Megah Tapi Banjir Kritik, Panggung Hiburan di Bundaran HI Disorot karena Abaikan Hak Pejalan Kaki

Panggung megah yang didirkan oleh Pemprov DKI Jakarta di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI) banjir kritik karena mengabaikan hak pejalan kaki.

TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima
PANGGUNG MEWAH - Penampakan panggung hiburan yang dibangun Pemprov DKI Jakarta di kawasan Bundaran HI, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (5/7/2025). Panggung megah yang didirkan oleh Pemprov DKI Jakarta di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI) banjir kritik karena mengabaikan hak pejalan kaki. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG - Panggung megah yang didirkan oleh Pemprov DKI Jakarta di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI) banjir kritik.

Keberadaannya dianggap merampas hak pejalan kaki lantaran menutup akses trotoar di beberapa titik.

Satu di antaranya di depan Hotel Mandarin Oriental, di mana seluruh ruas trotoar tertutup oleh tiang-tiang penyangga untuk pengeras suara atau sound system.

Tak hanya itu, panggung putih yang berada di depan Hotel Pullman pun terlihat memakan seluruh akses pejalan kaki.

Alhasil, pejalan kaki pun harus bertaruh nyawa berjalan di atas ruas jalan bersama dengan kendaraan lain yang melintas.

Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus pun mengecam hal dan menilai Pemprov DKI sudah abai dengan keselamatan pejalan kaki.

“Permasalahan sebenarnya di situ tidak dibuatkan semacam signage atau signal, misalnya jarak 20 meter itu ada pemberitahuan jalan terganggu karena sedang ada konstruksi,” ucapnya saat dihubungi TribunJakarta.com, Sabtu (5/7/2025).

Sejumlah pejalan kaki terpaksa berjalan di ruas Jalan MH Thamrin karena akses trotoar yang tertutup total oleh tenda di sekitar kawasan Bundaran HI, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (5/7/2025).
Sejumlah pejalan kaki terpaksa berjalan di ruas Jalan MH Thamrin karena akses trotoar yang tertutup total oleh tenda di sekitar kawasan Bundaran HI, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (5/7/2025). (TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima)

Parahnya lagi, Pemprov DKI maupun pihak yang membangun panggung tersebut juga tak menyediakan akses sementara untuk pejalan kaki.

Sehingga pejalan kaki seolah dibiarkan bertarung dengan pengguna jalan lainnya, khususnya pengguna sepeda motor.

Padahal akses sementara seharusnya dibuat dengan barrier pembatas untuk memisahkan pejalan kaki dengan pengguna jalan lainnya.

“Akses sementara memang tidak nyaman, namun kita minta itu dibuat,” ujarnya.

Alfred menegaskan, pihaknya siap menyukseskan program-program yang akan dijalankan Pemprov DKI Jakarta.

Namun ia meminta Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung beserta jajarannya tak mengabaikan hak-hak pejalan kaki lainnya.

Terlebih, proses pembangunan panggung hiburan tersebut sudah dilakukan selama beberapa hari terakhir ini.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved