Viral di Media Sosial

Fakta Pilu di Balik Anak Penjual Es Masuk ITB, Pemda Tak Pernah Beri Beasiswa hingga Tak Punya BPJS

Putra pedagang es di Ponorogo,Jawa Timur bernama Avan Ferdiansyah Hilmi (19) belakangan jadi buah bibir. Terkuak fakta pilunya!

KOLASE KOMPAS.com/Sukoco/Instagram.com/@santosoi
PUNYA RATUSAN PIALA - Avan siswa SMAN 1 Ponorogo yang berhasil menjadi mahasiswa ITB melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Kedua orangtua Avan hanya berjualan minuman dingin dan es kocok keliling, namun dari prestasi akademisi Avan memiliki lebih dari 100 piala kejuaraan dari SD hingga SMA dengan mengikuti sejumlah lomba termasuk lomba olimpiade kebumian di ITB. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Putra pedagang es di Ponorogo,Jawa Timur bernama Avan Ferdiansyah Hilmi (19) belakangan jadi buah bibir. 

Di tengah keterbatasannya, lulusan SMAN 1 Ponorogo tersebut diterima di Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (FITB ITB) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). 

Kisah Avan viral setelah Dosen ITB, Imam Santoso mendatangi rumahnya dan terkejut melihat ratusan piala milik remaja tersebut.

"Awalnya dikira toko piala, ternyata ini rumah anak Ponorogo yang baru keterima di ITB," tulis Imam Santoso.

Dikutip TribunJakarta.com dari Kompas.com, di balik viralnya kisah Avan, ternyata terkuak sejumlah fakta yang memilukan.

Pertama, meski berhasil membawa pulang lebih dari 100 trofi dan piala kejuaran, bahkan kejuaraan OSN tingkat nasional, tak sekalipun Avan mendapat beasiswa dari Pemerintah Daerah (Pemda). 

Eko Yulianto, sang ayah mengaku sering meminta keringanan biaya kepada pihak sekolah agar bisa meringankan biaya sekolah Avan

Sebab, hasil dari berjualan es keliling yang dilakoninya tidak bisa menutup biaya pendidikan Avan.

ANAK PENJUAL ES MASUK ITB - Kisah Avan Ferdiansyah Hilmi, anak penjual es keliling asal Ponorogo, Jawa Timur, yang lolos masuk Institut Teknologi Bandung (ITB), viral di media sosial.
ANAK PENJUAL ES MASUK ITB - Kisah Avan Ferdiansyah Hilmi, anak penjual es keliling asal Ponorogo, Jawa Timur, yang lolos masuk Institut Teknologi Bandung (ITB), viral di media sosial. (TribunMataram)

“Enggak pernah dapat beasiswa untuk sekolah. Biasanya untuk meringankan biaya sekolah saya minta keringanan biaya ke sekolah. Umpama ada biaya urunan Rp 200.000, saya minta bayar separuhnya,” katanya. 

Walaupun, tak pernah mendapat beasiswa dari pemerintah daerah, Eko bersyukur karena sejumlah yayasan sempat membantunya memenuhi kebutuhan sekolah anaknya, mulai dari seragam hingga buku pelajaran. 

Namun, sejak Avan masuk SMA Negeri 1 Ponorogo, bantuan itu terhenti. 

“Waktu SD dibantu PLN, SMP dibantu Baznas. Tapi masuk SMA, sama sekali tidak ada,” ujar Eko. 

Kedua meski tergolong keluarga prasejahtera, nama Eko Yudianto tak pernah tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). 

Sampai saat ini pun keluarganya tak terdaftar sebagai peserta BPJS karena alasan perekonomian. 

“Yang kita khawatirkan adalah kesehatan Avan kalau nanti kuliah keluar kota, karena dia tidak memiliki BPJS,” ujar Eko.

Syukurnya, kini untuk biaya kuliah di ITB, Avan mendapatkan beasiswa dari Paragon.

Paragon selaku penyedia beasiswa berprestasi dari keluarga kurang mampu.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved