Reza Indragiri Soroti Razman Nasution yang Kerap Marah-marah, Pertanyakan Hanya Siasat atau Tabiat

"Sampai saya sebagai sarjana psikologi berulang kali berpikir, Abang ini memang tabiat atau hanya strategi hukum, agar semua orang, hakim, polisi, jaksa fokus kepada memberikan perhatian kepada pernyataan abang?" ucap Reza Indragiri.

"Kalau marah itu hanya kadang-kadang, ini istilahnya state. Dan ini wajar, semua orang, termasuk saya"

"Marah kadang diperlukan agar orang tahu tentang suasana hati kita,"

"Agar orang paham, bahwa kita sedang bersungguh-sungguh,"

"Dalam ruang sidang amarah perlu dipertontonkan, agar pihak lain tahu bahwa masalah ini harus diperhatikan secara serius, dan diperdebatkan secara sungguh-sungguh," imbuhnya.

Akan tetapi marah menjadi tidak wajar dan menganggu, jika disampaikan atau diluapkan dalam setiap kesempatan.

Pengacara yang memiliki tabiat pemarah, bisa dianggap tidak kompenten.

Pasalnya untuk mengendalikan dan membantu dirinya sendiri saja kesulitan. 

"Tapi beda kisah kalau amarah disampaikan secara membabi buta, pengacara yang memang pemarah, akan tampak tidak kompeten tampak tidak profesional, tampak dengan mudah kehilangan kendali diri," kata Reza Indragiri.

"Sehingga dengan mudah muncul pertanyaan besar, bagaimana mungkin bisa mengendalikan klien, kalau mengendalikan amarah diri saja tidak bisa,"

"Jadi ini marah dalam kondisi kepribadian atau ini hanya taktik untuk memenangkan pertarungan di hadapan majelis hakim?" imbuhnya.

Reza Indragiri lalu menceritakan peristiwa terdakwa mengamuk dan memaki hakim juga pernah terjadi di India.

Saat itu hakim langsung melaporkan sang terdakwa ke polisi.

Namun mereka juga meminta pihak berwajib untuk memeriksa kondisi psikologi terdakwa.

Bukan tanpa tujuan, hal tersebut dilakukan agar hakim mengetahui hukuman atau rehabilitasi yang harus diberikan kepada terdakwa tersebut.