Makna Pertemuan Bersejarah Sultan HB X di Merapi Bersama Pemuda Lintas Agama

Sri Sultan HB X bersama para ketua umum organisasi pemuda lintas agama ke Gunung Merapi, Sleman Yogyakarta pada Senin (20/01/2025) lalu. 

Istimewa
Sri Sultan HB X bersama para ketua umum organisasi pemuda lintas agama ke Gunung Merapi, tepatnya di Nawang Jagad, Kaliurang, Pakembinangun, Sleman Yogyakarta pada Senin (20/01/2025) lalu.  

Pohon Indonesia harusnya tumbuh mekar dan menghasilkan buah  kesejahteraan, keamanan dan kenyamanan bagi para penduduk nya. Sementara akar pohon adalah kerajaan kerajaan nusantara yang telah membentuk perlintasan agama, budaya dan tradisi dan melahirkan republik indonesia

"Oleh karena itu, kita harus melihat sejarah di mana Indonesia berasal dari kumpulan kerajaan-kerajaan. Oleh karena itu, Indonesia jangan dipisahkan dari akarnya yakni kerajaan-kerajaan yang dulu membangun negara Indonesia. Tugas bangsa Indonesia adalah memupuk dan merawatnya  dengan menyiram, memberi pupuk, membersihkan dari rumput ilalang dan memberi jalan sinar matahari untuk terus bisa hidup sehat tumbuh berkembang dan maju," ujarnya.

Menurut Addin, nilai luhur yang berasal dari kerajaan-kerajaan merupakan kearifan lokal. Oleh karenanya membangun Indonesia  Emas harus menggunakan kearifan lokal sebagai akar pembangunan. 

"Kearifan lokal harus menjadi akar yang akan menguatkan pohon ke-Indonesiaan.  Pohon ini akan dirawat oleh dahan dan ranting kebhinnekaan. Ia akan menghasilkan buah dan bungan persatuan, kesejahteraan, kemajuan, serta ketahanan bangsa dan negara,“ ujar Addin.

Pemuda Aktif Berperan
 
Sahat MP Sinurat melihat kerjasama ini dari sudut pandang sejarah. 

Kata dia, Keistimewaan Yogyakarta menjadi penting karena selain status kerajaan yang berdiri sejak tahun 1755, namun juga karena keterlibatannya dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Tentang hubungan erat antara pemuda dan Kraton Yogyakarta harus dilihat dari adanya benang merah pada 19 Agustus 1945. 

Momentum itu terjadi ketika Sultan HB IX mengumpulkan para pemimpin kelompok pemuda yang jumlahnya mencapai 100 orang di bangsal kepatihan. 

Dalam pertemuan tersebut, Sultan HB IX menyampaikan pidato yang kutipannya antara lain: "Menurut sejarah, di mana terjadi perubahan besar dan mendadak seperti yang terjadi di Tanah Air kita sekarang, pemuda senantiasa memegang peranan,"ujar Sahat.

Pertemuan kali ini sangat tepat. Menurut Sahat, pertemuan ini  sangat bersejarah dan isinya sama. Kraton dan pemuda membahas dan bertekad merawat dan menumbuhkan bangsa Indonesia beserta alam dan segala isinya.

Dari kacamata lingkungan hidup, Wiryawan menegaskan dibutuhkannya komitmen merawat bumi dengan menghindarkan dunia dari bencana besar.  Kegiatan penanaman pohon, menurutnya, merupakan bentuk komitmen para pemuda Indonesia dan Keraton Yogyakarta untuk sama-sama merawat alam Indonesia. 

"Jika alam sudah kita rawat maka alam akan bersahabat dengan segala isiannya, merawat alam sama artinya dengan merawat Indonesia dan merawat dunia dari ganasnya bencana,“ ujarnya.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved