Banjir di Jakarta
Warga Jaktim Kembali Menjerit Gegara 'Banjir Kiriman', Pramono Anung Sempat Klaim Mudah Diatasi
Warga Jakarta Timur kembali menjerit gegara banjir kiriman yang kembali menerjang permukiman mereka pada Selasa (8/7/2025) pagi.
TRIBUNJAKARTA.COM - Warga Jakarta Timur kembali menjerit gegara banjir kiriman yang kembali menerjang permukiman mereka pada Selasa (8/7/2025) pagi.
Padahal, satu hari sebelumnya mereka sudah melakukan aksi bersih-bersih karena banjir kiriman dari luapan Kali Ciliwung di RW 07 dan RW 11, Kelurahan Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara dan di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jatinegara sudah surut.
Namun realitanya pada Selasa dini hari air perlahan naik hingga mencapai ketinggian 90 centimeter.
Lurah Bidara Cina, Suhartono mengatakan hingga pagi ini tercatat ketinggian banjir luapan Kali Ciliwung di titik terendah berada di permukiman warga RW 07 dan RW 11.
Di sana ketinggian banjir berkisar 60-90 sentimeter.
"Untuk titik terendah di RW 07, di Gang Macan kurang lebih ketinggian air 80-90 sentimeter. Kemudian di Jalan Baiduri Bulan (RW 11), 60-80 sentimeter," kata Suhartono.
Suhartono menegaskan, banjir tersebut imbas debit air kiriman dari Bogor, karena pada Senin malam sebelumnya tinggi muka air di Bendungan Katulampa Bogor sempat naik dari normal menjadi status Siaga 3.
Kendati demikian, hingga kini belum ada warga RW 07 yang mengungsi.

Namun untuk warga di RW 11, tercatat ada empat keluarga (KK) terdiri dari 17 jiwa masih berada pada posko pengungsian di Masjid Al Abror.
"Empat KK ini sebenarnya kemarin saat banjir surut sudah sempat bersih-berjaga rumah. Tapi karena belum selesai bertahan di posko pengungsian, ternyata datang lagi air," bebernya.
Sementara itu, Ketua RW 05 Kampung Melayu, Puri Aji mengatakanbelum ada warganya yang mengungsi, meski banjir kembali menerjang permukiman mereka.
Warga masih berharap banjir kiriman ini segera surut.
"Air naik dari jam 03.00 WIB dini hari. Ketinggian air di RT 13/RW 04 dan RT 10, RT 11/RW 05 (sekarang) 1 meter lebih," kata Aji saat dikonfirmasi.
Klaim Pramono Anung
Darurat banjir di Jakarta membuat Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung diteror.
Warga yang terdampak berondong-bondong meminta orang nomor satu di Jakarta ini segera mengatasi permasalahan ini.
Apalagi, Pramono Anung dan pasangannya, Rano Karno memiliki janji kampanye soal banjir di Jakarta.
Janji tersebut berisi komitemennya untuk menanggulangi permasalahan banjir di Jakarta dalam waktu panjang.
Diantaranya dengan meningkatkan infrastruktur pengendalian banjir, termasuk normalisasi sungai, perbaikan drainase kota, hingga memperbanyak ruang terbuka hijau untuk resapan air.
Di sisi lain, Pramono Anung juga sempat mengklaim banjir yang menggenangi sejumlah wilayah Jakarta merupakan banjir kiriman.
Ia mengatakan, sudah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Sumber Daya Air Jakarta, Ika Agustin Ningrum untuk mengatasi hal tersebut.
"Tadi pagi saya sudah berkoordinasi dengan Ibu Kepala Dinas Sumber Daya Air. Memang banjir yang terjadi pada hari ini adalah banjir kiriman yang paling utama. Karena curah hujan yang cukup tinggi di atas," kata Pram kepada wartawan di TMII, Jakarta Timur, Minggu (6/7/1025).
Pria yang karib disapa Mas Pram ini mengatakan, semua pompa yang ada sudah dihidupkan untuk mengatasi banjir yang terjadi sejak Minggu dini hari.
Dari sinilah politisi PDIP itu pun mengklaim menangani banjir kiriman sebenarnya tidak sulit.
"Karena memang kalau banjir kiriman cara penanganannya lebih gampang dibandingkan dengan banjir yang terjadi karena curah hujan yang tinggi dan selokan ataupun saluran yang tidak tertangani dengan baik," kata Pram.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.