Viral di Media Sosial

KRONOLOGI Viral Ibu Cekcok dengan Pramugari Batik Air di Vietnam: Anaknya Rewel Ogah Pakai Seatbelt

Kejadian itu direkam dan dibagikan oleh salah satu penumpang bernama Egie @fegiegie di akun Instagramnya. 

|
Kolase TribunJakarta
Viral seorang penumpang cekcok dengan pramugari Batik Air di Bandara Hanoi, Vietnam pada Minggu (5/1/2025). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Keributan di dalam sebuah kabin pesawat Batik Air viral di media sosial.

Seorang ibu-ibu terlibat cekcok dengan pramugari pesawat tersebut. 

Kejadian itu direkam dan dibagikan oleh salah satu penumpang bernama Egie @fegiegie di akun Instagramnya. 

Berdasarkan video yang dibagikannya, penumpang yang duduk di kabin dekat jendela terlihat mencak-mencak ke arah pramugari

Ia terdengar sangat marah dengan pramugari tersebut. 

Dari narasi yang dibagikan Egie, ternyata pertikaian itu dipicu dari anak dari penumpang itu yang ogah pakai seatbelt pesawat

"Intinya dia itu udah dibilang baik-baik sama pramugarinya kalau harus pakai seatbelt karena mau takeoff, tapi anaknya enggak mau pakai seatbelt."

"Terus pramugarinya bilang SOP-nya emang harus pakai seatbelt. Tapi masih ngeyel ini orang baru naik pesawat mungkin," tulis Egie. 

Meski sudah diingatkan kembali, penumpang itu bersikukuh bahwa sang anak tak mau pakai seatbelt

Alhasil, pesawat belum bisa lepas landas lantaran harus meladeni penumpang yang sukar untuk mengerti peraturan pesawat

Menurut Egie, pesawat tertunda untuk berangkat sekitar 1 jam. 

"Jadi drama nungguin dia lah 1 jam. Tantrum (anaknya) enggak jelas. Sampai orang di bisnis class nawarin mau enggak tukeran seat karena lama banget kita nunggu."

"Akhirnya airport police turun tangan, sampai penumpangnya bilang "Don't be like ur mom kids"," katanya. 

"Sumpah ada aja ketemu orang aneh. Terus kita naik pesawat harus transit kan di KL. Gara-gara dia orang-orang yang di KL (Kuala Lumpur) juga harus delay karena nungguin kita emang beneran ini ibu-ibu laen kali naik private jet deh," tulisnya.

Dikonfirmasi secara terpisah oleh TribunJakarta, Egie mengatakan peristiwa viral itu terjadi pada Minggu (5/1/2025) di Bandara Hanoi, Vietnam. 

Ia mengalami peristiwa tak mengenakkan itu setelah menghabiskan waktu liburan di Vietnam dan hendak pulang balik ke Indonesia. 

"Penerbangan dari Vietnam ke KL (Kuala Lumpur buat transit) tapi jadinya dari KL ke Indonesia juga delay," katanya. 

Anak penumpang tersebut, katanya, merupakan perempuan berusia sekitar 3 atau 4 tahun. 

"Udah bisa ngomong juga, tapi emang enggak mau dipakaikan seatbelt," ujarnya.

Setelah cekcok, ibu-ibu itu bersama anaknya diminta keluar dari pesawat oleh polisi bandara. 

Menurut Egie, penumpang itu diduga berasal dari Vietnam. 

"Kayaknya sih Vietnam ya, soalnya dia ngomong sama polisi Vietnamnya. Tadinya kita mau take off, jadi balik lagi ke gate parkir pesawatnya buat turunin dia," ujarnya. 

Bahkan ibu-ibu itu awalnya meminta agar manajer bandara untuk menghampirinya. 

"Akhirnya polisi yang datang," katanya. 

Egie pun menyayangkan adanya peristiwa tersebut. 

Pasalnya, gara-gara ibu-ibu cekcok dengan pramugari Batik Air, penerbangan tertunda sampai kurang lebih 1 jam 15 menit. 

Karena pertikaian ini, jadwal penerbangan transit di Kuala Lumpur juga ikut tertunda. 

"Jadinya penerbangan transit di Kuala Lumpur juga ikutan delay karena kita last flight. Kasihan juga Batik Air-nya pramugarinya udah sesuai SOP tapi penumpang masih ngeyel. Terus harus parkir lagi pesawatnya," tambahnya. 

Berita lain: Pilot Batik Air pernah tertidur saat terbangkan pesawat

Pilot dan kopilot maskapai Batik Air pernah viral usai dilaporkan tertidur ketika sedang membawa pesawat dari Bandara Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, menuju Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (25/1/2024).

Peristiwa tersebut diketahui dari preliminary report atau laporan pendahuluan yang dirilis Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

KNKT mengatakan, jenis pesawat yang dikemudikan oleh pilot dan kopilot yang tidur adalah Airbus A320 dengan nomor registrasi PK-LUV.

"Pesawat ini dioperasikan oleh dua pilot dan empat pramugari. Dioperasikan sebagai penerbangan penumpang berjadwal dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (WIII) Jakarta menuju Bandara Halu Oleo (WAWW) Kendari dan pulang pergi," tulis KNKT dalam laporannya seperti dikutip Kompas.com

KNKT menjelaskan, pesawat Batik Air dengan nomor registrasi PK-LUV awalnya melakukan penerbangan pertama dari Jakarta menuju Kendari pada Kamis pukul 02.55 WIB.

Sebelum pesawat terbang, second in command (SIC) atau kopilot memberitahu pilot in command (PIC) atau pilot bahwa dirinya kurang istirahat.

Selanjutnya, pesawat lepas landas menuju Kendari pada ketinggian 10.973 meter.

Dalam perjalanan, pilot menawarkan kopilot untuk beristirahat karena kondisinya yang kurang istirahat.

Kopilot kemudian beristirahat di kokpit dan tidur sekitar 30 menit. Pada saat itu, pilot mengambil alih tugas kopilot sebagai pilot monitoring (PM).

KNKT menuliskan, kopilot terbangun sebelum pesawat mulai turun.

Saat pesawat mendekati Kendari, Air Traffic Control (ATC) Kendari menginformasikan cuaca di bawah standar minimum untuk pendaratan dan bandara masih ditutup.

"Pesawat kemudian melakukan holding sekitar 30 menit di Waypoint ESGIX yang terletak 14 Nm dari bandara pada bearing 260," jelas KNKT.

Menurut KNKT, pesawat mendarat di Kendari pada pukul 07.48 waktu setempat menggunakan runway 26 dan parkir di apron parkir stand nomor 4.

"Selama transit ini, kedua pilot menyantap mi instan di kokpit. Setelah penurunan penumpang selesai, proses boarding penumpang untuk penerbangan pulang ke Jakarta dimulai," jelas KNKT.

Setelah proses boarding selesai, pesawat mulai bergerak untuk penerbangan pulang menuju Jakarta dengan nomor penerbangan BTK6723.

Kedua pilot menggunakan headset untuk memantau komunikasi radio pengontrol lalu lintas udara dengan pengeras suara kokpit menyala dengan volume minimal.

Ketika pesawat berangkat dari Kendari menuju Jakarta, pilot bertindak sebagai PM dan kopilot sebagai pilot flying (PF).

Ketika pesawat mencapai ketinggian jelajah 10.973 meter, keduanya melepas headset dan volume pengeras suara kokpit ditingkatkan.

Pilot pun meminta izin istirahat kepada kopilot.

Sebenarnya, pilot sempat terbangun untuk melakukan percakapan di luar tugas selama sekitar 30 detik, tetapi ia kembali melanjutkan istirahat.

Pilot tidur

Pilot tidur Selama terbang, kopilot meminta untuk terbang dengan pos 275 derajat untuk menghindari kondisi cuaca buruk ke area control center (ACC) Makassar dan disetujui.

Ia lalu berkomunikasi dengan awak pesawat melalui interfon untuk menanyakan kondisi penumpang karena merasa pesawat mengalami turbulensi ringan.

Awak pesawat menanggapi kopilot dan menjelaskan bahwa kondisi penumpang baik-baik saja.

Kopilot kemudian melapor ke ACC Makassar bahwa pesawat tersebut terbang dengan arah 250 derajat.

ACC Makassar menerima laporan pilot dan menginstruksikan untuk kembali melaporkan ketika pesawat sudah aman dari kondisi cuaca buruk.

Selanjutnya, ACC Makassar menginstruksikan BTK6723 untuk menghubungi Air Traffic Controller (ATC) ACC Jakarta.

Kopilot pun melakukan kontak awal dengan ACC Jakarta.

BTK6723 diinstruksikan untuk mengikuti KURUS 2G Standard Instrument Arrival (STAR) dan melaporkan ketika pesawat bersih dari kondisi cuaca buruk.

Saat itu, pesawat sedang terbang dengan arah 250 derajat dan berada di sekitar 125 Nm sebelah timur Waypoint KURUS.

Kopilot tertidur

Setelah membaca kembali instruksi ACC Jakarta, kopilot secara tidak sengaja tertidur.

Setelah 12 menit transmisi terakhir yang tercatat dari kopilot, ACC Jakarta menanyakan kepada BTK6723 berapa lama pesawat harus terbang pada pos saat itu atau pada 250 derajat.

Namun, tidak ada jawaban dari kopilot.

ACC Jakarta lalu menelepon BTK6723 dan tidak ada respons dari pilot.

Beberapa upaya untuk menghubungi BTK6723 telah dilakukan ACC Jakarta, termasuk meminta pilot lain untuk menghubungi BTK6723.

Lagi-lagi, tidak ada satu pun panggilan yang ditanggapi.

Sekitar 28 menit setelah transmisi terakhir yang tercatat dari kopilot, pilot terbangun dan menyadari bahwa pesawat tidak berada pada jalur penerbangan yang benar.

Pilot kemudian melihat kopilot sedang tidur dan membangunkannya.

Pada waktu yang hampir bersamaan, pilot menanggapi panggilan dari pilot lain dan ACC Jakarta.

Selanjutnya, pilot memberi tahu ACC Jakarta bahwa BTK6723 mengalami masalah komunikasi radio dan sudah teratasi.

Penerbangan kemudian dilanjutkan dan mendarat di Jakarta dengan lancar.

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

 

 

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

 

 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved