Pramono Tunda Lagi Operasional RDF Rorotan Sampai Agustus, Menteri LH Minta Dipercepat
Pramono Tunda Lagi Operasional RDF Rorotan Sampai Agustus, Menteri LH Minta Dipercepat
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Pebby Adhe Liana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Rencana operasional tempat pengolahan sampah RDF Rorotan di Jakarta Utara kembali mundur.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menargetkan fasilitas itu baru akan beroperasi mulai Agustus 2025.
Penundaan ini mendapat sorotan dari Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq.
Ia secara terbuka meminta agar operasional RDF Rorotan bisa dipercepat, mengingat urgensinya dalam mengatasi persoalan sampah di ibu kota.
"Saya sangat ingin memberikan dorongan kepada Bapak Gubernur dan seluruh pejabatnya untuk memajukan kembali target-target operasional RDF Rorotan," ujar Hanif di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Kamis (10/7/2025).
Hanif menyebut dirinya memahami bahwa ada sejumlah kendala yang dihadapi pemerintah provinsi, baik teknis maupun non-teknis.
Namun demikian, ia menekankan pentingnya percepatan, apalagi DPR juga memberikan dukungan agar RDF Rorotan segera berjalan.
"Tentu ada aspek teknis yang menjadi pendalaman dari Bapak Gubernur, saya menghargai itu. Tapi kami, tentu dengan teman-teman DPR, juga mengharapkan segera dioperasionalkan RDF Rorotan," tegasnya.
Selain soal teknis, Hanif juga menyoroti kondisi sosial di sekitar kawasan RDF Rorotan.
Ia meminta Pemprov DKI melakukan pendekatan intensif ke masyarakat setempat dan mempercepat perbaikan infrastruktur penunjang, termasuk akses jalan yang masih berlubang.
"Jalan-jalan yang saya kunjungi ke sana masih ada beberapa yang berlubang. Kita ingin semuanya smooth untuk menuju ke sana," tegas Hanif.
Menteri Hanif menegaskan, pihaknya siap mendorong kolaborasi lintas pemangku kepentingan agar RDF Rorotan bisa segera difungsikan.
Di kesempatan yang sama, Hanif juga menilai Pemprov DKI Jakarta sama saja belum melakukan upaya penanganan sampah yang serius jika masih menunda-nunda operasional RDF Rorotan.
Operasional RDF Rorotan, tegas Hanif, menjadi indikator paling utama dari upaya penanganan sampah di DKI Jakarta saat ini.
Jika fasilitas itu tak kunjung dijalankan, Pemprov DKI Jakarta dianggap tak serius soal penanganan sampah harian yang mencapai lebih dari 8.000 ton.
"Jakarta Utara sekali lagi indikatornya sederhana saja, sederhana saja, kalau RDF Rorotan belum beroperasi, maka sebenarnya belum ada apapun yang dilakukan teman-teman Jakarta terkhusus Jakarta Utara," ucapnya.
"Apapun yang diomongkan kami tidak menilai itu sebagai upaya, kami menilai sebagai upaya bilamana RDF Rorotan telah beroperasi," tegas Menteri LH.
Kata Hanif, operasional RDF Rorotan sangat penting untuk menampung dan mengelola sampah Jakarta.
Setiap harinya, RDF Rorotan mampu mengolah 2.500 ton dari total 4.000 ton sampah yang masuk.
Artinya, sambung Menteri LH, jika RDF Rorotan beroperasi, bisa menangani lebih dari setengah timbunan sampah harian Jakarta.
"Kami akan kawal terus, kami ingin melihat sekali lagi, detik-detik menegangkan, detik-detik awal dioperasionalkan kembalinya RDF Rorotan, ini penting bagi kami kalau itu dilaksanakan, berarti sudah ada upaya serius," tegas Hanif.
"Kalau RDF Rorotan belum dioperasionalkan, apapun yang dilakukan Jakarta tidak berarti buat kami, karena dengan dioperasionalkannya RDF Rorotan berkurang sampah setiap harinya lebih dari 4.000 ton sampah anorganik," pungkasnya.
Pramono Targetkan RDF Jalan Agustus 2025
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menargetkan, tahapan pengujian dan pemeriksaan instalasi (commissioning) fasilitas pengolahan sampah Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan rampung Agustus 2025 mendatang.
Hal ini disampaikan Pramono menanggapi Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq yang mendesak Pemprov DKI Jakarta segera mengoperasikan fasilitas pengolahan sampah itu.
“Untuk RDF Rorotan, sesuai jadwal mudah-mudahan tanggal 22 Agustus itu betul-betul sudah selesai,” ucapnya, Rabu (9/7/2025).
Pramono bilang, saat ini commissioning terus dilakukan secara bertahap untuk memastikan operasional RDF Plant Rorotan benar-benar optimal.
Dalam proses commissioning ini, sampah yang diolah tidak langsung sesuai dengan kapasitas yang ada.
Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) juga menambahkan berbagai instrumen baru agar pengolahan sampah di RDF Rorotan tak menimbulkan bau yang sebelumnya dikeluhkan warga sekitar.
“Rencana saya dalam 1-2 minggu ini saya juga akan menyaksikan commissioning secara langsung di Rorotan,” ujarnya.
Sebagai informasi tambahan, RDF Plant Rorotan mampu mengolah 2.500 ton sampah menjadi bahan bakar alternatif setiap harinya.
Meski demikian, warga sekitar sempat mengeluhkan mau menyengat yang ditimbulkan dari proses pengolahan sampah selama masa uji coba.
Alhasil, rencana operasional RDF Rorotan di awal 2025 ini pun sempat tertunda.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/MENTERI-MINTA-RDF-BEROPERASI.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.