'Tidak Taat' Dedi Mulyadi ke Pimpinan RS Soal Aksi Kades Jaro Midun Jaminkan STNK Mobil Demi Pasien

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi nilai pimpinan RSUD Palabuhanratu tidak taat. Dedi merespon Kades Jaro Midun yang jaminkan STNK demi warga keluar RS.

"Saya ucapkan terimakasih kepada Pak Kepala Desa Jaro Midun yang telah melangkah menyelamatkan warganya," kata Dedi Mulyadi dikutip dari akun instagram @dedimulyadi71, Selasa (27/5/2025).

Dedi mengira tagihan pasien tersebut besar. Ternyata, kata Mantan Anggota DPR itu, tagihannya sebesar Rp 1,7 juta dan sisa Rp 1,2 juta belum dibayarkan.

Politikus Gerindra itu mengungkapkan rumah sakit seharusnya tetap memberikan layanan kepada siapapun yang memerlukan pengobatan tanpa keharusan pasien memiliki KIS atau tidak.

Pasalnya, lanjut Dedi, hal tersebut merupakan kewajiban sebagai penyelenggara negara.

Ia juga menyinggung aksi yang dilakukan Jaro Midun. Menurutnya, Jaro Midun sebagai kepala desa sangat mudah berkooordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi atau Bupati Sukabumi.

"Saya tidak tahu di Sukabumi apa yang menjadi problem. Hal kecil seperti ini muncul ke permukaan seperti peristiwa besar Rp 1,7 juta seperti berat tertangani," katanya.

Sosok Jaro Midun

Jaro Midun menjaminkan STNK mobilnya untuk membayar biaya perawatan salah seorang warganya usai dirawat di RSUD Palabuhanratu pada Minggu (25/5/2025).

Jaro Midun mmengatakan, warganya yang berusia 55 tahun dari Kampung Citiis RT 05 RW 05, mengalami sesak nafas pada Kamis (8/5/2025) lalu. 

Ia pun melakukan penanganan di desa dengan memberikan oksigen kepada warga tersebut.

Namun, pada saat malam hari warga tersebut kembali mengalami gejala yang sama dan dibawa ke RSUD Palabuhanratu.

"Masuk ke rumah sakit malam Jumat pukul 23.00 WIB, pas dirawat paginya dicek, ternyata saya cek di desa ternyata dia tidak punya KIS, sudah masuk ke DTKS tapi dia tidak punya KIS. Sehingga pengobatan kan harus berjalan, sempet ditolong kan dirawat sama rumah sakit," ujar Jaro Midun di kantornya, Senin (26/5/2025).

Jaro Midun menjelaskan, selama masa perawatan ia pun membantu warganya untuk biaya makan. 

Pada Minggu (25/5/2025) siang, anak warga yang dirawat mengadu kepadanya bahwa pihak rumah sakit sudah mengizinkan pulang, namun dia tidak mempunyai uang untuk membayar biaya perawatan akibat tidak memiliki BPJS Kesehatan.

"Alhamdulillah selama 3 hari dari Jumat, Sabtu dan Minggu, dia nelepon sudah disuruh pulang oleh dokter, sedangkan KISnya tidak ada. Sehingga saya langsung datang ke rumah sakit untuk komunikasi dengan piha rumah sakit," urai Jaro Midun.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved