Soal Dugaan Serangan Siber, Bank DKI Minta Nasabah Tak Khawatir: Hanya Pemeliharaan Sistem 

Bank DKI menyampaikan permohonan maaf atas gangguan sistem yang terjadi sejak akhir Maret 2025 kemarin.

Istimewa
PERMOHONAN MAAF BANK DKI - Bank DKI menyampaikan permohonan maaf atas gangguan sistem yang terjadi sejak akhir Maret 2025 kemarin. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Bank DKI menyampaikan permohonan maaf atas gangguan sistem yang terjadi sejak akhir Maret 2025 kemarin.

Sekretaris Perusahaan Bank DKI Arie Rinaldi bilang, gangguan sistem terjadi akibat adanya pemeliharaan sistem.

“Bank DKI menyampaikan bahwa saat ini kami tengah melakukan upaya terbaik untuk segera menyelesaikan proses pemeliharaan sistem tersebut,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Kamis (3/4/2025).

Adapun pemeliharaan sistem dilakukan dengan tujuan untuk peningkatan keandalan serta penguatan keamanan sistem yang dimiliki.

Untuk itu ia meminta para nasabah tak khawatir dan bila ingin melakukan pengaduan agar dapat menghubungi call center Bank DKI di nomor 1500-351.

Selain itu, nasabah juga bisa mengirimkan pesan melalui media sosial resmi Bank DKI maupun mengunjungi kantor cabang/kantor cabang pembantu terdekat yang beroperasi selama libur lebaran untuk melakukan pengaduan.

“Bank DKI memastikan dana nasabah tetap aman dan berkomitmen untuk memastikan setiap permasalahan yang dihadapi nasabah sebagai akibat dari perbaikan ini akan diselesaikan sebaik-baiknya,” tuturnya.

Sekretaris Perusahaan Bank DKI Arie Rinaldi dinobatkan sebagai pemimpin terpopuler 2023.
Sekretaris Perusahaan Bank DKI Arie Rinaldi . (Istimewa)

Sebelumnya, anggota Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Justin Adrian Untayana blak-blakan mengungkap dugaan adanya serangan siber kepada Bank DKI

Hal ini diungkapkan Justin setelah mendapatkan aduan soal gangguan layanan bank pelat merah itu sejak tanggal 29 Maret di mana para nasabah kesulitan untuk melakukan transfer antarbank.

Gangguan ini pun disebutnya masih berlangsung sampai saat ini.

Bahkan, nasabah yang ingin melakukan transfer antarbank harus menarik uang mereka terlebih dahulu, baik melalui ATM maupun kantor cabang dan menyetorkannya ke bank tujuan secara manual.

Justin pun meminta agar pimpinan Bank DKI melakukan langkah-langkah tegas terhadap gangguan hukum yang mungkin sebenarnya terjadi.

“Momentum gangguan ini menimbulkan tanda tanya tersendiri bagi kami, karena sekitar satu bulan lalu di fraksi kami baru saja menerima aduan masyarakat terkait adanya aktivitas peretasan sistem elektronik perbankan yang merugikan Bank DKI. Berdasarkan informasi yang kami dapatkan tersebut, nominal kerugiannya juga tidak sedikit,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Kamis (3/4/2025).

Justin menerangkan bahwa pihaknya belum berkesempatan untuk menelusuri lebih lanjut aduan tersebut, akan tetapi, ia meminta pihak Bank DKI untuk segera melaporkan indikasi serangan siber kepada lembaga penegak hukum bilamana hal itu benar terjadi.

“Kami mendorong Dirut Bank DKI untuk segera melibatkan pihak penegak hukum untuk menyelidiki gangguan tersebut," ujarnya.

Sekretaris Fraksi PSI DPRD Jakarta, Justin Adrian saat berbicara soal sengitnya persaingan para pencari kerja di program 'Menyambut Jakarta Baru, channel Youtube TribunJakarta Official, tayang Rabu (5/2/2025). Justin banyak bicara soal pengangguran di Jakarta.
Sekretaris Fraksi PSI DPRD Jakarta, Justin Adrian saat berbicara soal sengitnya persaingan para pencari kerja di program 'Menyambut Jakarta Baru, channel Youtube TribunJakarta Official, tayang Rabu (5/2/2025). Justin banyak bicara soal pengangguran di Jakarta. (Tribun Jakarta)

Justin juga menegaskan bahwa Bank DKI tidak semestinya berdiri sendiri bilamana sedang menghadapi serangan siber.

“Bank DKI tidak berdiri sendirian dalam menghadapi kejahatan siber. Ada rekan-rekan Bank Indonesia, OJK, Polri, dan Kejaksaan yang dapat membantu menguak serta menjerat pihak-pihak mana saja yang terlibat,” lanjutnya.

Justin mengingatkan pimpinan Bank DKI kalau langkah tegas seperti itu diperlukan untuk menjaga kepercayaan nasabah yang menjadi kunci dalam keberlangsungan dan keberhasilan bisnis perbankan ke depannya.

“Dalam kasus ini, Dirut Bank DKI beserta jajaran harus ingat bahwa kepercayaan nasabah sangat penting bagi mereka. Pada tahun 2023 lalu, sebanyak 2,23 juta pengguna mengakses aplikasi JakOne Mobile dan mempercayakan uang mereka kepada Bank DKI,” paparnya.

“Kami khawatir gangguan yang dialami oleh para nasabah akan menurunkan kepercayaan nasabah terhadap Bank DKI. Jangan sampai para nasabah melakukan bank rush atau penarikan uang dalam jumlah besar secara bersamaan, karena jika itu terjadi, maka Bank DKI sendiri yang akan dirugikan,” lanjutnya.

(TribunJakarta)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved