Fenomena Sarjana Nyebur Got Demi Jadi PPSU, Pramono Justru Bantah Nyari Kerja di Jakarta Susah

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menanggapi fenomena banyakan lulusan S1 yang melamar sebagai petugas PPSU. Ia bantah cari kerja di Jakarta susah.

Dokumentasi Kominfotik Jakarta Pusat.Kompas/Fransisca Romana Ninik
SARJANA LAMAR PPSU - Ini adalah enam dari tujuh petugas PPSU yang memiliki ijazah S1 alias sarjana. Mereka tak malu untuk menyapu jalan di wilayah Kelurahan Serdang, Kemayoran, Jakarta Pusat. Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menanggapi fenomena banyakan lulusan S1 yang melamar sebagai petugas PPSU. Ia bantah cari kerja di Jakarta susah. (Dokumentasi Kominfotik Jakarta Pusat) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menanggapi fenomena banyakan lulusan S1 yang melamar sebagai petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).

Pramono pun menegaskan tak akan membeda-bedakan latar belakang pendidikan para pelamar.

“Untuk PPSU, mau sarjana, mau SD, kami tidak membedakan. Tapi yang jelas syaratnya, pergubnya yang sudah saya tandatangani adalah SD,” ucapnya, Jumat (11/7/2025).

Orang nomor satu ini bilang, proses seleksi PPSU kini sepenuhnya diserahkan kepada tim yang sudah ditunjuk.

Hanya saja, keputusan akhir nantinya bakal tetap dibahas dalam rapat bersama yang akan dipimpin langsung oleh Gubernur Pramono Anung.

“Kami sekarang ini sedang menyerahkan kepada tim sepenuhnya. Nanti sebelum diputuskan tentunya akan diputuskan melalui rapat bersama yang dipimpin oleh gubernur dan wakil gubernur,” ujarnya.

Namun, ketika ditanya apakah fenomena ini mencerminkan minimnya lapangan pekerjaan di Jakarta, Gubernur Pramono membantahnya.

Pramono berdalih terbukanya peluang dalam rekrutmen PPSU bagi pelamar dengan pendidikan tinggi justru mencerminkan kesetaraan.

“Bukan minim (lapangan pekerjaan). Tapi artinya, karena syaratnya SD, mau ada Sarjana, mau Doktor, yang daftar juga sama aja, kan gitu,” tuturnya.

Sulitnya mencari pekerjaan di Jakarta kian nyata.

Kini, para sarjana S1 rela mengikuti rekrutmen petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).

Selain gaji yang menggiurkan yakni UMR Jakarta, mereka juga harus memikirkan dapur agar tetap ngebul.

Sehingga peluang pekerjaan apapun tetap dicoba.

Sebagai bukti, Sekretaris Lurah (Sekkel) Serdang M Imron Sumadi mengungkapkan jika dari 127 pelamar calon PPSU, 93 yang hadir, dan hanya satu orang yang akan mengisi kekosongan.

Di mana dari total tersebut, tujuh diantaranya memiliki ijazah S1.

"Kalau dari kelurahan tidak ada yang khusus, karena prinsipnya kami melaksanakan Surat Edaran dari Sekda syarat minimum adalah SD atau bisa membaca dan menulis. Dari 127 pelamar ada tujuh yang melamar menggunakan ijazah S1, yang hadir enam orang," kata Imron.

Peminat dari kalangan sarjana juga banyak gegara tak ada syarat khusus bagi pelamar.

Mereka hanya diminta bisa membersihkan, mencangkul, menjaga lingkungan, dan pada prinsipnya apa yang dibutuhkan dapat dilakukan.

Pelamar PPSU dengan ijazah sarjana

Diantara banyaknya pelamar dengan ijazah S1, ada dua nama yang sempat membagikan kisah mereka kepada Tribun Network.

Mereka adalah Nabila (27) dan Febrina Nuranisa (32).

Lulusan S1 Akuntansi ini menjadi calon pelamar PPSU di wilayah Serdang, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Nabila mengaku sudah terbiasa beberes rumah. Sehingga tak kesulitan beradaptasi ketika bekerja sebagai PPSU.

Berbeda lagi dengan Febriana. Ia justru ingin memanfatkan peluang yang ada meski tak sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

"Sekarang ini kan memang lagi susah mencari pekerjaan, selagi ada peluang di depan mata ambil aja dulu," ucap Febrina, Jumat (4/7/2025), dikutip dari Wartakotalive.

Selanjutnya ada Musarotun (29). Lulusan S1 Akuntansi ini melamar sebagai PPSU Kelurahan Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Ibu dua anak ini mengikuti tahapan tes uji praktik lapangan rekrutmen PPSU tanpa rasa jijik.

Padahal ia harus nyemplung langsung ke selokan untuk membersihkan sampah di sana.

Lucunya, sepatu boot yang dikenakannya sempat tertinggal di dalam selokan lantaran tertahan oleh tebalnya lumpur yang ada di dasar selokan.

Sebagian tubuhnya juga sudah basah dan kotor dengan lumpur.

Tapi ia terlihat tetap serius menjalani uji praktik lapangan, seolah tak mau kalah dengan pelamar PPSU lainnya yang mayoritas merupakan laki-laki.

Termasuk saat dirinya harus memanjat pohon untuk menuntaskan tes penopingan.

“Alhandulillah dari tadi tesnya seru. Nyebur ke sekolahan juga enggak jijik,” ucapnya sambil tertawa, Rabu (2/7/2025).

Musarotun akhirnya mengaku jika ikut mendaftar dengan modal nekat.

Ia hanya berharap bisa diterima sebagai petugas PPSU untuk membantu perekonomian keluarganya.

“Sebelumnya saya ibu rumah tangga, ngurus-ngurus rumah. Daftar PPSU harapannya untuk kemajuan ekonomi keluarga,” kata dia.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved