Viral di Media Sosial

Cerita Nicho Kilikily Saat Jadi Preman Tanah Abang Bareng Hercules: Sering Beri 'Setoran' ke Aparat

Kala itu, Nicho mengenang dulu ia menarik setoran dan memberikannya kepada aparat sewaktu masih menjadi preman di Tanah Abang. 

Tangkapan layar Nusantara TV dan Kompas.com/Dzaky Nurcahyo
SETORAN KE APARAT - Mantan preman Tanah Abang, Nicho Kilikily yang seperjuangan dengan Hercules di sana mengaku dulu kerap memberikan setoran kepada aparat pemerintah. (Tangkapan layar Nusantara TV dan Kompas.com/Dzaky Nurcahyo). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Mantan preman yang sudah insaf, Nicholas Johan Kilikily menceritakan masa lalunya tatkala masih aktif sebagai preman bareng Hercules

Nicho Kilikily dikenal sebagai 'tangan kanan' dari Hercules

Ia selalu mendampingi Hercules dalam berbagai keperluan.

Kala itu, Nicho mengenang dulu ia menarik setoran dan memberikannya kepada aparat sewaktu masih menjadi preman di Tanah Abang. 

"Ya ada setoran, jadi setoran lebih sering di bulan puasa, karena bulan puasa kan lapak-lapak di Tanah Abang itu per lapak dipungut Rp 600 ribu," ujarnya kepada presenter Donny de Keizer di Nusantara TV yang tayang pada Rabu (7/5/2025). 

Setelah setoran terkumpul, ia lalu membagi dua kepada aparat.

"Biasanya kita bagi dengan pemda, Satpol PP, oknum polisi juga, macam-macamlah. Sisanya buat kami pakai. Biasanya bagi 2," jelasnya. 

Kehadiran para preman sebenarnya ada untungnya juga untuk para pedagang kaki lima di sana. 

Mereka menganggap kehadiran preman sebagai 'beking' mereka ketika petugas menyita gerobak mereka. 

"Terkadang orang sering menyalahkan (kalau) preman itu pemerasan di Tanah Abang. Salah juga, itu bagian daripada (bayar) jasa dia, (misal) satpol pp datang tangkap-tangkapin mereka dibawa ke kecamatan atau walikota, yang datang ke sana saya. Saya yang sering keluarin barang-barang kaki lima," katanya. 

"Ini orang susah, modalnya cuma Rp 1 juta terus ditangkap, diperas lagi untuk keluar dikasih Rp 3 juta. Kalau kita yang datang ke sana enggak sampai. Paling datang langsung keluar, kalau enggak kita ribut,"pungkasnya. 

Sosok Nicho Kilikily

Wilayah Tanah Abang yang dulunya menjadi markas para preman tak terlepas dari sosok Hercules.

Satu di antara teman seperjuangan Hercules kala masih menjadi preman di Tanah Abang ialah Nicholas Johan Kilikily. 

Sudah lama Nicho Kilikily berteman dengan Hercules

Bahkan, Nicho selalu mendampingi sang bos kemana dia pergi. 

Tak heran ia dianggap sebagai 'tangan kanan' dari sosok pria bernama lengkap Rosario de Marshall tersebut. 

Nicho pun mengaku dididik oleh Hercules sebagai preman di sana. 

"Saya jujur aja, saya produk aslinya Hercules. Jadi, waktu Hercules masih dapat jatah 500 perak di Tanah Abang, saya sudah nongkrong di sana," ujar Nicho bercerita kepada presenter Donny De Keizer seperti dikutip dari Nusantara TV yang tayang di YouTube pada Rabu (7/5/2025). 

Nicho menceritakan sekelumit kehidupannya bersama Hercules di sana. 

Kaka Hercules, demikian dia dipanggil oleh Nicho, memegang sendiri kendali perjudian bola-bola setan.

"Kaka Hercules sendiri pegang bola-bola setan di bongkaran, judi. Jadi kita ada di seputaran itu," katanya.

Tak jarang, praktik perjudian yang mereka jaga diendus oleh aparat gabungan.

Bentrokan pun tak terelakkan. 

"Seringkali kan ada operasi gabungan, operasi gabungan itu melibatkan garnisun, polisi, Pol PP semua gabungan. Jadi, dia datang ramai-ramai, tiba-tiba razia senjata tajam atau senjata api," ceritanya.

Nicho yang kerap terlibat bentrokan dengan aparat membuat dirinya disegani oleh teman-temannya di sana. 

Sebab, ia selalu di garda terdepan melawan aparat acapkali terjadi bentrokan. 

"Kadang-kadang temen-temen juga salah kalau melihat-lihat saya. Mereka kan biasa bilang saya berani, sebetulnya bukan berani. Saya itu pingin mati, tapi enggak jadi mati. Karena saya tidak mendapatkan kasih saya orang tua, jadi saat perang saya selalu di depan. Enggak mikir banyak, tetap maju."

"Ternyata enggak mati di tangan polisi, enggak mati di tangan preman, ya hidup sampai sekarang. Jadi, kita harus hidup bermanfaat buat orang-orang (sekarang)," ujarnya.

Kurang kasih sayang

Nicho mengatakan penyebab dirinya terjerumus ke dalam jurang kejahatan kala itu karena kurangnya kasih sayang dari orang tuanya. 

Ia mengaku berasal dari keluarga broken home. 

"Saya berasal dari keluarga broken home, jadi bukan karena saya mau jadi preman. Bapak saya seorang lawyer, jadi kami ini karena kurang kasih sayang ortu akhirnya terjun ke dalam pergaulan bebas. Akhirnya gabung lah saya di Tanah Abang dengan Hercules," ceritanya. 

Nicho merasa mendapatkan perhatian lebih dari kelompok preman di sana. 

Ia melihat solidaritas antar anggota tinggi sekali bahwa mereka senasib sepenanggungan. 

"Preman justru kalau dia sudah dekat dengan seseorang, jangankan bicara orang,  nyawa pun dia bisa pertaruhkan tanpa harus dikasih uang. Dia bisa pertaruhkan nyawa dia, karena dia punya loyalitas itu luar biasa. Setia kawan," katanya. 

Nicho mengaku telah insaf dengan masa lalunya yang kelam. 

Titik balik hidupnya kala itu ketika ia divonis oleh dokter tak bisa selamat. 

"Karena sakit aja, masuk rumah sakit divonis dokter mati tapi masih diberikan kesempatan. Dikasih kesempatan kedua. makanya saya insaf," ujarnya. 

Menurutnya, munculnya preman yang merebak karena permasalahan 'perut'. 

Rasa lapar yang menggigit-gigit perut membuat mereka berani terhadap siapa saja. 

"Jadi, preman-preman ini yang di jalanan kalau ditanya, biasa panggil saya kakak Niko. 'Kakak, kalau orang lapar itu kakak, dia bisa nekat dari tentara sama polisi'. Itu yang bikin mereka berani," pungkasnya. 

 

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

 

 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved