Ketua RT Gen Z di Jakarta Utara

Sosok Arya Ketua RT Gen Z dari Jakut, Usia Masih 19 Tahun Cita-cita Jadi Gubernur Kayak Dedi Mulyadi

Sosok Arya Ketua RT Gen Z dari Jakut, Usia Masih 19 Tahun Cita-cita Jadi Gubernur Kayak Dedi Mulyadi

|

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, KOJA - Sosok Sahdan Arya Maulana, pemuda berusia 19 tahun warga Koja, Jakarta Utara, baru-baru ini viral.

Pasalnya, pemuda yang masih berstatus sebagai mahasiswa itu dipercaya menjadi ketua RT di wilayah tempat tinggalnya di RT 07 RW 08 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara.

Sebagai ketua RT yang berasal dari Generasi Z alias Gen Z, Arya memiliki mimpi yang sangat besar.

Arya si Ketua RT Gen Z yang gebrakannya viral ini bercita-cita menjadi gubernur di masa depan.

Ia juga mengaku sangat mengidolakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan menganggap pria yang populer dengan nama panggilan Kang Dedi itu sebagai inspirasinya dalam menjalankan jabatan ketua RT.

"Karena saya suka pembangunan ya, karena yang saya tau kalau jadi gubernur itu kan banyak sekali pembangunan. Inspirasi saya juga kang Dedi Mulyadi jadi saya ngeliat dia sangat inspiratif sekali," ungkap Arya kepada TribunJakarta.com, Minggu (13/7/2025).

Bagi Arya, Dedi Mulyadi adalah sosok pemimpin daerah yang sangat inspiratif.

Hal yang paling diidolakan Arya dari Dedi Mulyadi adalah bagaimana pemimpin Jawa Barat itu sangat peduli kepada masyarakatnya.

"Yang saya lihat dari Kang Dedi Mulyadi ya senang aja ketika dia care sama orang dan bisa berbaur sama warga-warga. Itu kayak ngeliatnya seneng aja," ungkap dia.

lihat fotoSosok tak berbaju yang mengintip di depan kamar kos diplomat muda Kemenlu, Arya Daru kini ngaku stres. Gerak-geriknya yang terekam CCTV membawa Siswanto menjadi saksi dalam kasus ini. Padahal ia turut merasa kasus kematian Arya Daru 'janggal'.
Sosok tak berbaju yang mengintip di depan kamar kos diplomat muda Kemenlu, Arya Daru kini ngaku stres. Gerak-geriknya yang terekam CCTV membawa Siswanto menjadi saksi dalam kasus ini. Padahal ia turut merasa kasus kematian Arya Daru 'janggal'.

"Itu cita-cita besar saya ya, semoga nasibnya bagus ya kan," celetuk Arya penuh harap.

Sebelumnya, sosok Arya viral di media sosial setelah dirinya menjadi inisiator pembangunan jalan permukiman yang dilakukan hasil swadaya masyarakat.

Tanpa adanya bantuan pemerintah, warga yang tinggal di Jalan Kelapa Hijau, RT 07 RW 08 Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, bergerak secara mandiri memperbaiki ruas jalan permukiman mereka yang rusak.

Di umurnya yang baru 19 tahun, Arya sudah dipercaya masyarakat setempat sebagai ketua RT 07 RW 08 Rawa Badak Selatan.

Meski masih muda, Arya ternyata sangat visioner. Ia ingin belajar melakukan pembangunan kewilayahan, dan hal itu bisa ditempuhnya lewat keputusan awal mencalonkan diri sebagai ketua RT.

"Jadi kenapa mau menjadi ketua RT karena dorongan hati saya, ingin bermanfaat bagi warga. Karena saya kecil di sini ya pengen sekali lah berkontribusi untuk wilayah, seperti itu," kata Arya.

Menjelang pemilihan ketua RT pada Mei 2025 lalu, Arya mulai mengulik bagaimana caranya agar ia bisa mendaftar.

Segala persiapan pun telah dilakukannya secara matang-matang, termasuk memastikan bahwa persyaratan maju sebagai ketua RT sudah lengkap.

Singkat cerita, pemilihan ketua RT pun berjalan dan Arya menang telak dari calon lainnya.

"Waktu itu alhamdulillah saya menang dengan suara yang jauh ya. Lawan saya itu suaranya cuma 17 dan saya total suara itu 126 suara," ungkap dia.

Arya menganggap, dirinya bisa menang dari calon lainnya karena sosoknya sebagai pemuda dari kalangan Generasi Z alias Gen Z.

Kekinian, sambung Arya, masyarakat di sekitar tempat tinggalnya sudah mulai menghilangkan stigma terhadap usia pemimpin wilayah.

Hal itu lah yang dimanfaatkan Arya untuk mulai bersilaturahmi lebih giat lagi kepada masyarakat setempat untuk meminta dukungan maju sebagai ketua RT.

Silaturahmi itu disambut baik oleh warga setempat. Warga pelan-pelan menaruh rasa percaya mereka kepada Arya tak peduli usianya yang masih sangat muda.

"Alhamdulillah warga ya support kepada. Sekarang sudah dua bulan jadi ketua RT," ungkap dia.

Dua bulan menjabat ketua RT, tentunya ada sejumlah tantangan yang dihadapi Arya, terutama ketika mendengar keluhan dan permintaan warga soal pembangunan wilayah.

Arya pun membuat gebrakan yang akhirnya viral di media sosial, di mana ia memperbaiki jalan rusak di lingkungan tempat tinggalnya hasil musyawarah dan swadaya masyarakat.

Jalan permukiman yang diperbaiki itu berlokasi di Jalan Kelapa Hijau, RT 07 RW 08 Rawa Badak Selatan.

Menurut Arya, perbaikan berupa pengecoran jalan yang rusak sepanjang 100 meter itu hasil swadaya masyarakat.

Merogoh kocek Rp 20 juta, biaya perbaikan jalan dihasilkan dari patungan warga dan biaya operasional sebagai RT yang sama sekali tak digunakannya untuk hal lain.

"Ada yang sebagian dari swadaya dan dari kita. Nah dari kita itu, biaya operasional kita itu semua kita alihkan ke pembangunan semua. Jadi kita selama dua bulan ini tidak pernah ngambil biayaBOP sepeserpun," ucap dia.

Pengerjaan perbaikan jalanan ini berlangsung dua hari.

Ini juga menjadi salah satu upaya untuk mencegah banjir lantaran di belakang pemukimannya terdapat sebuah aliran kali, yang kerap meluap bila hujan lebat datang.

Menurut Arya, perbaikan jalan ini harus segera dilakukan karena memang ruas jalan itu menjadi akses utama masyarakat.

Apalagi, selama ini belum ada langkah apapun dari pemerintah soal jalan rusak di sana meski berulangkali telah disampaikan dalam musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang).

Dalam menjalankan perannya sebagai ketua RT, Arya tak sendirian.

Dua pemuda Gen Z lainnya dari wilayah itu juga menjadi tenaga pendukung Arya.

Mereka adalah Vemmas Wahyu Rianto (20) selaku sekretaris RT dan Riski Saputra (21) yang bertugas sebagai bendahara RT 07 RW 08 Rawa Badak Selatan.

Tiga pemuda sekawan itu memang terbilang masih muda.

Namun, mereka memilih menghabiskan masa mudanya untuk menjadi pribadi yang berguna bagi masyarakat.

Ketiganya memutuskan untuk maju sebagai pengurus wilayah setempat dalam rangka melakukan pembangunan dari tempat yang terdekat, yakni permukiman tempat tinggal mereka sendiri.

Adapun Sahdan Arya masih berstatus sebagai mahasiswa semester 5 di Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Sama seperti Arya, Vemmas kini masih berkuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Indonesia Jakarta.

Di sisi lain, sang bendahara yakni Riski Saputra kini telah bekerja sebagai karyawan swasta.

Namun, di tengah kesibukan mereka masing-masing, tiga pemuda itu bertekad untuk benar-benar serius dalam hal pembangunan wilayah.

"Kita pengen bermanfaat dan mengabdi kepada wilayah. Karena kita lahir di sini. Kecil bareng. Dan kita sebagai manusia harus berkontribusi dan bermanfaat bagi wilayah," tutup Arya.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved