Polemik Gas Tiga Kilogram

Menteri Bahlil Dilabrak Bapak-bapak saat Tinjau Pangkalan Gas, Reaksi Sang Menteri Disorot Warganet

Menteri Energi Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia dilabrak seorang bapak-bapak. Peristiwa tersebut terjadi saat Bahlil meninjau Pangkalan Gas LPG.

|
TribunTangerang/Gilbret Sem Sandro
BAHLIL DILABRAK WARGA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM RI, Bahlil Lahadalia 'disemprot' warga di Pangkalan Gas LPG 3 kg Budi Setiawan di Jalan Palem Raya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Provinsi Banten, Selasa (4/2/2025). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Bahlil Lahadalia dilabrak seorang bapak-bapak.

Peristiwa tersebut terjadi saat Bahlil meninjau Pangkalan Gas LPG 3 kg Budi Setiawan di Jalan Palem Raya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Provinsi Banten.

Berdasarkan pantauan TribunTangerang.com pada Selasa (4/2/2025), saat melakukan peninjauan Bahlil didampingi oleh Wali Kota Tangerang terpilih, Sachrudin dan jajaran Pemerintah Kota Tangerang.

Setibanya di lokasi, Bahlil langsung masuk ke dalam pangkalan untuk berinteraksi dengan pemilik dan menanyakan stok ketersediaan gas yang disubsidi oleh pemerintah tersebut.

Selanjutnya ia keluar untuk menemui ratusan masyarakat yang telah mengantre sejak pagi hari dan mendengar keluhan yang disampaikan saat berjuang mendapatkan gas untuk memasak itu.

Momen tersebut juga dimanfaatkan oleh salah seorang pria bernama Effendi guna menyampaikan pendapatnya. 

"Bapak punya alat untuk bertindak, bukan rakyat yang dikorbankan," ucap Effendi.

"Iya," kata Bahlil sambil tersenyum.

"Itu yang pertama yang kedua kalau kami disuruh antre di subpangkalan, persyaratannya apa?," tanya Effendi.

"Enggak ada persyaratan," jawab Bahlil.

"Satu KTP, KTP itu privasi," kata Effendi.

"Saya pikir bapak sekarang ambil dulu, bapak antre, penjelasan negera begitu, kita pengen bapak dapat harga yang baik, tidak ada kelangkaan," respon Bahlil.

Dengan nada sedikit emosi, pria tersebut menilai kebijakan yang diterapkan pemerintah sangat menyengsarakan warga menengah ke bawah.

"Saya sekarang lagi masak pak, saya tinggal demi antre gas doang," ujar Effendi di hadapan Bahlil.

"Bukan masalah ambil gasnya, anak kami lapar pak, butuh makan, butuh kehidupan pak, loginya berjalan dong pak," imbuhnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved