Sudin Kesehatan Jakarta Timur Belum Temukan Warga Terjangkit HMPV

Sudin Kesehatan Jakarta Timur menyatakan belum menerima laporan kasus warga terkonfirmasi Human Metapneumovirus (HMPV).

|
Penulis: Bima Putra | Editor: Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Warga beraktivitas menggunakan masker di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (1/3/2020). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membentuk Tim Tanggap COVID-19 guna mengantispasi penyebaran virus korona di Jakarta pasca telah diterbitkannya Instruksi Gubernur DKI Nomor 16 Tahun 2020 tentang peningkatan kewaspadaan terhadap risiko penularan COVID-19 atau virus Corona di DKI Jakarta. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, JATINEGARA - Suku Dinas (Sudin) Kesehatan Jakarta Timur menyatakan belum menerima laporan kasus warga terkonfirmasi Human Metapneumovirus (HMPV).

Kepala Sudin Kesehatan Jakarta Timur, Herwin Meifendy mengatakan berdasar hasil pemantauan pada 10 kecamatan tidak ditemukan adanya kasus, namun warga tetap diminta waspada.

"Sejauh ini belum ada laporan warga terkonfirmasi virus HMPV. Tapi kita imbau warga waspada dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS)," kata Herwin, Sabtu (11/1/2025).

Dijelaskannya virus yang diidentifikasi pertama kali di Belanda pada 2001 ini dapat memicu infeksi pernapasan dengan gejala serupa flu, seperti batuk, pilek, demam, serta sakit tenggorokan. 

Kelompok rentan yang mudah terpapar virus adalah Balita, orang dewasa berusia 65 tahun ke atas, pasien dengan sistem imun lemah, dan pasien dengan penyakit pernapasan kronis.

"Cara penularan HMPV bisa kontak langsung dengan penderita. Melalui droplet (percikan air liur dari orang terinfeksi), dan sentuhan dengan permukaan terkontaminasi," ujarnya.

Untuk mencegah penularan warga diimbau menjaga kebersihan tangan, mengonsumsi pola makan sehat, dan bila sakit agar mengenakan masker ketika beraktivitas.

Herwin menuturkan pengobatan ketika seseorang terkonfirmasi HMPV di antaranya agar pasien harus banyak istirahat, hidrasi, oksigenasi dan perawatan suportif.

"Bagi yang sudah masuk kategori berat, pengobatan dapat ditambah dengan mengonsumsi obat antivirus," tuturnya.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved