Reaksi Dedi Mulyadi dan Jusuf Kalla Soal Pembubaran Retreat Pelajar di Sukabumi: Kawal Proses Hukum
Dedi Mulyadi dan Jusuf Kalla menyikapi pembubaran retreat pelajar oleh warga di Cidahu, Sukabumi. Kedua tokoh minta aparat penegak hukum mengusut.
Dedi Mulyadi kemudian akan memberikan layanan pemerintah berupa pendampingan psikologis kepada para korban yang kini tengah dilanda trauma akibat perusakan tersebut.
Pendampingan psikologis diberikan agar Yongki dan keluarganya tidak mengalami ketertekanan dari sisi psikis sehingga bisa kembali hidup tenang, damai dan hidup rukun kembali dengan tetangga-tetangganya di Desa Tangkil.
"Yang kedua, keluarga Pak yongki pasti mengalami trauma psikologi. Untuk itu tim psikolog dari Pemda Provinsi Jawa Barat besok akan turun ke lokasi untuk memberikan bantuan psikologi," jelasnya.
Selanjutnya, Dedi Mulyadi akan memberikan santunan sebesar Rp 100 juta rupiah kepada keluarga Yongky yang mendapatkan intimidasi dan kerugian material pascaperusakan rumah mereka.
"Yang ketiga, kerusakan yang ditimbulkan akibat ulah warga secara beramai-ramai, kerusakannya ditanggung oleh saya sendiri dan saya berkirim Rp 100 juta kepada keluarga Pak Yongki untuk segera dilakukan perbaikan terhadap kerusakan yang ditimbulkan," katanya.
Terakhir, Dedi Mulyadi akan memastikan bahwa masyarakat di sekitar tempat tinggal Yongki akan kembali hidup rukun dan saling menghormati sehingga konflik berbalut agama tak lagi timbul.
"Yang keempat saya pastikan masyarakat di sekitar akan kembali hidup rukun dan damai, saling menghormati, saling menghargai setiap perbedaan yang menjadi keyakinan masing-masing itu lah pesan yang bisa saya sampaikan. Mari kita junjung tinggi toleransi kebersamaan demi Jawa Barat istimewa dan Indonesia maju," imbuh Dedi Mulyadi.
Sebelumnya dikatakan Dedi Mulyadi, dalam video yang beredar di media sosial seolah-olah terjadi peristiwa perusakan rumah ibadah oleh warga.
Dedi pun menanyakan kepada salah satu saksi yang juga kuasa dari rumah yang menjadi tempat kegiatan retreat.
"Jadi, rumah itu rumah apa, rumah ibadah atau rumah pribadi?" tanya Dedi Mulyadi, dalam video singkatnya, Senin (30/6/2025).
"Itu rumah pribadi yang diperuntukkan untuk saudara-saudara kita yang kurang beruntung, jadi mereka yang ingin menginap, berkegiatan, atau pembinaan mental atau retreat," jawab pemilik rumah.
Dedi Mulyadi kemudian mengatakan bahwa rumah tersebut merupakan tempat kegiatan masyarakat dari berbagai daerah. Pada saat kejadian, di rumah itu sedang ada kegiatan ritual.
"Jadi gini, intinya bahwa itu adalah rumah bukan gereja. Rumah itu berada di Desa Tangkil, udaranya dingin kuasa pedesaan. Sehingga teman-teman bapak yang dari Tangerang, Jakarta, Minahasa campur-campur ada yang dari Batak dan mana-mana biasa kumpul di situ," kata Dedi.
"Dalam kumpulnya itu, sering ada kegiatan ritual. Artinya ada nyanyi, pembinaan mental itu kan pasti ada lagu-lagu ritual, nyanyi dan sejenisnya. Itu yang memicu masalah yang terjadi di Desa Tangkil," tambahnya.
Dedi pun mengaku bakal langsung menuju Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.