Penganti STY Jadi Pertaruhan Politik Erick Thohir, Berkaca Daya Rusak Saat Ridwan Kamil Maju DKI
Pengganti Shin Tae-yong jadi pertaruhan politik Ketum PSSI Erick Thohir pada Pilpres 2029. Berkaca daya rusak saat Ridwan Kamil maju Pilkada Jakarta.
TRIBUNJAKARTA.COM - Pengganti Shin Tae-yong di kursi pelatih Timnas Indonesia dinilai jadi pertaruhan politik Ketua Umum PSSI Erick Thohir pada Pilpres 2029.
Hal itu melihat resistensi publik saat PSSI tiba-tiba memecat pelatih asal Korea Selatan itu.
Analisa tersebut dikemukakan pengamat politik Adi Prayitno.
Ia mengingatkan daya rusak yang menimpa Ridwan Kamil saat maju dalam Pilkada Jakarta 2024.
"Ketika Shin Tae-yong (STY) dipecat oleh PSSI orang kemudian bertanya-tanya ini adalah menjadi pertaruhan dari politik dan karirnya Pak Erick di masa yang akan datang," kata Adi dikutip TribunJakarta.com dari akun Youtube Adi Prayitno Official, Kamis (9/1/2025).
"Kalau pengganti Shin Tae-yong itu mampu membawa Indonesia jauh lebih hebat dan lebih mantap, Pak Erick Thohir itu pasti akan dibayangkan sebagai calon pemimpin populer di 2029 tentu sebagai kandidat baik sebagai calon presiden ataupun sebagai calon wakil presiden," sambungnya.
"Tapi sebaliknya ketika Pak Erik thahir itu misalnya membuat harapan publik di Indonesia sepak bola kita itu tidak sesuai dengan harapan performa persepak bolaan kita jauh di bawah rata-rata di tangan pelatih yang baru, ini tentu agak rumit bagi Erick Thohir mendapatkan simpati," tambahnya.
Adi mengatakan sepak bola terkait dengan kepentingan politik di Indonesia. Meskipun hal tersebut menjadi polemik.
Namun, Adi tidak menutup mata bahwa sepak bola dikaitkan dengan urusan politik di Indonesia.
Pasalnya, banyak pengurus olah raga yang terkait dengan unsur politik.
Adi mengungkit Erick Thohir yang berstatus pejabat negara yakni BUMN. Tetapi lebih banyak status yang dibicarakan saat Erick Thohir memimpin PSSI.

"Sejak jadi menteri zamannya Jokowi sampai hari ini orang justru berbicara Erick thohir itu karena lebih dikaitkan dengan urusan persepakbolaan dibandingkan dengan urusan terkait dengan kinerjanya di bidang BUMN. Kan itu yang saya sebut dengan politik," imbuhnya.
Adi lalu mengungkit Ridwan Kamil yang maju dalam kontestasi Pilkada Jakarta 2024. Mantan Gubernur Jawa Barat itu mengalami resistensi karena lekat dengan bobotoh atau pendukung Persib Bandung.
Sedangkan, Jakarta merupakan markas The Jakmania pendukung Persija Jakarta.
"Beberapa waktu yang lalu Ridwan Kamil ingin maju dalam Pilgub Jakarta. Yang paling resisten dan menjadi daya rusak terhadap Ridwan Kamil karena Ridwan Kamil itu dianggap pendukung bobotoh dan haram hukumnya maju di Pilkada Jakarta yang mayoritas Jakarta adalah pendukung The Jak," kata Adi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.