Taman 24 Jam Jadi Arena Mesum hingga Rawan Begal, Pramono: Semua Kebijakan Tak Langsung Baik

Gubernur Jakarta Pramono Anung pastikan tak akan menghentikan program pembukaan taman selama 24 jam meski ada insiden begal.

Kompas.com/Irfan Kamil dan Kompas.com/Stanly Ravel
KORBAN DIBEGAL - Seorang mahasiswa kedokteran gigi menjadi korban begal saat melewati Lapangan Banteng untuk menuju stasiun kereta di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat pada Kamis (12/6/2025) malam. Gubernur Jakarta Pramono Anung pastikan tak akan menghentikan program pembukaan taman selama 24 jam meski ada insiden begal. (Kompas.com/Irfan Kamil dan Kompas.com/Stanly Ravel). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dioniaius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memastikan tak akan menghentikan program pembukaan taman selama 24 jam yang sebelumnya dicanangkannya.

Hal ini disampaikan Pramono usai viral taman yang 24 jam jadi arena mesum hingga rawan begal.

“Semua kebijakan itu tidak semuanya baik-baik saja. Bukan kemudian yang taman buka 24 jam itu terus stop, enggak,” kata Pramono di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu 15/6/2025).

Pramono bilang, masalah-masalah yang timbul dari penerapan kebijakannya itu pun bakal dijadikan bahan evaluasi, sehingga kejadian serupa tak berulang kembali.

Ia pun memastikan bakal lebih mengetatkan pengamanan dan pengawasan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan pengunjung.

“Saya mendapat masukan termasuk di salah satu taman, ada muda-mudi yang pacaran kemudian terekam CCTV, tentunya yang seperti itu akan ditertibkan,” ujarnya.

Di luar adanya beberapa kekurangan itu, Pramono mengeklaim, kebijakannya membuka sejumlah taman selama 24 jam disambut antusias oleh masyarakat.

Oleh karena itu, Pramono juga berencana mengadakan puncak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-498 Kota Jakarta di salah satu taman yang dibuka 24 jam.

Pramono pun berharap, kebijakannya membuka 5 tahun selama 24 jam ini bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.

Termasuk juga kebijakannya memperpanjang jam operasional museum dan perpustakan hingga malam.

“Ini membuat berbagai tempat di Jakarta nantinya akan menjadi lebih mudah untuk dinikmati masyarakat,” kata Pramono.

Sebagai informasi tambahan, saat Lapangan Banteng menjadi satu dari lima taman di Jakarta yang dipilih Gubernur Jakarta, Pramono Anung untuk beroperasi 24 jam, aksi kriminal terjadi.

Seorang mahasiswa kedokteran berinisial RA (23) dibegal di sekitar Lapangan Banteng, Sawah Besar, Jakarta Pusat, saat dirinya berjalan kaki menuju stasiun kereta rel listrik (KRL) untuk pulang pada Kamis (12/6/2025). 

Kisah apes RA berawal ketika dia pulang sehabis bermain di rumah temannya yang berada dekat Lapangan Banteng sekitar pukul 21.00 WIB. 

Sebelum pulang, ia sempat makan bersama teman-temannya di dekat Lapangan Banteng. 

Setelah itu, RA memutuskan untuk berjalan kaki ke stasiun karena berjarak tak begitu jauh dari tempat mereka makan.

"Sebelum pulang mereka ramai-ramai makan di dekat situ (Lapangan Banteng). Setelah makan, RA pulang berjalan kaki dari sekitar Lapangan Banteng menuju Stasiun terdekat yang berjarak kurang lebih 2 Kilometer," kata kakak RA, Nameera kepada TribunJakarta.com pada Sabtu (14/6/2025). 

Berdasarkan keterangan sang adik, RA berjalan kaki melewati lapangan sepak bola. 

Ia merasa yakin berjalan kaki sendirian karena sempat melihat ada dua orang duduk di bench stadion. 

"Adik saya benar-benar dalam kondisi masih pakai scrub dan ransel karena dia pulang koas. Adik saya bilang pas melewati lapangan bola itu di bench dalam lapangan masih ada orang pacaran berdua, jadi dia pede buat jalan kaki terus," jelasnya. 

Namun, ternyata jalan makin minim penerangan. 

Tiba-tiba RA mendengar ada suara memanggilnya dari kejauhan. 

"Ada orang dari belakang manggil 'mas' pas dia nengok itu orang udah bawa pisau gagangnya warna hitam. Dua orang pelaku, satu pakai masker, satu lagi badannya tinggi mukanya ada bekas luka," katanya.

RA lalu menyerahkan ranselnya untuk diambil pelaku. 

Ia sempat memohon agar iPad-nya tidak diambil karena ada sejumlah dokumen penting untuk ujian. 

"Pas dia bilang gitu, adik saya langsung ditodong pisau di perutnya," ujarnya. 

Kedua pelaku menggeledah isi ransel RA. 

Mereka awalnya meminta RA mentransfer Rp 1,5 juta. 

"Tapi untungnya adik saya memang mengosongkan uang di atm yang ada M-Bankingnya," ujarnya. 

Akhirnya, kedua pelaku merampas uang Rp 500 ribu dari tangan RA. 

Setelah itu, mereka meminta iPhone RA untuk direset ulang. 

"Tapi kuota adik saya habis, jadi enggak bisa dibuka. Tapi, ponsel satunya Vivo itu nyala dan HP itu yang disuruh reset dan dihapus semuanya untuk mereka ambil," katanya.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved