Tinggal Dekat Pabrik Produksi Minyak, Warga Cilincing Keluhkan Bau dan Polusi Bikin Mata Perih
Warga RW 08 Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara keluhkan polusi yang ditimbulkan dari pabrik produksi minyak dekat permukiman.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Warga yang tinggal di wilayah RW 08 Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara mengeluhkan adanya polusi yang ditimbulkan dari pabrik produksi minyak dekat permukiman mereka.
Polusi ini dikeluhkan oleh warga yang tinggal di sekitar Jalan Sungai Landak, yang berdekatan dengan pabrik penyulingan minyak di sana.
Keluhan warga ini muncul sudah bertahun-tahun, ketika mereka merasakan bau menyengat dan munculnya butiran polusi merebak ke permukiman yang jaraknya sekitar 2 kilometer dari pabrik itu.
Ada juga warga yang sampai merasakan gangguan pernafasan hingga sakit di mata akibat polusi yang muncul.
"Kalau kena mata sakit, terus muncul kayak serbuk putih dia. Bilangnya sih dari sana (pabrik minyak), kalau angin dari sana kan ke sini larinya," ucap Ilham, salah seorang warga, Sabtu (24/5/2025).
Menurut Ilham, air kali yang mengarah ke laut juga diduga tercemar produksi pabrik minyak itu.
Air berwarna keruh dan menimbulkan bau menyengat yang selama ini tercium oleh warga.
"Kalau bau itu airnya bau, kayak bau got gitu. Sudah lama lah, tahunnya sekitar tahun 2023. Pengennya kalo kena motor aja itu lengket. Kalau kena mata apalagi, lebih sakit," ucapnya.
Ketua RT 11 RW 08 Kelurahan Cilincing, Subianto mengatakan, keluhan-keluhan warga ini sudah berulangkali dirapatkan dengan pengurus wilayah setempat dan pihak perusahaan yang diketahui adalah PT DK.
Namun, hingga kini belum ada titik terang terkait solusi menghilangkan polusi.
"Sebenarnya keluhan-keluhan itu sudah dihasilkan dalam rapat antara PT Dua Kuda dengan RT RW setempat, yaitu RW 08, tiga RT yang terdampak langsung itu RT 07 RT 10 RT 11," ucap Subianto.
Menurutnya, polusi yang selama ini dirasakan warga memang begitu mengganggu.
Hampir setiap hari polusi itu mencemari udara di sekitar wilayah Sungai Landak, berdampak pada warga yang tinggal di dekat Jembatan Lestari serta pengendara yang melintas.
"Kita sudah melaporkan ke wali kota, yang mana waktu itu diwakili. Harapannya seperti yang kita harapkan, warga dilibatkan dalam rapat membahas masalah ini agar dihadirkan solusi juga," pungkasnya.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.