Bisa Kurangi 2.500 Ton Sampah, DPRD Desak Pengoperasian RDF Rorotan Secara Penuh Sebelum Akhir 2025

Bisa Kurangi 2.500 Ton Sampah, DPRD Desak Pengoperasian RDF Rorotan Secara Penuh Sebelum Akhir 2025

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Pebby Adhe Liana
TRIBUNJAKARTA.COM
RDF ROROTAN - Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Yuke Yurike, mendorong Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI untuk segera mengoptimalkan pengoperasian sistem pengolahan sampah Refuse Derived Fuel (RDF) di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara. 

Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA PUSAT - Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Yuke Yurike, mendorong Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI untuk segera mengoptimalkan pengoperasian sistem pengolahan sampah Refuse Derived Fuel (RDF) di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara.

Menurut Yuke, keberadaan fasilitas RDF Rorotan dapat menjadi solusi nyata dalam mengurangi beban sampah harian Jakarta yang mencapai ribuan ton.

"Kalau RDF ini dioperasikan penuh, bisa bantu kurangi sekitar 2.500 ton sampah setiap hari di DKI Jakarta. Jadi sangat penting untuk segera dimaksimalkan," ujar Yuke kepada wartawan di Gedung DPRD DKI Jakarta, beberapa hari lalu.

RDF Rorotan dijadwalkan menjalani uji coba operasional pada bulan Juli 2025 dengan menggunakan sampah yang sudah dipilah.

"Jadi targetnya September itu sudah bisa commissioning," tuturnya.

Yuke pun menegaskan, Komisi D DPRD DKI Jakarta akan terus mengawal proses uji coba hingga pengoperasian RDF Rorotan secara penuh sebelum akhir tahun 2025 ini.

Menurutnya, pengawasan ketat terhadap progres perbaikan alat dan mesin di RDF Rorotan penting untuk dilakukan.

“Dinas LH harus rajin mengecek kondisi mesin-mesin pengolah sampah yang akan digunakan. Jangan sampai ketika sudah uji coba malah tidak siap,” kata Yuke.

RDF Rorotan nantinya akan mengubah sampah menjadi bahan bakar alternatif yang bisa dimanfaatkan industri semen hingga pembangkit listrik.

Yuke mengingatkan agar pengolahan sampah dapat dilakukan dengan teknologi ramah lingkungan, salah satunya dengan penambahan deodorizer atau sistem penghilang bau tak sedap.

“Jadi, sebelum sampah dibawa ke RDF, harus ada treatment lebih dulu agar baunya tidak mengganggu selama proses pengangkutan,” jelasnya.

“Kalau ini berhasil, kita tidak hanya kurangi sampah, tapi juga punya sumber energi alternatif dari limbah,” tutup Yuke.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved