Istri Klaim Lapor Dedi Mulyadi, Aksi Firdaus Oiwobo Biar Tak Masuk Barak: Bulan Depan Makin Ganteng
Kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memasukkan anak bermasalah ke barak militer ikut ditanggapi Firdaus Oiwobo.
TRIBUNJAKARTA.COM - Kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memasukkan anak bermasalah ke barak militer ikut ditanggapi Firdaus Oiwobo.
Pria yang mengaku entrepreneur ini mengunggah video sedang berolahraga menggunakan alat treadmill.
Ia tampak mengenakan kaos berwarna kuning dengan celana pendek dan tak beralas kaki saat berjalan di alat treadmill.
"Hahahaah mau juga balik lg olahraga biarpun 5 menit setelah di laporkan ke @dedimulyadi71," tulis caption akun instagram terverifikasi m.firdausoiwobo_sh yang dikutip TribunJakarta.com pada Senin (19/5/2025).
Video tersebut direkam oleh istri Firdaus Oiwobo yakni Diana Rosidah. Ia mengklaim telah melaporkan suaminya kepada Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
"Tuh setelah dilaporin ke kang dedi mau dia jalan mau dia mulai lagi walaupun cemberut, maka diet yang bener," kata Diana.
"Makanya jangan dibilangin lagi ke Kang Dedi," kata Firdaus Oiwobo sambil berolahraga.
Diana pun meminta Dedi Mulyadi untuk mengangkut suaminya ke barak militer.
"Biar lari terus dipecut," kata Diana.
"Nih udah diet," jawab Firdaus Oiwobo.
"Tapi kalau dia di barak ngabisin nasi enggak?" kata Diana.
"Enggak, lima kali sehari. Udah kurus tuh Kang Dedi, sudah 92 Kg dari 100 Kg. Bulan depan makin ganteng," jawab Firdaus Oiwobo.
Dedi Mulyadi Datangi Barak Militer
Sementara itu, Dedi Mulyadi mengunjungi para siswa yang baru menyelesaikan program pendidikan karakter di Resimen Armed 1/ Sthira Yudha Purwakarta pada Minggu(18/5/2025) pagi.
Ia pun menyoroti kondisi pendidikan nasional yang dinilainya sangat mengkhawatirkan dan bahkan berbahaya bagi para pelajar.
Menurut Dedi, lingkungan luar sekolah saat ini justru lebih berbahaya bagi pelajar ketimbang berada di barak militer.
“Di luar sana banyak pengaruh negatif. Justru di sini (barak militer), anak-anak mendapat pendidikan karakter yang kuat,” ujarnya.
Atas kondisi ini, Dedi menegaskan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap sistem pendidikan nasional.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, kata dia, telah menyiapkan sejumlah langkah konkret untuk memperbaiki situasi ini.
Beberapa langkah yang sudah diterapkan antara lain penerbitan edaran Gubernur yang berisi pembatasan penggunaan handphone di sekolah, larangan menggunakan sepeda motor bagi pelajar, serta penerapan jam malam bagi siswa selama hari sekolah.
"Dengan adanya batasan tersebut, dan tidak dibiarkan oleh orangtua, tentu menjadi langkah positif bagi pendidikan di Indonesia," katanya.
Tak hanya itu, lebih lanjut ia mengatakan, Pemprov Jabar juga akan melanjutkan program pendidikan karakter berbasis militer secara berkelanjutan di berbagai daerah.
Tujuannya, kata Dedi Mulyadi, adalah membentuk kedisiplinan dan mencegah kenakalan remaja yang kian marak, bahkan berpotensi mengarah ke tindak kriminal akibat pengaruh lingkungan yang tidak sehat.
“Kami ingin membentuk generasi muda yang tangguh, berkarakter, dan mampu melawan arus negatif di luar sana,” ujar Dedi Mulyadi.
Ia menilai, program pendidikan karakter ini diharapkan bisa menjadi model baru dalam reformasi pendidikan di Jawa Barat, sekaligus menjadi solusi atas krisis moral di kalangan pelajar saat ini.(TribunJakarta/Tribunjabar)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.