Cuaca Jakarta Hari Ini

Prakiraan Cuaca di Malam Tahun Baru 31 Desember 2024, Beberapa Wilayah di Indonesia Hujan Lebat

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap prakiraan cuaca termasuk potensi hujan lebat saat malam tahun baru 2025.

Freepik/rawpixel.com
Ilustrasi. 

TRIBUNJAKARTA.COM  - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap prakiraan cuaca termasuk potensi hujan lebat saat malam tahun baru 2025.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, pihaknya memperkirakan seruak dingin (cold surge) akan menimbulkan hujan dengan intensitas lebat pada malam tahun baru 2025.

Seruak dingin adalah fenomena yang terjadi ketika massa udara dingin dan kering dari Asia bergerak.

Fenomena ini bisa menyebabkan cuaca ekstrem, seperti hujan lebat, angin kencang, dan banjir.

Namun, Dwikorita menyebut, fenomena badai tropis di Laut China Selatan menghalangi seruak dingin menuju Indonesia.

"Bermunculan bibit siklon bahkan badai tropis di Laut China Selatan itulah yang menghalangi (seruak dingin) harusnya meluncur ke arah Indonesia bagian barat selatan menjadi melemah," katanya dalam konferensi pers Update Kondisi Cuaca Indonesia Jelang Malam Pergantian Tahun 2024, Minggu (29/12/2024).

Menurut Dwikorita, seruak dingin itu dapat kembali menguat.

Namun, dampaknya akan memengaruhi cuaca Indonesia setelah 1 Januari 2025.

Meski begitu, BMKG memperkirakan gelombang atmosfer dan bibit siklon tetap berpengaruh terhadap cuaca Indonesia pada 31 Desember 2024-1 Januari 2025.

Oleh sebab itu, BMKG mengimbau masyatakat waspada potensi hujan lebat terutama tadi di wilayah Kalimantan Barat dan Jawa Timur.

"Namun secara umum lebih kondusif karena udara dingin itu sudah sangat lemah," imbuhnya.

Lalu, bagaimana prakiraan cuaca hujan di Indonesia pada Selasa (31/12/2024) dan Rabu (1/1/2025)?

Ini Kata BMKG Wilayah berpotensi hujan malam tahun baru 2025 BMKG dalam Prospek Cuaca Sepekan ke Depan melaporkan, Indonesia diperkirakan masih menghadapi potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologi menjelang pergantian tahun.

Cuaca ekstrem terjadi salah satunya karena faktor potensi hujan yang meningkat di sebagian wilayah akibat fenomena La Nina lemah.

Kondisi tersebut ditambah angin Monsun Asia yang menguat, gelombang atmosfer aktif, dan potensi bibit siklon dan sirkulasi siklonik di Samudra Hindia sebelah selatan kepulauan maritim Indonesia.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved