Viral di Media Sosial

Mantan ASN di Boyolali Eksploitasi 4 Anak Bikin Kades Geram: Anak Dirantai, Kayak Binatang Saja!

Praktik eksploitasi anak yang dilakukan mantan ASN di Desa Mojo, Kecamatan Andong, Boyolali akhirnya terungkap. 

(Pexels/Nothing Ahead dan TribunSolo/Tri Widodo).
Ilustrasi korban kekerasan. Empat anak di Desa Mojo, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, diduga menjadi korban eksploitasi anak yang dilakukan oleh seorang lansia berinisial SP (65), warga luar daerah yang kini menetap di Dukuh Mojo. (Pexels/Nothing Ahead dan TribunSolo/Tri Widodo). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Praktik eksploitasi anak di Desa Mojo, Kecamatan Andong, Boyolali akhirnya terungkap. 

Ada 4 bocah dari luar daerah yang diasuh SP (65) warga Dukuh/Desa Mojo RT 13 RW 05, Kecamatan Andong dengan tak diberi makan layak hingga tidur pun berada di luar ruangan

Keempat anak tersebut masing-masing adalah SAW (14) dan IAR (11), kakak beradik asal Kabupaten Semarang, serta MAF (11) dan VMR (6), kakak beradik yatim piatu asal Kabupaten Batang.

Mereka tidak hanya kehilangan hak atas pendidikan, tetapi juga mengalami penyiksaan dan perlakuan tak manusiawi.

Mereka merupakan dua pasang kakak beradik yang diduga tinggal dan diasuh oleh S.

Berikut sederet fakta mengenai kasus eksploitasi anak itu. 

1. Bermula ketahuan curi kotak amal

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Boyolali, AKP Joko Purwadi, menjelaskan bahwa kasus ini terungkap saat warga menangkap MAF karena diduga mencuri kotak amal masjid pada Minggu (13/7/2025) dini hari.

“Anak itu bilang bahwa dia mencuri kotak amal karena lapar, untuk makan. Warga kemudian mengantarnya ke rumah pelaku dan menemukan tiga anak lainnya, salah satu dalam keadaan kaki dirantai,” ujar Joko saat konferensi pers di Mapolres Boyolali, Senin (14/7/2025).

Warga yang prihatin lalu membawa anak-anak tersebut ke Polsek Andong bersama perangkat desa dan melaporkan dugaan tindak kekerasan.

2. Diasuh eks ASN

Mereka diasuh oleh SP (65), warga Dukuh/Desa Mojo RT 13 RW 05, Kecamatan Andong, yang mengaku menjalankan sebuah yayasan pendidikan.

Menurut Kepala Desa Mojo, Bagus Muhammad Mukhsin, anak-anak tersebut awalnya diambil dari orang tua mereka dengan dalih untuk mendapatkan pendidikan agama di pondok milik SP.

"Diminta untuk mondok di tempatnya," ujar Bagus Muhammad Mukhsin saat dikonfirmasi, Senin (14/7/2025).

Namun, harapan orang tua yang menitipkan anak-anak itu justru berbalik menjadi mimpi buruk.

Keempat anak tersebut tidak mendapatkan hak pendidikan yang layak, bahkan tidak disekolahkan di sekolah formal.

Sebaliknya, setiap hari mereka dipaksa mengurus sembilan ekor kambing milik SP.

3. Sosok SP

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved