Warga Kepincut Scan Mata, Sosok Pencetus WorldID Dipecat dari OpenAI, Punya Visa Khusus Indonesia
Aplikasi WorldID membuat warga Jakarta, Bekasi dan Depok kepincut melakukan scan retina mata demi dapat uang. Siapa sosok pencetus WorldID Sam Altman?
TRIBUNJAKARTA.COM - Aplikasi WorldID membuat warga Jakarta, Bekasi dan Depok kepincut melakukan scan retina mata.
Pasalnya, Aplikasi WorldID menawarkan uang ratusan ribu dengan cara daftar melalui rekam data retina.
Sejumlah warga ramai mendatangi kantor layanan aplikasi World, mereka rela memberikan data retina lalu diganjar uang berupa Worldcoin yang bisa dicairkan melalui rekening.
Terkini, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) membekukan sementara Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) layanan Worldcoin dan World ID.
Dua perusahaan yang menaungi kegiatan tersebut, yakni PT Terang Bulan Abadi dan PT Sandina Abadi Nusantara akan dimintai klarifikasi atas dugaan pelanggaran ketentuan penyelenggaraan sistem elektronik.
Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kementerian Komunikasi dan Digital Alexander Sabar, mengatakan upaya ini merupakan langkah yang diambil pemerintah menyusul laporan masyarakat mengenai aktivitas mencurigakan yang berkaitan dengan layanan Worldcoin dan World ID.
Lalu siapa sosok di balik WorldID?
WorldID merupakan proyek yang menggabungkan kecerdasan buatan (AI) dan kripto.
Proyek tersebut diinisiasi oleh pendiri perusahaan kecerdasan buatan OpenAI, Sam Altman bersama Alex Blania dan Max Novendstern.
Sam Altman telah dipecat dari perusahaan induk ChatGPT, OpenAI.
Meskipun Sam Altman merupakan CEO sekaligus pendiri Open AI. Open AI mengatakan, penyelidikan internal menemukan Altman tidak selalu jujur kepada dewan direksi.
"Dia (Altman) tidak secara konsisten jujur dalam komunikasinya dengan dewan, sehingga menghambat kemampuannya untuk melaksanakan tanggung jawabnya," kata perusahaan.
"Dewan tidak lagi percaya pada kemampuannya untuk terus memimpin OpenAI," lanjut pernyataan tersebut. Sementara itu, Sam Altman mengaku senang bekerja bersama orang-orang berbakat di perusahaan OpenAI.
"Ini sangat transformatif bagi saya pribadi, dan semoga dunia sedikit berubah. Yang terpenting, saya senang bekerja dengan orang-orang berbakat seperti itu," ujarnya.
"Akan ada penjelasan lebih lanjut tentang apa yang akan terjadi selanjutnya nanti," imbuh Altman.
Sosok Sam Altman
Sam Altman, keluar dari bangku kuliah untuk merintis startup Samuel Hariss Altman atau Sam Altman adalah seorang pengusaha dan pengembang perangkat lunak asal Amerika Serikat.
Dilansir dari laman Business Insider, Sabtu (18/11/2023), pria kelahiran 22 April 1985 ini memasuki dunia teknologi setelah keluar dari perguruan tinggi pada 2005.
Sama seperti Steve Jobs, Bill Gates, dan Mark Zuckerberg, pria itu berhenti mengejar gelar sarjana Ilmu Komputer di Universitas Stanford setelah dua tahun untuk merintis sebuah perusahaan teknologi.
Dia dan teman sekelasnya memilih fokus pada pembuatan aplikasi seluler Loopt, yang memungkinkan pengguna saling berbagi lokasi.
Loopt bergabung dengan Y Combinator, akselerator utama perusahaan rintisan teknologi atau startup yang turut menenarkan perusahaan seperti Airbnb, Reddit, dan Dropbox. Langkah ini membuat Loopt semakin populer, dan berhasil mengumpulkan modal lebih dari 28 juta euro atau sekitar Rp 471,5 miliar (kurs Rp 16.839 per euro).
Perusahaan rintisan Altman kemudian diadopsi secara luas oleh perusahaan seperti Apple dan Blackberry.
Setelah tujuh tahun, Loopt gagal berkembang, dan perusahaan teknologi keuangan sekaligus bank induk Amerika, Green Dot Corporation, membeli Loopt dengan harga lebih dari 40 juta euro atau sekitar Rp 673,5 miliar.
Meski gagal di Loopt, pada 2014, Altman diangkat sebagai presiden Y Combinator oleh salah satu pendirinya, seorang ilmuwan komputer Amerika, Paul Graham.
Dilansir dari Euronews, Senin (2/10/2023), Altman kemudian bekerja sama dengan bos Tesla Elon Musk, salah satu pendiri LinkedIn Reid Hoffman, serta sponsor lainnya untuk mendirikan OpenAI pada 2015.
OpenAI adalah perusahaan penelitian dan penerapan kecerdasan buatan (AI) yang bertujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan "AI ramah" yang bermanfaat bagi manusia.
Pada 2016, Altman pertama kali mengumumkan bahwa OpenAI tengah membangun General Artificial Intelligence (GAI), sebuah AI yang cocok dengan kecerdasan manusia. Hingga pada 5 Januari 2021, OpenAI merilis DALL-E, AI yang mampu menghasilkan gambar berdasarkan deskripsi pengguna.
Berlanjut ke November 2022, perusahaan tersebut meluncurkan ChatGPT, salah satu model kecerdasan buatan tercanggih saat ini.
Sesuai namanya, ChatGPT merupakan chatbot atau bot percakapan yang mampu menghasilkan teks sesuai permintaan pengguna.
Platform ini memanfaatkan kecerdasan buatan untuk membuat skenario, lirik, cerita, serta presentasi tingkat lanjut. Peluncuran ChatGPT yang membuat jutaan orang terpesona sekaligus ketakutan dengan cepat membuat Altman menjadi sorotan publik. Kondisi tersebut juga mendorong seruan agar Altman bertemu dengan poli
Kembangkan WorldID
Sementara itu, perusahaan yang didirikan untuk mengembangkan World ID adalah Tools for Humanity yang berbasis di San Fransisco, AS dan Berlin, Jerman.
WorldID dikembangkan sebagai sistem identitas supaya orang dapat membuktikan bahwa mereka adalah manusia.
Pemegang World ID dapat memverifikasi identitasnya secara anonim lewat perangkat lunak yang menggunakan protokol WorldID atau dompet yang kompatibel, seperti yang disediakan oleh World App.
Dilansir dari PCMag, cara kerja WorldID adalah memindai retina mata menggunakan perangkat seperti bola yang dinamai Orb.
Orang yang sudah melakukan scan akan mendapat token Worldcoin (WLD) yang dapat diperjualbelikan, seperti Bitcoin atau mata uang kripto lainnya.
Sementara itu, Majalah Time menuliskan, WorldID berguna sebagai identitas digital setelah World Coin menerima pemindaian retina mata.
WorldID bukanlah data biometrik pengguna itu sendiri, tetapi pengenal yang dibuat menggunakan metode kriptografi yang disebut zero-knowledge proofs.
Menurut Altman, login menggunakan World Coin lebih aman dan tidak terkait dengan informasi lain, termasuk email, nama, atau foto pengguna.
Jika aspek teknologi tanpa bukti pengetahuan berfungsi dengan baik, World Coin memungkinkan pemegang ID untuk masuk ke situs tanpa tindakan tersebut dapat dilacak oleh orang lain atau pemerintah manapun.
Warga Dapat Uang
Dikuitp dari Kompas.com, uang yang diberikan World ID setelah warga memindai retina mata merupakan strategi dari pemasaran dan akuisisi nasabah.
Sistem pemindaian retina dengan memberikan imbalan uang mirip seperti pembuatan rekening baru di bank.
Beberapa bank menawarkan bonus saldo tertentu kepada calon nasabah supaya mau membuat rekening kalau tidak memasukkan iuran awal.
Strategi tersebut membuat nasabah mendapat uang bonus, tapi di lain sisi perusahaan juga mendapat pengguna baru, jumlah akun aktif bertambah, dan nilai perusahaan meningkat karena volume pengguna yang banyak.
Sam Altman punya golden visa dari Indonesia Sam Altman yang berada di balik WorldID ternyata memegang golden visa dari pemerintah Indonesia.
Golden visa adalah visa khusus yang diberikan kepada investor untuk mendapatkan izin tinggal dalam jangka waktu lima sampai sepulih tahun.
Pemerintah memberikan golden visa untuk mendukung perekonomian nasional. Pemberian golden visa telah diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM (Permenkumham) Nomor 22 tahun 2023 mengenai Visa dan Izin Tinggal serta Peraturan Menteri Keuangan Nomor 82 tahun 2023 yang diundangkan pada 30 Agustus 2023 Terkait Biayanya.
Dilansir dari laman Ditjen Imigrasi, Sam Altman merupakan orang asing pertama yang memperoleh golden visa dari Indonesia.
Ia menerima visa khusus tersebut dengan subkategori tokoh dunia dengan masa tinggal sepuluh tahun.
Dengan golden visa ini, Sam Altman diharapkan memberi kontribusi bagi pengembangan pemanfaatan kecerdasan buatan di Indonesia.
Ada beberapa fasilitas golden visa yang akan diterima pendiri OpenAI tersebut, yakni:
- Jalur pemeriksaan dan layanan prioritas di bandara
- Jangka waktu tinggal lebih lama
- Kemudahan keluar dan masuk Indonesia
- Efisiensi karena tidak perlu lagi mengurus ITAS ke kantor imigrasi. (Kompas.com/TribunJakarta)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.