Viral di Media Sosial

Barak Militer Dedi Mulyadi Bikin 'Kecanduan', 2 Pemimpin Ketularan Mencontoh Sampai Minta Belajar

Barak militer yang pertama kali dirancang Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bikin ketularan, kini dua pemimpin di Jawa Tengah mau menerapkan.

Editor: Wahyu Septiana
Tangkap layar IG Dedi Mulyadi
BARAK MILITER - Dedi Mulyadi Pamer Siswa di Barak TNI. Barak militer yang pertama kali dirancang Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bikin ketularan, kini dua pemimpin daerah di Jawa Tengah mau menerapkan di daerahnya. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Barak militer yang pertama kali dirancang Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bikin ketularan, kini dua pemimpin daerah di Jawa Tengah mau menerapkan di daerahnya.

Gebrakan yang dibuat Dedi Mulyadi terkait kegiatan barak militer di Jawa Barat mampu menginspirasi kepala daerah untuk mengatasi permasalahan kenakalan remaja.

Termasuk untuk membina para anak nakal yang sering melakukan vandalisme, tawuran, dan pelanggaran ketertiban umum lainnya.

Kebijakan barak militer sudah dijalankan Dedi Mulyadi di sejumlah tempat di Jawa Barat di antaranya Purwakarta dan Bandung.

Kini kebijakan tersebut juga bakal melebar ke wilayah Depok.

Bukti keberhasilan anak-anak yang keluar dari barak militer mengalami perubahan sikap dan perilaku menjadi candu bagi pemimpin daerah lain untuk menerapkan hal serupa di daerahnya.

Kepala daerah yang terang-terangan tertarik dengan barak militer ini adalah Wali Kota Solo, Respati Ardi.

Respati Ardi menyatakan akan mengirim remaja yang berusia 18 tahun ke atas dan melakukan pelanggaran ketertiban dan ketenteraman umum (Trantibum) ke barak militer.

Cara kotor menyerang Dedi Mulyadi lewat spanduk bernada nyinyir dan kritikan terpampang di Jawa Barat. KDM menganggap ada pihak yang mau mengadu dombanya dengan warga Jabar dan Presiden Prabowo.
Cara kotor menyerang Dedi Mulyadi lewat spanduk bernada nyinyir dan kritikan terpampang di Jawa Barat. KDM menganggap ada pihak yang mau mengadu dombanya dengan warga Jabar dan Presiden Prabowo.

Dikutip dari Kompas.com, ia menyebut bahwa untuk pelanggaran yang masuk kategori tindak pidana ringan (Tipiring), pengiriman ke barak tetap dilakukan sebagai bagian dari upaya pembinaan karakter. 

"Di Solo bagi anak-anak usia 18 tahun ke atas yang melakukan vandalisme, (pelanggaran) ketertiban dan ketentraman umum (trantibum). Kalau untuk anak-anak yang masih di bawah umur, masih dilakukan pembinaan normal," ujar Respati  dikutip dari Kompas.com, Rabu (28/5/2025).

"Kalau itu ada namanya Tipiring, tindak pidana ringan, tapi perlu ada pembinaan supaya ada perubahan karakter dari anak-anak," katanya.

Meski demikian, Respati menegaskan bahwa pendekatan persuasif tetap dikedepankan untuk mencegah anak-anak mengulangi perbuatannya.

"(Penerapan pidana) tergantung pelanggarannya, tapi kami akan secara persuasif supaya anak-anak tidak mengulangi lagi dan ke depan tidak ada lagi hukuman tapi ada pendidikan karakter," katanya. 

Bukan cuma Respati Ardi, Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, menyampaikan tertarik dengan program barak militer.

Ia menyampaikan bahwa pihaknya tengah mengkaji kemungkinan menerapkan metode serupa untuk remaja pelanggar seperti pelaku aksi kreak, tawuran, dan ugal-ugalan. 

Agustina mengatakan bahwa Pemerintah Kota Semarang akan mengirimkan tim untuk mempelajari langsung praktik pembinaan di barak militer ala Jawa Barat

"Saya hanya membacanya dari media dan itu menurut saya bukan hal yang bisa diikuti secara langsung begitu. Saya harus pelajari dulu," katanya di Balai Kota Semarang, Senin (19/5/2025).

"Nanti akan kami kirim teman-teman untuk bisa belajar Jawa Barat apa yang dilakukan," katanya melanjutkan.

MILITER ALA PEMKOT DEPOK - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat mengunjungi tempat pembinaan siswa bermasalah di barak militer di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, Purwakarta, Jawa Barat, Senin (5/5/2025) pagi. Program pembinaan ala militer ini akan diterapkan pemkot Depok  (Dok Dedi Mulyadi)
MILITER ALA PEMKOT DEPOK - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat mengunjungi tempat pembinaan siswa bermasalah di barak militer di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, Purwakarta, Jawa Barat, Senin (5/5/2025) pagi. Program pembinaan ala militer ini akan diterapkan pemkot Depok (Dok Dedi Mulyadi) (Dok Dedi Mulyadi)

Menurut Agustina, keputusan penerapan program ini harus mempertimbangkan banyak aspek.

Ia juga menambahkan bahwa idenya tidak bisa langsung diterapkan tanpa memahami secara detail penerapan lapangannya. 

"Kalau misalnya itu tepat di Kota Semarang yang kita lakukan, apakah SDM-nya memenuhi, anggarannya memenuhi, situasinya memenuhi? Itu yang akan kami lakukan."

"Tidak kemudian semata-mata mengatakan bahwa saya akan ikut (kirim ke barak militer). Idenya sih bagus, hanya detailnya bagaimana," tegasnya. 

Respons Gubernur Jawa Tengah

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menanggapi secara positif rencana tersebut. 

"Silakan saja, semuanya baik. Kan semuanya ini untuk anak-anak kita," katanya, saat mengunjungi kantor Kompas.com, Palmerah Selatan, Jakarta, Rabu (21/5/2025).

Namun, ia mengingatkan bahwa siswa SMA berada di bawah wewenang pemerintah provinsi dan penanganan harus sesuai ketentuan hukum. Termasuk keterlibatan orang tua dan sekolah dalam pembinaan anak. 

Ahmad Lutfi
Ahmad Lutfi (tvOneNews)

"Kalau di bawah umur, dia di bawah pembinaan kita. Kalau dia melakukan tindak pidana, ya tindak pidana sesuai ketentuan hukum yang berlaku," tegasnya.

"Pembinaan termasuk juga melibatkan orang tua karena anak-anak masih tanggung jawab mereka," katanya.

(TribunJakarta/kompas.com)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved