Viral di Media Sosial

Terkuak Riwayat Lady Aurellia Pramesti di Kampus, Ternyata Pernah Diminta Jadi Bendum di Unsri

Terkuak sosok Lady Aurellia Pramesti, mahasiswi koas (co-assistant) Universitas Sriwijaya di Palembang, yang belakangan disorot publik. 

|
Istimewa
Viral di media sosial aksi penganiayaan terhadap dokter koas di Palembang. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Terkuak sosok Lady Aurellia Pramesti, mahasiswi koas (co-assistant) Universitas Sriwijaya di Palembang, yang belakangan disorot publik. 

Lady diduga menjadi pemicu aksi penganiayaan terhadap Ketua Mahasiswa Koas, Muhammad Lutfi di sebuah kafe di Jalan Demang Lebar Daun, Palembang pada Rabu (11/12/2024). 

Lady ternyata sempat aktif di dalam organisasi kemahasiswaan. 

Ia pernah tergabung ke dalam anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya sebagai bendahara umum (Bendum) pada tahun 2022. 

Jabatan Lady Aurellia diunggah di akun Instagram BEM FK UNSRI.  

Dalam postingan itu, terungkap laporan pencapaian Lady. 

Namun, postingan itu seketika banjir hujatan dari warga net usai namanya diduga menjadi pemicu penganiayaan dokter koas. 

Anak pejabat

Lady Aurellia juga disebut merupakan anak dari seorang ayah yang merupakan pejabat di Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Dedy Mandarsyah.

Kini nama Dedy Mandarsyah juga turut serta ramai dibicarakan seiring dengan menggaungnya berita penganiayaan dokter koas di Palembang.

Insiden penganiayaan ini diduga dipicu oleh perselisihan mengenai jadwal piket yang diatur oleh korban (Lutfi).

Diduga perselisihan soal jadwal jaga tersebut lantaran LAP hendak pergi berlibur ke Eropa, mengutip TribunBanten.com.

Ibu LAP, disinyalir merupakan Owner Butik ternama di Palembang.

Sang ibu diketahui berinisial SM alias Lina Dedy. 

Beban terlalu berat

Lady membeberkan alasannya meminta ubah jadwal piket.

Ia merasa beban yang ditanggungnya terlalu berat dan mungkin ada perlakuan yang tidak sama. 

Padahal, tingkat stres setiap orang berbeda sehingga perlu disikapi dengan bijaksana. 

Hal itu diungkapkan oleh Kuasa Hukum DT, Titis Rachmawati. 

"Oleh karena itu, kami akan menyampaikan kepada pihak dekan ataupun ketua program studinya supaya permasalahan ini tidak melebar terlalu jauh dan terkesan ada hal-hal yang di luar konteks," ujar Titis seperti dikutip Kompas.id. 

Kronologi

Sebelumnya beredar di sosial media video pemukulan yang dilakukan diduga oleh pihak Lady, yang korbannya adalah seorang dokter koas bernama Lutfi.

Diketahui korban bernama Lutfi yang merupakan seorang chief koas mahasiswa Universitas Sriwijaya.

Dalam video tersebut, korban yang masih mengenakan seragam koas mendapat pukulan bertubi-tubi oleh seorang pria berbaju merah, yang kemudian diketahui berinisial DT. 

Lalu, beberapa orang tampak berusaha melerai. Namun, upaya tersebut tak membuahkan hasil dan pelaku tetap memukuli korban terus-menerus.

Titis Rachmawati, pengacara DT, menjelaskan kronologi penganiayaan terhadap Muhammad Lutfi, dokter koas FK Universitas Sriwijaya, Palembang.

Kejadian itu berlangsung pada Rabu (11/12/2024) di salah satu tempat makan di kawasan Demang Lebar Daun, Palembang.

Mulanya, Lady yang merupakan dokter koas sekaligus rekan Lutfi, datang bersama ibunya, LN, dan DT, ke tempat makan tersebut untuk bertemu Lutfi guna membicarakan terkait penjadwalan kegiatan fakultas kedokteran.

DT merupakan sopir Lady yang masih memiliki ikatan keluarga.

Lady Aurellia Pramesti membeberkan alasannya meminta atur ulang jadwal piket dokter koas.
Lady Aurellia Pramesti membeberkan alasannya meminta atur ulang jadwal piket dokter koas. (Kolase TribunJakarta)

"Ibu LN bertujuan berkomunikasi (dengan korban), mungkin dia mengira anaknya (LD) tidak bisa berkomunikasi dengan sesama koas tersebut," kata Titis saat berada di Mapolda Sumsel, Jumat (13/12/2024).

Saat pertemuan tersebut, LN meminta agar jadwal piket Lady di malam tahun baru diatur ulang. 

Namun, Lutfi dinilai tak menanggapi permintaan tersebut sehingga DT merasa kesal hingga terjadi penganiayaan.

"Menurut dia (DT), korban itu tidak merespons seperti itu saja. Kalau orang tidak direspons, itu tidak ditanggapi, jadi dia (DT) terprovokasi," kata Titis.

"(Pertemuan) hanya tentang penjadwalan kegiatan koas fakultas kedokteran, karena mungkin berbeda umur. Yang satu mahasiswa, memang dia (Lutfi) mempunyai kewenangan beban dari kampusnya. Kebetulan, LD juga mengikuti proses yang sama. Mungkin dari LD ada beban terlalu berat, ada sesuatu yang tidak diperlakukan sama. Ada yang namanya tingkat stres anak-anak ini kan beda. Jadi kita harus sikapi dengan bijak tanpa berlebihan," ungkapnya.

Terkait kejadian itu, Titis memastikan keluarga Lady akan bertanggung jawab secara penuh dan meminta maaf kepada Lutfi atas tindak kekerasan yang dilakukan DT.

Ia berharap kasus ini dapat berakhir damai sehingga keduanya dapat menyelesaikan pendidikan dokter.

"Pasti kami akan lakukan upaya perdamaian. Kita ikuti proses hukum. Kalau dilakukan penahanan, kita ikut," katanya.

Akibat kejadian itu, Lutfi mengalami luka lebam di pelipis kiri, mata lebam memerah, luka di sebagian wajah bagian bawah. 

Respons Unsri

Pihak Universitas Sriwijaya (Unsri) angkat bicara dengan insiden pemukulan yang dialami oleh salah satu mahasiswa mereka, dokter koas Muhammad Lutfi. 

Unsri membentuk tim investigasi internal guna mengidentifikasi permasalahan, mendalami fakta dan mencari jalan penyelesian terbaik. 

Rektor Unsri, Taufiq Marwa mengatakan pihaknya tidak menoleransi segala bentuk kekerasan, baik di dalam maupun di luar lingkungan kampus. 

Karena itu, mereka telah membentuk tim investigasi untuk turut melakukan penyelidikan mendalam terkait peristiwa tersebut. 

Hasil investigasi itu pun siap mendukung penanganan kasus yang telah diproses Polda Sumsel. 

"Sebagai lembaga pendidikan, kami berharap kasus ini dapat diproses dengan baik, adil dan transparan demi memberikan kepastian hukum dan rasa keadilan untuk semua pihak. Kami juga menegaskan komitmen mendukung proses penyelidikan kasus ini dan bekerja sama sesuai dengan prosedur yang berlaku," kata Taufiq. 

Selain meminta semua pihak tidak memperkeruh situasi, pihaknya terus berupaya memastikan bahwa seluruh sivitas akademikan Unsri bisa menjalani kegiatan pendidikan dalam lingkungan yang aman, kondusif dan saling menghargai. 

"Ini bentuk tanggung jawab dan kepedulian kami kepada semua warga Unsri, terkhusus mahasiswa. Kami harapkan para mahasiswa Unsri bisa menjadi pemimpin masa depan yang berilmu dan beretika," katanya. 

 

 

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved