Pilkada DKI 2024
Alasan Pram-Rano Menang Pilkada Jakarta Tanpa Megawati, Pengamat Ungkap Oranye Kalahkan 14 Warna
Warna oranye yang menjadi identitas paslon Pramono Anung-Rano Karno sukses membawa kemenangan di Pilkada Jakarta 2024.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Warna oranye yang menjadi identitas paslon Pramono Anung-Rano Karno sukses membawa kemenangan di Pilkada Jakarta 2024.
Rupanya hal itu bukan kebetulan, melainkan strategi yang disiapkan.
Pengamat politik Yunarto Wijaya membaca warna oranye membuat Pram-Rano menjadi sosok baru yang bukan PDIP.
Keduanya memang diusung partai banteng, namun untuk memenangkan kontestasi politik Jakarta, PDIP yanhg identik dengan merah saja tidak cukup.
Sebab, perolehan Pileg DPRD Jakarta 2024, PDIP hanya mendapat 14 persen suara.
Sedangkan lawannya, Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus pengusung Ridwan Kamil-Suswono berisi 14 partai.
Mereka menguasai 85 persen suara parlemen berdasarkan hasil Pileg.
Ke-14 partai itu adalah Gerindra, PKS, Golkar, Demokrat, NasDem, PSI, PKB, Gelora, PBB, Perindo, PAN, PPP, PKN serta Garuda.
"Kalau dia hanya menunjukkan diri saya merah dan saya solid pasti kalah secara matematika jumlahnya cuma 14 persen lawan 86 persen sudah pasti kalah," kata pria yang akrab disapa Toto itu dikutip TribunJakarta.com dari acara Si Paling Kontroversi akun Youtube Metro TV, Minggu (15/12/2024).
Toto pun memberikan kritik kepada Ridwan Kamil yang ingin menunjukkan dukungan Jokowi dan Prabowo Subianto.
Ia lalu menunjukkan tiga mitos di Pilkada Jakarta. Pertama, pemenang Pilkada Jakarta selalu pasangan nomor tiga.
Lalu, pemenang Pilkada Jakarta ternyata yang surveinya lebih rendah. Terakhir, koalisi kecil yang memenangkan Pilkada Jakarta.
"Artinya apa? masyarakat Jakarta enggak suka ngelihat sekedar anak manja yang kemudian jualan di belakang saya ini banyak partai tokoh besar. Yang namanya kerasnya kota Jakarta kan enggak pernah menerima anak manja, dia menerima orang yang bekerja keras dan orang yang kemudian koalisinya kecil otomatis akan punya kesadaran lebih untuk turun di lebih banyak titik blusukan akan lebih banyak bertemu dengan warga dibanding nunjukin siapa bekingan saya," ungkapnya.
Tanpa Megawati
Beda dengan Ridwan Kamil-Suswono yang "digendong" dukungan dua presiden, Jokowi dan Prabowo, Pram-Rano justru tidak menonjolkan sosok presiden di belakangnya, Megawati Soekarnoputri.
Megawati adalah Ketua Umum PDIP yang memerintahkan langsung Pram-Rano untuk bertarung di Jakarta.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.