Viral di Media Sosial
Ditanya Soal Kasus Gus Miftah Hina Pedagang Es Teh, Gus Baha: Semoga Diampuni oleh Allah Ta'ala
Jawaban bijak pendakwah Gus Baha terkait kasus Gus Miftah menghina penjual es teh viral di media sosial.
TRIBUNJAKARTA.COM - Jawaban pendakwah asal Rembang, Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha viral di media sosial.
Di akun x, jawaban Gus Baha ketika ditanya jemaah soal viralnya kasus Gus Miftah yang menghina pedagang es teh, Sunhaji banjir pujian hingga menjadi trending.
Dalam acara di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta pada Kamis (5/12/2024) kemarin, seorang jemaah bertanya mengenai asal-usul dan sejarah dari panggilan 'Gus' sebagai penanda seorang ulama di Tanah Jawa.
Namun pertanyaan itu mulanya dihubungkan dengan kasus viralnya Gus Miftah ke Sunhaji.
"Hari-hari ini sedang ramai berita tentang seorang Gus yang mungkin berceramah dengan kalimat yang kurang baik. Mungkin maksudnya guyon tapi melukai hati orang lain. Sebenarnya sejarah panggilan Gus ini seperti apa?" tanya seorang jemaah pria itu dikutip Tribun Jakarta, Jumat (6/12/2024).
Gus Baha menanggapi dengan candaan dan doa di depan tamu yang hadir.
Kemudian ia melanjutkan dengan mengatakan jika tak bermain sosial media.
"Ini yang provokatif dulu itu ya? Semoga diampuni oleh Allah Ta'ala," jawab Gus Baha.
"Saya tuh nggak medsosnya dengar-dengar laporan macam-macam mah tentang sekian pihak itu," sambungnya.
Selanjutnya, ia mulai memberikan penjelasan mengenai kisah Nabi Musa.

"Begini suatu saat cerita di kitab Ihya suatu saat Nabi Musa itu salat Istisqo. Itu Doa apa aja sudah dipakai, nggak mandi. Nabi Musa loh.
Kata Allah, Innafihim namaman di komunitas anda yang ikut salat tuh ada yang adu-adu, namam provokator. Maka kamu doa kayak apa nggak akan saya ijabahi.
Nabi Musa ya gampang Gusti tunjukkan orang itu siapa nanti saya usir dari majelis
Jawabnya Allah itu lucu, saya ini orang yang mengharamkan namam , menharamkan namimah (adu domba). Kalau saya menunjuk orang itu, berarti saya juga namam.
Intinya Allah itu terus mengabaikan sekian peristiwa namam," jawabnya.
Terakhir, ia menutup jawabannya dengan mengatakan jika dirinya merupakan 'Gus' yang asli.
Sehingga menimbulkan gelak tawa dari tamu seisi ruangan.
"Jadi kalau pertanyaan provokatif, terus kayak gitu tuh pasti diabaikan oleh Allah Ta'ala. Karena nanti repot itu. Memang saya termasuk gus yang asli itu jelas sekali," pungkasnya.
Di sini, para warganet memuji jawaban bijak Gus Baha.
"Gus Baha + Quraish Shihab. Pol adem tenan. Jawabane menunjukan keilmuan dan adab yang baik. Ga ono sing tersakiti," kata @jawafess.
"Gus Baha itu the next level. Di acara itu saja beliau enggan menjelekkan gus satunya. Beliau paham betul pertanyaan itu provokatif. Maka dijawab dengan hati-hati. Dprd ngundang Miftah mending Gus Baha, wes jelas bgt sanad ilmune + alim e oraa umummmm," ucap @tukangmaidoo0.
"Gus baha, beliau orang yg agung dan sangat diagungkan. menjunjung tinggi adab jauh diatas ilmu," kata @viscabarca99_.
Viral di Media Sosial
Potongan video yang memperlihatkan Gus Miftah mengeluarkan kata-kata kasar kepada bapak penjual es teh di acara pengajian yang digelar oleh Calon Bupati Magelang Sudaryanto-Trijaya di Lapangan Soepardji, Mungkid, Magelang, 20 November 2024 viral.
Bahkan 'Miftah' menjadi trending topik teratas di makun X (dulunya Twitter) hingga Selasa (3/12/2024) malam.
Diketahui, dalam video yang beredar tersebut, Gus Miftah yang duduk di atas panggung seolah mengolok-olok bapak penjual es teh tersebut.
Mulanya, Gus Miftah bertanya lebih dulu apakah es teh tersebut masih ada. Kemudian diikuti denan kalimat yang kurang pantas.
"Es tehmu seh okeh ra? (Es teh mu masih banyak?) masih? Yo kono didol goblok (Ya sana dijual bodoh),” ucap Gus Miftah.
Ucapan itu pun langsung disahuti oleh gelak tawa oleh para hadirin yang datang.
Gus Miftah kemudian langsung melanjutkan guyonan tersebut.
"Dolen disek, nko lak durung payu, wes, takdir (Jual dulu, kalau belum laku, sudah, takdir)” ucapnya lagi.
Imbas dari perkataan itu, Gus Miftah pun mendapatkan komentar negatif.
Warganet juga merasa prihatin dengan bapak penjual es teh itu.
"Yang tau alamat bapak penjual es dan no yang bisa dihubungi boleh ya dm aku, aku nangis nonton video ini sakit sekali hatiku, andai itu bapaku sendiri aku gakan terima :’)," kata @elsyandria.
"Memanusiakan Manusia itu
Memang Sulit.
Makanya adab lebih diatas ilmu.
Bisa bedakan mana Manusia yg berilmu dan beradab meski berbeda profesi.
Semoga Bapak penjual Es nya Lapang dada ya Bapak, smoga Allah memudahkan jalan rizki Bapak... Amin..," kata @msobri99.
Gus Miftah Mundur dari Jabatan
Usai meminta maaf ke publik dan Sunhaji, kini Miftah Maulana Habiburrahma atau Gus Miftah menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden
Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Keputusan itu sebagai buntut viralnya ucapan Gus Miftah yang menghina penjual es teh, Sunhaji dalam sebuah pengajian.
Dikutip dari akun Youtube TribunJogja.com, Gus Miftah membacakan surat pengunduran diri sebagai Utusan Khusus Presiden pada Jumat (6/12/2024).
"Yang saya hormati bapak Presiden Republik Indonesia, Bapak Wakil Presiden serta seluruh Rakyat Indonesia yang saya cintai," kata Gus Miftah membuka pernyataannya.
Ia lalu mengutip ayat 26 surat Ali Imran yang berisi
"Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai Allah, Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu"
"Hari ini dengan segala kerendahan hati dan ketulusan dan dengan penuh kesadaran saya ingin sampaikan sebuah keputusan yang telah saya renungkan dengan sangat mendalam setelah berdoa. Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden
Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan," katanya.
Gus Miftaf mengatakan keputusan itu diambil tanpa tekanan dan permintaan dari siapapun. Gus Miftah yang terlihat menangis bicara bahwa keputusan itu diambil arena rasa cinta hormat dan tanggungjawab dirinya kepada Presiden Prabowo Subianto dan masyarakat.
"Keputusan ini bukan suatu akhir atau langkah mundur melainkan awal untuk berkontribusi kepada bangsa dan negara dengan cara lebih luas dan beragam," kata Gus Miftah terbata-bata.
Ia mengutip ucapan seseorang yang berjiwa kstaria bahwa jabatan itu hanya titipan sementara. Oleh karena itu sebagai seorang pendakwah dan pelayan umat, ia merasa bahwa pengabdian kepada bangsa dan negara Indonesia tidak terbatas pada jabatan dan kedudukan tapi mencakup seluruh ruang.
Gus Miftah kembali menyampaikan rasa terimakasih yang tulus kepada Presiden Prabowo Subianto yang memberikan kepercayaan kepadanya sebagai Utusan Khusus Presiden.
"Saya seorang anak berlatar belakang dari jalanan yang bergaul dengan dunia marjinal, premanisme dan klub malam telah diangkat derajat setinggi-tinggi olkeh bapak presiden adalah anugerah yang luar biasa diberikan kepada saya," imbuhnya.
Gus Miftah juga menyampaikan permohonan maaf kepada Presiden Prabowo Subianto.
"(Saya) belum bisa menjadi sesuai yang bapak harapkan dari saya. Sekali lagi saya mengucapkan terimakasih kepada bapak presiden karena saya belajar menjadi seorang ksatira dari bapak presiden," ungkapnya.
Selain itu, Gus Miftah berterimakasih kepada seluruh rakyat Indonesia atas dukungan doa dan kepercayaan yang diberikan selama dirinya menjalankan tugas sebagai Utusan Khusus Presiden.
Sebagai manusia biasa, Gus Miftah mengaku tidak lupu dari kekurangan, kekhilafan dan kesalahan yang diperbuat baik disengaja atau tidak.
"Saya mohon maaf dari lubuk hati yang paling dalam, karena saya yakin kebenaran milik Allah SWT," imbuhnya.
"Saya boleh ada jabatan atau tidak. Saya boleh berhenti dari amanah bapak presiden. Bahkan, saya boleh ada atau tiada sebagai manusia dan warga negara, Indonesia harus tetap ada dan bergerak maju sebagai bangsa dan negara yang satu adil makmur dan bermartabat apapun siatuasi bagaimanapun keadannya," ujarnya.
Gus Miftah berkomitmen untuk belajar serta berkontribusi menjadi bagian dari solusi di negara Indonesia. Gus Miftah sebagai pendakwah mengaku akan tetap menyapaikan pesan persatuan, toleransi dan semangat kebangsaan.
"Keberagaman menjadi kekuatan dan bukan alasan terepcah belah," katanya.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.