/2024).
Begitu pula dengan sikap MAS kepada keluarga dan orang lain, tidak pernah menunjukkan kekerasan.
MAS dinilai sebagai pribadi yang pendiam, tetapi memiliki keunggulan di bidang akademis.
Namun, MAS juga seseorang yang mudah bergaul dengan anggota keluarganya yang lain.
"Kalau sosok anak ini sebenarnya pendiem ya, cuma dia berbaur dengan sepupunya, main bareng itu akrab. Terus akademisnya juga pinter, kayak anak-anak pada umumnya lah," kata AR.
Oleh karena itu, AR juga mengaku terkejut dengan tindakan yang diduga dilakukan oleh MAS kepada ayah, ibu, dan neneknya.
Pengakuan Tetangga

Tetangga mengungkapkan keseharian keluarga di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan yang dibunuh oleh anaknya sendiri.
Tetangga menyebut bahwa keluarga yang tewas dibunuh oleh anak sendiri merupakan keluarga yang normal pada umumnya.
Bahkan sang nenek, inisial RM dikenal sebagai penghuni lama yang ramah dan gemar membantu tetangga.
Seorang warga inisial RS (70) mengaku sudah mengenal keluarga tersebut sejak tahun 1985.
Keluarga itu sudah mendiami rumah di Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan selama puluhan tahun hingga beranak cucu.
"Saya masuk ke kompleks sini sejak 1985 dan keluarga korban sudah ada sebelum saya (tinggal)," kata RS seperti dikutip Kompas.id yang tayang pada Sabtu (30/11/2024).
Maka dari itu tetangga korban mengaku teramat kaget dengan peristiwa Sabtu dini hari tersebut lantaran keluarga itu dikenal ramah.
RS lalu mengenang perempuan berinisial RM, salah satu korban yang dibunuh oleh MA (14).
Dalam kesehariannya, RM dikenal sangat ramah dan suka menolong terhadap sesama.
Bahkan, RM selalu berkegiatan sosial. "Setiap ada warga yang meninggal, ibu RM adalah orang yang paling sibuk mempersiapkan pemakaman," katanya.
Hal itu juga diungkapkan oleh rekan kerja RM, Damy (55).
Menurut Damy, RM ialah sosok yang ramah dan baik kepada keluarganya.
"Setiap ada keluarganya yang sakit, Ibu RM tidak segan untuk membiayai," katanya.
Bukan saja sang nenek yang dikenal ramah, cucunya, MA, yang tega menghabisi nyawa ayah dan neneknya itu juga dikenal pribadi yang ramah.
RS semula juga tak menyangka bahwa pelaku pembunuhan itu ialah MA. Sebab MA merupakan anak yang baik dan sopan terhadap tetangga.
Sosok Ibunda
Sosok ibunda dari remaja MAS menjadi sorotan. Pasalnya sang ibunda sempat membagikan postingan di media sosial terkait prestasi pelaku.
Akun Twitter bernama @saya160560 mengaku bahwa ia sempat berbincang dengan ibunda terduga pelaku pembunuhan yakni Mita di bulan Oktober 2024 lalu.
Disinyalir Mita sempat mengurai ambisinya yakni agar sang putra tunggal, MAS bisa berkuliah di Universitas Indonesia.
"Kebetulan ini (terduga pelaku) siswa bimbingan saya dan saya pernah ngobrol lumayan la dengan ibunya di bulan Oktober lalu. Dari obrolan ini saya paham gimana pola orang tua nya mendidik anaknya karna si anak ini anak tunggal dan orang tuanya pengen si anak LuLus ke UI," tulis akun @saya160560.
Tak cuma itu, akun tersebut juga mengungkap kejadian sebelum insiden pembunuhan terjadi.
Kejadian tersebut diduga jadi pemicu konflik di keluarga korban dan terduga pelaku.
Yakni ibunda pelaku marah nilai try out alias uji coba ujian sang putra tidak sesuai ekspektasi.
"Saya sih sedikit percaya karena ini anak kebetulan siswa saya dan saya pernah ngobrol lama dengan ibunya kalau mereka ingin anaknya nanti kuliah di ilmu komputer UI karena kebetulan ayahnya seorang programer. Kamis anaknya masih ke bimbingan dan orang tuanya masih merespon chat saya di hari Kamis ketika saya bagikan hasil TO siswa. Saya khawatir karna hasil TO anaknya gak sesuai ekspektasi orang tuanya si anak di omelin dengan keras. Karna ibunya sendiri pernah bilang ke saya kalau mereka agak sedikit keras ke anaknya," pungkas akun @saya160560.
Terkait sosok terduga pelaku pembunuhan, akun yang mengaku sebagai guru MAS itu mengungkap fakta.
Bahwa terduga pelaku adalah sosok yang pendiam namun cerdas.
"Anaknya pintar, rajin memang agak pendiam kalau saya ngajar si anak ini terus menunjukkan tanda kalau dia lelahh dan setiap kali sya tanya dia gak mau menjawab terlalu terbuka. Tapi, apapun itu si anak tetap salah dan jadi pembelajaran untuk kita semua," kata akun saya160560.
Sosok Ayah
Ayah yang dibunuh anak sendiri di Lebak Bulus ternyata seorang dosen. Argadipa alias (APW) berusia 40 tahun bersimbah darah usai ditusuk anaknya, MAS.
Tak sendiri, istrinya, Mitha alias AP (40) juga terluka akibat tusukan MAS. Neneknya, Ruth Megawati alias RM (69) turut ditusuk oleh MAS.
Kini terungkap bahwa ayah MAS ternyata seorang dosen. Dia mengajar di salah satu kampus swasta di Jakarta.
Dilihat dari akun Linkedin.com, APW merupakan alumni SMA Negeri 46 Jakarta. Dia kuliah di Bina Nusantara.
Pengalaman karirnya pun terbilang mentereng. APW pernah bekerja sebagai Senior Software Engineer, lalu Information Technology Project Manager di Me Creative, pernah juga menjadi Director Of Academic Computing.
Beda bidang dengan APW, AP justru berkarir mengikuti jejak ibunya. Ruth berprofesi di bidang properti. Kini AP, ibu MAS juga bekerja di bidang tersebut.
Kini, Polres Metro Jakarta Selatan telah memeriksa ponsel milik MAS (14), remaja pembunuh ayah dan nenek di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan.
Hasilnya, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Ade Rahmat Idnal menyebut tidak ada hal-hal mencurigakan dalam ponsel MAS itu.
"Sudah diperiksa. Sementara hal-hal yang janggal dari handphone yang bersangkutan belum ada," kata Ade saat dihubungi, Senin (2/12/2024).
Ade juga menyebut, temuan dalam ponsel MAS hanyalah hal-hal normal yang dilakukan oleh anak pada umumnya.
"Masih normal (seperti) pada anak umumnya seusia yang bersangkutan," kata Ade.
Sedangkan, penyidik Polres Metro Jakarta Selatan memeriksa enam orang saksi terkait kasus anak berinisial MAS (14) membunuh ayah kandung dan neneknya.
Tiga dari enam saksi yang diperiksa yaitu pihak sekolah tempat pelaku menempuh pendidikan.
"Tadi dari kepala sekolah, dari guru BP, serta dari dewan guru SMA di mana anak yang berkonflik dengan hukum datang ke Polres Jakarta Selatan," kata Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi, Senin (2/12/2024).
Nurma menjelaskan, pemeriksaan pihak sekolah dilakukan untuk mendalami keseharian pelaku selama proses belajar mengajar.
Berdasarkan kesaksian kepala sekolah dan dua guru lainnya, pelaku MAS tergolong siswa yang berkelakuan baik dan ramah.
"Tadi (pihak) sekolah sudah juga kami mintai keterangan. (Pelaku) anaknya baik, ramah," ungkap Nurma.
Selain itu, lanjut Nurma, MAS juga termasuk siswa yang berprestasi di sekolahnya.
"Kemudian cenderung memang pintar, dan itu yang kami dapat dari keterangan sekolah, karena memang keseharian dari anak berinteraksi dengan guru itu baik," ujar dia.
"Tidak ada gejala yang aneh kalau menurut keterangan dari guru. Terus dari guru BP juga tidak ada yang aneh-aneh," imbuhnya. (TribunJakarta/Wartakota/Kompas/TribunnewsBogor)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.