Nada Tinggi Wakil Wali Kota soal Parkir RSU Tangsel 3 Tahun Lalu Pecah di Bentrokan Ormas

Sudah menjadi rahasia umum, parkir Rumah Sakit Umum (RSU) Tangerang Selatan (Tangsel) yang berlokasi di Pamulang dikelola ormas.

Jaisy Rahman Tohir /TribunJakarta
Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan, di kawasan Pasar Ciputat, Jumat (13/5/2022). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Sudah menjadi rahasia umum, parkir Rumah Sakit Umum (RSU) Tangerang Selatan (Tangsel) yang berlokasi di Pamulang dikelola ormas.

Sejak tiga tahun lalu, Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan menggunakan nada tinggi menyatakan akan membereskannya.

Namun, seiring waktu, ucapan Pilar tak mengubah apa-apa.

RSU Tangsel tetap dikelola ormas, dengan tiket parkirnya yang berbayar.

Tiga tahun kemudian, tepatnya pada Rabu (21/5/2025), nada tinggi Pilar menjelma bentrokan yang pecah di parkiran RSU Tangsel, antara ormas dengan pekerja dari PT Bangsawan Cyberindo Indonesia (BCI).

PT BCI merupakan perusahaan yang memenangkan tender Pemkot Tangsel untuk mengelola parkir tersebut.

Bentrokan

Mengutip Kompas.com, bentrokan anggota ormas denga pekerja PT BCI sempat viral di media sosial, di antaranya akun Instagram @jabodetabek24info.

Dalam video, tampak tiga pria yang diduga adalah anggota ormas Pemuda Pancasila (PP) duduk di area yang direncanakan akan dipasangi sistem parkir otomatis.

Kemudian, seorang pria berkemeja merah yang diduga pekerja dari PT (BCI) meminta kepada ketiga pria itu untuk berdiri karena sedang dilakukan pengerjaan di lokasi tersebut.

Namun, tiga oknum ormas itu menolak berdiri dan memaksa untuk tetap duduk di lokasi.

"Bangun, bangun," ujar pria berkemeja merah dalam video sambil menarik salah satu dari tiga pria itu, dikutip Kamis (22/5/2025).

"Enggak mau," jawab salah satu oknum ormas secara berulang.

Orang-orang yang di lokasi pun berusaha menghentikan pekerja itu. Namun, ia melawan dan mengatakan untuk tidak memegangnya.

"Jangan pegang-pegang gue," kata dia.

Setelah itu, si pekerja kembali berusaha menarik salah satu dari tiga pria itu, tetapi upayanya gagal. Tiga orang tersebut tetap tidak mau pergi dari lokasi.

"Ngapain lu pada di sini? Gue gawe gimana? Cari kerja lu," kata pekerja itu sambil berusaha menariknya lagi.

Saat pekerja itu kembali menarik salah satu dari tiga oknum anggota ormas, terdengar suara teriakan dari pria lainnya yang diduga satu kawanan dengan ketiga oknum ormas.

Dengan menggunakan jaket Hoodie abu-abu, celana jeans, dan topi hitam, dia berteriak sambil menghentikan pekerja itu.

"Apa? Siapa suruh lu di sini? Bodo amat gue enggak salah, siapa takut gue," kata si pekerja untuk membalas teriakan tersebut sambil menarik tiga pria yang masih duduk di lokasi.

Pada malam harinya, keributan kembali terjadi. Kelompok ormas dan pekerja PT BCI saling beradu fisik hingga terdengar suara petasan di depan RSU Tangsel.

Polisi memeriksa 30 orang yang terlibat dalam bentrokan tersebut.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, puluhan orang itu kini tengah menjalani pemeriksaan di Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya.

“Sudah diamankan 30 orang. Saat ini sedang diperiksa di Jatanras Ditreskrimum PMJ,” ujar Ade Ary saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (22/5/2025).

Nada Tinggi Pilar 3 Tahun Lalu

Jauh sebelumnya, tiga tahun lalu parkiran RSU Tangsel dikelola ormas dengan tiket parkir Rp 3.000 untuk sepeda motor dan Rp 5.000 untuk mobil, dibayar dimuka kepada sesaorang yang membagikan karcis di pintu masuk.

Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan menanggapi dengan nada tinggi saat ditanya soal pengelolaan parkir RSU Tangsel itu.

Hal pertama yang ia katakan adalah tentang proses lelang pengelolaan parkir yang harus segera dituntaskan.

"Itukan harus segera ini, Dishub harus segera lelang," kata Pilar usai meninjau kebakaran pasar di belakang Plaza Ciputat, Jumat (13/5/2022).

Pilar menjelaskan, sebenarnya pengelolaan parkir RSU Tangsel sudah dimenangkan oleh sebuah perusahaan.

Namun karena adanya konflik internal di perusahaan itu akhirnya pengelolaan parkir tidak berjalan.

Hal itu yang membuat ormas bisa masuk menguasai.

Pilar juga mengutarakan ketidaksetujuannya dengan penguasaan ormas di lahan milik pemerintah itu.

"Enggak ada urusan ormas. Siapapun aturannya enggak boleh menguasi lahan milik pemerintah," tegas Pilar.

"Karena kemarin kan ada konflik intern, di tubuh perusahaan yang menang lelang. Tapi itu pemenang yang lama, kan sudah habis. Coba segera Pak Kadishub lelangnya," tambahnya.

Masih dengan nada tinggi, Pilar menegaskan, parkiran seluruh aset pemerintah tidak boleh dikelola atau dikuasai ormas.

Menurutnya, hal itu akan menimbulkan banyak sekali masalah di tengah masyarakat, termasuk kecemburuan sosial.

Perkara parkir RSU Tangsel dikuasai ormas bukan sehari dua hari, melainkan sudah menahun.

Kendati geram, Pilar mengaku mengetahuinya dan sengaja memberikan keleluasaan terhadap ormas mengelola parkir tanpa pemasukan ke pemerintah.

Pilar menyebut ormas bisa menguasai lahan parkir RSU Tangsel itu karena mereka menyewa.

Namun Pilar tidak menyebutkan sewanya kepada siapa.

"Cuma karena ada proses persiapan lelang, kita kasih keleluasaan lah untuk, kan enggak ada yang jaga, tapi kalau sudah selesai lelang dan sudah ada pemenangnya, nah itulah. Dan mereka sewa," pungkas Pilar.

Sementara, Kepala Dinas Perhubungan Tangsel, Chaerudin, yang langsung dipanggil Pilar saat wawancara, menjawab terbata-bata soal lelang pengelolaan parkir RSU Tangsel.

"Sudah pak, Sudah Pak, jalan (proses lelang)," kata Chaerudin.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved