Bahlil Lahadalia Bantah Gas 3 Kg Langka, Rocky Gerung: Tak Usah Dibantah, Selesaikan Saja Masalahnya

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia membantah bahwa ketersediaan gas bersubsidi 3 kg di pasaran langka, namun Rocky Gerung menilai sebaliknya.

Tribunnews/Irwan Rismawan dan Kompas.com/Zintan Prihatini
POLEMIK GAS MELON - Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia membantah bahwa ketersediaan gas 3 kg langka di pasaran. (Kiri foto) Akademisi Rocky Gerung memberikan keterangan saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (4/8/2023). Dalam keterangannya, Rocky Gerung, mengaku tak akan berhenti menjadi kritikus terhadap kebijakan pemerintah siapapun Presidennya. (kanan foto). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyampaikan keterangan kepada wartawan di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2025). (Tribunnews/Irwan Rismawan dan KOMPAS.com/ZINTAN PRIHATINI) 

TRIBUNJAKARTA.COM - Di tengah polemik gas 3 kg yang sulit dijangkau rakyat, Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia membantah bahwa ketersediaan gas bersubsidi tersebut di pasaran langka. 

Namun, Pengamat politik, Rocky Gerung, menilai sebaliknya. 

Ia mengatakan Bahlil tak perlu membantah terkait kelangkaan gas 3 kg. 

Bahlil hanya perlu menyelesaikan masalah polemik itu. 

"Faktual memang ada kelangkaan, kan laporan dari on the spot, laporan dari Jawa Barat, di Serang itu kan jelas memang di beberapa daerah itu langka. Jadi, enggak usah dibantah oleh Pak Bahlil, selesaikan aja masalah itu," ujar Rocky dikutip dari Youtube Rocky Gerung Official yang tayang pada Selasa (4/2/2025). 

Kelangkaan gas elpiiji 3 kg bersubsidi menimbulkan keresahan sosial. 

Pemerintah, kata Rocky, harus mendudukkan persoalan secara detail. 

"Ini kan jadi semacam peristiwa yang akan numpang di dalam peristiwa itu (kelangkaan gas 3 kg), yaitu ketidakbecusan pemerintah numpang dalam peristiwa itu, kecurigaan pada kongkalikong numpang dalam peristiwa itu, tuduhan bahwa ada penimbunan numpang dalam peristiwa itu. Kan semua itu menimbulkan keresahan sosial," katanya. 

Rocky mengkhawatirkan kondisi rakyat, terutama kaum emak-emak yang kesulitan memperoleh gas 3 kg. 

Pemandangan antrean rakyat membeli gas 3 kg belakangan ini yang terjadi di banyak daerah menandakan peradaban yang tidak pancasilais. 

"Kalau keresahan sosial itu sudah tiba di ubun-ubun emak-emak, enggak ada urusan lagi dengan penjelasan argumentatif dari pemerintah. Jadi kepastian atau secara psikologis emak-emak atau ibu-ibu ruma tangga sebut saja keluarga miskin yang harusnya diberi kesempatan pertama itu akhirnya kita lihat antre panjang ratusan meter kan bukan peradaban pancasilais," pungkasnya. 

Persoalan sulitnya beli gas 3 kg

Dikutip dari Kompas.com, pemerintah melakukan penataan distribusi elpiji 3 kilogram (kg) dengan memutuskan untuk menghapus pengecer, alias warung kelontong, yang tidak bisa lagi menjual elpiji subsidi.

Kebijakan ini berlaku mulai 1 Februari 2025. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa selama ini tahapan distribusi elpiji subsidi dilakukan dari PT Pertamina (Persero) ke agen, lalu ke pangkalan, dan barulah ke pengecer.

Namun, kebijakan terbaru memutuskan untuk menghentikan distribusi ke pengecer, melainkan pembelian harus dilakukan langsung oleh masyarakat ke pangkalan resmi Pertamina.

Sayangnya, sebaran pangkalan Pertamina tidak sebanyak pengecer.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved