Viral di Media Sosial

Kunci yang Bisa Mengubah GRIB Jaya Hercules Sendiri, Hendropriyono Singgung Sosok Jafar Umar Thalib

Mantan Kepala BIN, AM Hendropriyono, mengatakan yang bisa mengubah ormas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya ialah Hercules sendiri.

|
(Tangkapan layar YouTube Rhenald Kasali dan KompasTV, Kompas.com/Himawan).
POLEMIK ORMAS - Mantan Kepala BIN, AM Hendropriyono, mengatakan yang bisa mengubah ormas GRIB Jaya ialah sosok Hercules sendiri. (Tangkapan layar YouTube Rhenald Kasali dan KompasTV, Kompas.com/Himawan). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono, mengatakan yang bisa mengubah ormas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya ialah sosok sang ketua umum sendiri, Hercules

Hendropriyono mengibaratkan seperti penyakit kanker yang menjangkiti tubuh. 

"Mengatasi kanker yang membunuh sel-sel kita, harus sel kita sendiri. Sekarang kan banyak caranya pakai macem-macem, jenis pengobatan nuklir. Keluarkan sel-sel kita, diproses di luar dimasukkan lagi, kemudian disuruh lawan (penyakitnya). Jadi, yang melawan tuh sel kita sendiri," ujar Hendropriyono seperti dikutip YouTube Prof Rhenald Kasali yang tayang pada 4 Mei 2025. 

Demikian juga dengan penanganan ormas GRIB Jaya yang dikonotasikan sebagai ormas preman. 

Hendropriyono mengatakan Hercules sendiri lah yang bisa mengubah persepsi masyarakat terhadap ormas GRIB. 

"Agen perubahan premanisme ini adalah dia (Hercules) sendiri. Jadi, kalau mau mengubah GRIB ini menjadi sesuai keinginan kita, suruh si Hercules bersihkan sendiri. Ini yang saya sebut, penggalangan dan operasi 4 Sama."

"Jadi harus sama-sama hidup, sama-sama bekerja, sama-sama berunding, sama-sama berjuang untuk menghapuskan premanisme. Suruh (Hercules) dia ngabisin sendiri," katanya. 

Hendropriyono lalu membandingkan dengan sosok 'preman berjubah',  Jafar Umar Thalib.

Ia mengatakan Jafar Umar Thalib diminta secara paksa untuk mengubah laskarnya. 

"Kita juga suruh dia sendiri yang memberhentikan, 'kalau tidak kamu saya punya blackmail'. Jadi, saya banyak sekali bantu, memang bantuan itu untuk menjebak," katanya. 

Hercules, Korban konspirasi global

Di tengah perseteruan Hercules dengan sejumlah purnawirawan TNI, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Tahun 2001-2004, AM Hendropriyono, mengungkit masa lalu sang eks preman tersebut. 

AM Hendropriyono bercerita bahwa Hercules dan juga para prajurit TNI yang kala itu terlibat dalam perang Timor Timur adalah korban dari konspirasi global.

Mereka terpaksa terlibat dalam perang di Timor Timur karena diotaki oleh Amerika Serikat. 

Saat itu, Front Revolusioner untuk Kemerdekaan Timor Timur (Fretilin) dianggap Amerika sebagai penganut komunis.

"Dia (Hercules) dan para prajurit kita, adalah korban dari konspirasi global. Yang nyuruh kita ke Timor Timur dulu siapa? Amerika. Dia (Amerika) mau balas kekalahannya di Vietnam."

"Jadi tahun 1974 dia (Amerika) kalah, 1975 kami (TNI) ini masuk termasuk saya, bulan Februari masuk operasi Seroja, dia (Amerika) yang suruh, dikasih mobil, juga utility banyak sekali. Kita enggak punya mobil (saat itu)," ujar Hendropriyono seperti dikutip dari YouTube Prof Rhenald Kasali yang tayang pada Minggu (4/5/2025). 

Mobil-mobil untuk keperluan militer, kata Hendropriyono diangkut dari Vietnam setelah Amerika kalah perang. 

Ia meyakini bahwa atasan-atasannya kala itu juga diperintah oleh Amerika Serikat untuk menyerbu Timor Timur. 

"Saya yakin bos-bos saya dulu karena saya kan masih kapten dulu kan, pasti juga disuruh sampai begitu hebat dan dulu sebelum kita nyerbu itu banyak yel-yel dan slogan 'Viva Amerika', 'Viva United States'," ujarnya. 

Indonesia yang didukung oleh Amerika kemudian menyerbu Timor Timur, yang kala itu sudah ditinggalkan Portugal.

"Jadi, kita mendukung Amerika untuk menyerbu sana selagi Portugal waktu itu dikuasai perwira-perwira revolusioner yang kiri. Jadi memang waktunya sangat tepat sehingga tidak terlalu sulit untuk menguasai."

"Tapi, tahun 1998 kita diusir, diseret, diancam pelanggaran HAM. Artinya dia yang mulai, dia yang mengakhiri kita dikambing congekan," ujarnya. 

Hendropriyono menjelaskan, bahwa Hercules, yang kala itu bertugas sebagai Tenaga Bantuan Operasi (TBO) di Timor Timur, bersama para tentara TNI adalah korban konspirasi internasional. 

Bahkan, ia mengakui dirinya, termasuk para perwira yang bertugas kala itu dan Prabowo Subianto juga korban serupa. 

"Ini semuanya korban konspirasi internasional. Kita jangan lupa kenapa kalau dinilai meresahkan, berarti kan masalah pembinaan, sebenarnya kan bekas teroris, ini bukan bekas teroris ini bekas pahlawan yang sebenarnya harus kita bina secara sistemik," pungkasnya. 

Salah satu anak bangsa dan punya peran
Menurutnya, Hercules ialah seorang anak bangsa yang juga memiliki jasa terhadap bangsa ini.

"Hercules seperti halnya juga setiap orang Indonesia adalah anak bangsa kita, dia dulu juga sebagai TBO (Tenaga Bantuan Operasi), kemudian partisan, itu ikut bahu-membahu bersama kita melaksanakan tugas negara. Waktu itu di Timor Timur yang sekarang menjadi Timor Leste," ujar Hendropriyono seperti dikutip dari Kilat Media yang tayang di YouTube pada Sabtu (4/5/2025). 

Hendropriyono meminta agar pria bernama lengkap Rosario de Marshall tersebut tidak di-bully. 

Pasalnya, perundungan terhadap Hercules sama saja membunuhnya secara perdata. 

"Kalau terus kita ramai-ramai menghujat, semuanya langsung ikut pro dan kontra pada nge-bully itu kan namanya membunuh secara perdata," ujarnya.

Ia melanjutkan saat konflik pecah sehingga Timor Leste menjadi negara merdeka, banyak orang yang pindah ke sana berganti kewarganegaraan. 

Namun, Hercules tetap setia kepada Republik Indonesia.

"Dalam kebersamaannya dengan kita di medan pertempuran, itu tercatat banyak juga jasa dia yang sampai kakinya buntung, dia kan orang berkaki buntung satu, tangannya juga satu, matanya juga satu," katanya.

Panglima Kodam Jayakarta pada tahun 1993-1994 tersebut pun meminta agar Hercules memperbaiki dirinya agar tidak berulah seperti seorang preman. 

Namun, ia juga mengingatkan semua anak bangsa untuk menginstropeksi diri.

"Dia jadi kayak begini kan akibat dari kita, kondisi masyarakat kita secara sosial ekonomi, akhlak kejiwaan, rasa kebangsaan, rasa profesionalisme kita membentuk dia. Kok, jadi seperti ini. Di mana salahnya? Ini lah yang harus kita pikirkan untuk memperbaiki dan rasanya dia itu patut merubah organisasinya menjadi bagaimana yang diharapkan oleh para purnawirawan semua dan rakyat," pungkasnya. 

Hercules kesal dengan Sutiyoso

Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Baru (Grib), Hercules, sebelumnya mengungkapkan kemarahannya terhadap Sutiyoso, purnawirawan jenderal TNI bintang tiga yang juga Gubernur Jakarta (1997-2007). 

Gara-garanya, Sutiyoso berbicara mendukung revisi Undang-Undang Organisasi Masyarakat (UU Ormas) yang wacananya digulirkan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian.

Dalam mengutarakan opininya, Sutiyoso mengungkap pengalamannya bersinggungan dengan ormas yang berlaku bak preman.

Sutiyoso berbicara di Youtube tvOneNews, tayang Minggu (27/4/2025).

Semasa menjabat Panglima Komando Distrik Militer (Kodam) Jaya pada 1996-1997, Sutiyoso yang bertanggung jawab dengan keamanan Jakarta sering berurusan dengan ormas.

Menurutnya, pengalaman dengan ormas yang berlaku layaknya preman sangat tidak menyenangkan.

Hal itu ia rasakan kurang lebih 11 tahun, ditambah masa jabatan Gubernur Jakarta.

"Jadi waktu panglimapun sudah begitu, hiruk pikuknya ibu kota oleh aksi-aksi ormas yang menjelma jadi preman tukang palak, terutama di tempat-tempat hiburan," kata Sutiyoso.

Bang Yos, sapaan karibnya menyatakan dukungannya terhadap wacana revisi UU Ormas.

Ia berharap perubahan aturan juga mentenyuh tata cara berpakaian ormas, yang saat ini dianggapnya mirip tentara.

"Bahwa saya sangat mendukung Pak Tito Mendagri mau merevisi UU Ormas ini. Bukan tingkah laku mereka saja yang harus dievaluasi ya, tapi juga cara berpakaian."

Reaksi Hercules 

Hercules yang mendengar pernyataan Sutiyoso, geram.

Pria bernama lengkap Rosario de Marshal itu menganggap Sutiyoso telah menyinggung ormas.

Sambil mengejek, pemimpin ormas bernama Grib itu meminta Sutiyoso untuk diam.

Hal itu disampaikan Hercules saat memberi dukungan kepada Razman Nasution yang sedang bersidang di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Selasa (29/4/2025).

"Kaya Pak Sutiyoso itu ngapain, Pak Sutiyoso itu gak usahlah menyinggung ormas, sudahlah kalau saya bilang mulutmu sudah bau tanah. Gak usah nyinggung-nyinggung kita," tegas Hercules.

Hercules juga tegas mengatakan, tidak takut terhadap Sutiyoso.

"Orang boleh takut sama Pak Sutiyoso, saya gak takut," jelasnya.

Sambil mengejek, pemimpin ormas bernama Grib itu meminta Sutiyoso untuk diam.

Hal itu disampaikan Hercules saat memberi dukungan kepada Razman Nasution yang sedang bersidang di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Selasa (29/4/2025).

"Kaya Pak Sutiyoso itu ngapain, Pak Sutiyoso itu gak usahlah menyinggung ormas, sudahlah kalau saya bilang mulutmu sudah bau tanah. Gak usah nyinggung-nyinggung kita," tegas Hercules.

Hercules juga tegas mengatakan, tidak takut terhadap Sutiyoso.

"Orang boleh takut sama Pak Sutiyoso, saya gak takut," jelasnya.

 

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved