10 Tahun Bukalapak Hingga Tutup Marketplace, Pernah Jual Mobil Mini Cooper Rp 12 Ribu ke Driver Ojol
10 tahun sudah Bukalapak mewarnai dunia e-commerce Indonesia hingga akhirnya menutup marketplace mereka.
TRIBUNJAKARTA.COM - 10 tahun sudah Bukalapak mewarnai dunia e-commerce Indonesia hingga akhirnya menutup marketplace mereka.
Berdiri sejak 10 Januari 2010 oleh tiga pemrakarsa, Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Fajrin Rasyid, Bukalapak kini mengumumkan transformasi.
Perusahaan teknologi yang memiliki misi menciptakan ekonomi yang adil untuk semua itu mengumumkan hanya akan menjual produk virtual.
"Kami ingin menginformasikan bahwa Bukalapak akan menjalani transformasi dalam upaya untuk meningkatkan fokus pada Produk Virtual. Sebagai bagian dari langkah strategis ini, kami akan menghentikan operasional penjualan Produk Fisik di Marketplace Bukalapak," tertulis di blog Bukalapak, Selasa (7/1/2025).
Produk virtual yang dimaksud ada 24 jenis, yakni:
- Pulsa Prabayar
- Paket Data
- Token Listrik
- Listrik Pascabayar
- Prakerja
- Bukasend
- Angsuran Kredit
- BPJS Kesehatan
- Air PDAM
- Telkom
- Pulsa Pascabayar
- TV Kabel dan Internet
- Pajak PBB
- Penerimaan Negara
- Voucher Streaming
- Bayar Denda Tilang
- Bayar PPh Final
- Bayar PPN
- Bayar PPh 21
- Bayar SBN
- Bayar Bea
- BPJS Ketenagakerjaan
- BMoney
- Voucher Digital Emas
Perjalanana Bukalapak
Mengutip Kompas.com, sejak Bukalapak buka pada Januari 2010 oleh tiga pendiri, pengenalannya dimulai pada era booming sepeda lipat hingga fixed-gear, dengan motor utama komunitas penggemar sepeda.
Platform ini menjadi wadah bagi masyarakat untuk menjual berbagai jenis sepeda dan aksesori bersepeda.
Seiring waktu, Bukalapak memperluas kategori produknya dan mencatat rata-rata transaksi harian sebesar Rp 500 juta pada tahun 2013, dengan lebih dari 80.000 penjual yang bergabung.
Pada Januari 2020, terjadi perubahan kepemimpinan di Bukalapak. Pendiri Bukalapak Ahmad Zaky mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan CEO Bukalapak terhitung efektif tanggal 6 Januari 2020.
Ini merupakan kelanjutan dari rencana jangka panjang perusahaan memasuki dekade kedua dan dalam rangka membangun bisnis e-commerce yang berkelanjutan.
Dalam keterangan resmi yang diperoleh Kompas.com, terjadi pergantian CEO dari sebelumnya Achmad Zaky digantikan oleh Rachmat Kaimuddin. Achmad Zaky kemudian berposisi sebagai penasihat Bukalapak, Tech Startup Mentor. Selain itu, dia juga akan menjadi pemimpin Yayasan Achmad Zaky.
Dengan perubahan ini, maka komposisi petinggi Bukalapak terdiri dari Rachmat Kaimuddin sebagai CEO, Fajrin Rasyid sebagai Presiden dan Co-Founder, Nugroho Herucahyono sebagai Chief Technical Officer (CTO) dan Co-Founder, Willix Halim sebagai Chief Operating Officer, Natalia Firmansyah sebagai Chief Financial Officer, dan Teddy Oetomo sebagai Chief Strategy Officer.
Setelah Zaky, Nugroho Herucahyono dan Muhamad Fajrin Rasyid juga mengundurkan diri dari perusahaan. Pergantian ini menandai perubahan strategi perusahaan dalam menghadapi persaingan di industri e-commerce.
Pada 27 Juli 2021, Bukalapak mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten BUKA. Langkah ini menjadikan Bukalapak sebagai salah satu perusahaan teknologi Indonesia yang berhasil melakukan penawaran umum perdana (IPO) di pasar modal. Namun, pada Januari 2025, Bukalapak mengumumkan akan menghentikan operasional penjualan produk fisik di platform marketplace mereka.
Kini masyarakat tidak bisa lagi membeli barang-barang elektronik hingga kebutuhan sehari-hari di situs toko online itu.
Bukalapak akan berfokus pada pertumbuhan perusahaan dan entitas anak untuk memberikan manfaat bagi pemangku kepentingan, terutama pemegang saham.
Dengan perubahan strategi ini, Bukalapak berharap dapat memperkuat posisinya dalam ekosistem produk virtual dan memberikan layanan terbaik kepada pengguna di industri digital.
Jual Mini Cooper Rp 12 Ribu
Bukalapak juga sempat terkenal dengan berbagai promo hari belanja online nasional (Harbolnas).
Pada 2018, promo Harbolnas Bukalapak membuat geger lantaran menjual mobil Mini Cooper senilai Rp 700 jutaan dengan harga Rp 12 ribu.
Dari ribuan pembeli, setelah diacak, Mini Cooper itu terjual kepada seorang driver ojek online bernama Dedi Haryadi.
Ayah tiga anak yang tinggal di bilangan Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel) itu mendatangi langsung kantor Bukalapak, saat itu di bilangan Kemang Timur, Jakarta Selatan, pada Senin (17/12/2018).
Menyisir rapi rambutnya, Dedi menjajal langsung duduk di jok Mini Cooper miliknya, berdampingan dengan Bos Bukalapak saat itu, Achmad Zaky.
"Masih kayak ngambang," ujar Dedi sambil tertawa selepas menjajal sendiri mobil barunya.
Dengan berbagai pertimbangan, Dedi pun memutuskan untuk menjual kembali mobil mewah itu di Bukalapak, dan hanya mendapat uangnya.
"Kalau duit buat apa saja enak, yang jelas buat kebutuhan keluarga," ujarnya.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Di Balik Bukalapak Tutup Marketplace Produk Fisik, Ada Eks Menteri hingga Anak Mantan Presiden |
![]() |
---|
Geger Bukalapak Tutup Marketplace: Simak Profil Direksi dan Komisarisnya, Ada Putri Gus Dur |
![]() |
---|
Bukalapak Umumkan Setop Jual Produk Fisik, Hanya Sisakan Pelayanan Transaksi 24 Produk Virtual |
![]() |
---|
Persiapan Mudik Lebaran 2024, Ini 5 Cara Isi Saldo e-Toll Mandiri Lewat Shopee hingga LinkAja |
![]() |
---|
Jelang Mudik Lebaran 2024, Ini 5 Cara Isi Saldo e-Toll Mandiri Lewat Shopee hingga Tokopedia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.