Pengamat Minta Prabowo Perhatikan 3 Hal Ini di Pemerintahannya Ketimbang Terlena Tingkat Kepuasan

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM - Pakar komunikasi politik dari UIN Jakarta, Gun Gun Heryanto menanggapi tingkat kepuasan publik yang cukup tinggi di awal pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Pasalnya, Gun Gun menyebut apa yang tertuang dalam sejumlah survei bahwa tingkat kepuasan publik begitu tinggi di awal pemerintahan Prabowo-Gibran sejatinya bukanlah hal yang terlalu istimewa.

"Bahwa ada persepsi publik yang diukur, itu persepsi biasa saja. Kebetulan tingkat kepuasan publik itu tinggi," kata Gun Gun kepada wartawan di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (23/1/2025).

Menurutnya, apa yang tercermin melalui survei belum merepresentasikan seluruhnya di lapangan.

"Apakah ini merepresentasikan hal yg ideal, ya belum tentu karena sekali lagi persepsi itu tergantung pada stimulus.

Mungkin 100 hari pertama stimulus program populis itu lumayan banyak seperti makan bergizi gratis, pelayanan kesehatan, melanjutkan BLT dan program populis lainnya yang langsung dirasakan masyarakat bawah," papar Gun Gun.

Menurut akademisi ini, ketimbang terlena dengan tingkat kepuasan, ia menyarankan Prabowo untuk fokus pada tiga hal dalam pemerintahannya.

"Pertama itu penting untuk memosisikan lebih mendalam, misalnya apakah kementerian-kementerian sekarang sudah memiliki roadmap untuk 5 tahun dan itu dirilis gak karena kan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional)
belum ada," tuturnya.

Gun Gun menegaskan bahwa road map semacam itu penting untuk dijadikan acuan bersama dalam menilai jalannya pemerintahan.

Saran kedua dari Gun Gun yakni terkait keberfungsian pemerintah menyangkut manajemen data, komunikasi dan biroktasi.

"Misalnya BLT mau dilanjutin, kita bukan anti BLT tapi data terintegrasinya itu udah dibenerin apa belum," ujar Gun Gun.

Sedangkan saran ketiga darinya untuk diperbaiki di masa pemerintahan Prabowo yakni harus ada kedisiplinan dalam menempatkan seluruh informasi di kementerian.

"Jangan sampai muncul paradoks dari hal yang diinginkan dengan yang dirasakan akinbat gap komunikasi. Contohnya misalnya kalau kita perhatikan, kementerian harus sinergi siapa yang jadi penyaji informasi dan siapa yang jadi koki informasi," paparnya.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya