Ketua RT Gen Z Tolak Amplop dari Dedi Mulyadi, Ungkap Cara Menang Pemilihan Tanpa Politik Uang

Ketua RT gen z, Sahdan Arya Maulana terang-terangan menolak amplop berisi uang dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel
KDM BERI AMPLOP - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bertemu Ketua RT Gen Z Sahdan Arya Maulana (19) di Lembur Pakuan. Arya menolak pemberian Dedi Mulyadi 

TRIBUNJAKARTA.COM - Ketua RT RT 07 RW 08 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, Sahdan Arya Maulana (20) terang-terangan menolak amplop berisi uang dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Pemuda gen z usia 20 tahun itu mengaku ingin bertemu Dedi hanya untuk sekadar ngobrol, bukan mencari uang.

Hal itu terlihat saat Sahdan, bersama sekretarisnya dan bendaharanya, Vemmas Wahyu Rianto (20) dan Riski Saputra (21), serta ayahanda, Ali Nurdin bertemu dengan Dedi Mulyadi.

Pertemuan itupun disiarkan Dedi Mulyadi di laman Youtubenya @KANGDEDIMULYADICHANNEL, tayang Rabu (16/7/2026).

Tolak Amplop Tebal

Pada akhir pertemuan, Dedi Mulyadi sempat memberikan amplop tebal.

Ia meminta Sahdan menerima uang yang disiapkannya itu untuk menambah dana operasional.

Namun, Sahdan dengan sopan menolaknya.

"Karena saya niat ke sini untuk bapak," kata Sahdan.

"Ini bisa digunakan untuk ngaspal," kata Dedi.

"Tidak, saya ke sini ikhlas," kata Sahdan.

"Saya juga ikhlas," kata Dedi

Sahdan menuturkan dirinya telah didukung oleh Wali Kota Jakarta Utara.

"Keren," kata Dedi. 

"Karena saya ke sini niatnya pengin ngobrol sama bapak sih," ujar Sahdan.

Dedi tetap meminta Sahdan menerima amplop darinya. Ia menganggap amplop tersebut merupakan honorarium dari pertemuan itu.

Akhirnya, Dedi Mulyadi sempat memberikan amplop tersebut kepada bendahara RT Riski.

Tetapi, Sahdan meminta Riski untuk mengembalikan amplop itu kepada Dedi Mulyadi.

Kemudian, Dedi sempat menawarkan amplop tersebut kepada ayah Sahdan, Ali Nurdin.

Ali Nurdin juga menolak pemberian itu.

"Kita jauh-jauh murni saya ke sini karena benar-benar saya kagum," kata Ali Nurdin.

"Waduh, saya juga kagum sama Bapak. Saya baru bertemu dengan orang seperti Bapak. Saya kagum sama Bapak," imbuhnya.

"Baru ini saya ketemu nih tokoh muda punya inovasi. punya visi dan tidak mau menerima rezeki walaupun itu halal gitu. Keren dong," imbuh Dedi.

Tanpa Politik Uang

Sahdan juga sempat menceritakan proses pemilihannya sebagai Ketua RT yang berlangsung dua bulan lalu.

Saat itu, Sahdan harus bersaing dengan Aris yang berusia lebih dari 50 tahun.

"Ada satu calon. Dua sama saya," kata Sahdan dikutip dari Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, Rabu (16/7/2025).

Ketika pemilihan berlangsung, Sahdan menang telak dari calon RT lainnya.

Sahdan memperoleh 126 suara sementara lawannya hanya 17 suara.

"Wah gila loh. Menang telak ya? 90 persen lebih loh itu. Oh, gila menang telak banget. Pakai dukun dari mana?" tanya Dedi Mulyadi sambil tertawa.

Sahdan mengungkapkan alasan dirinya ingin maju sebagai Ketua RT. 

Ia mengaku punya prinsip sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Lalu, Politikus Gerindra itu bertanya mengenai dana yang dihabiskan untuk mencalonkan diri sebagai Ketua RT.

"Habis berapa nyalon RT? habis berapa amplop?" tanya Dedi.

"Enggak, nyalon RT itu tidak mengeluarkan dana. Tapi ya saya sowan-sowan aja sih ke masyarakat," kata Sahdan tersenyum.

Dedi kembali bertanya kepada Sahdan. Ia masih heran Sahdan tidak mengeluarkan dana sepeser pun.

"Pasti ada biaya kopinya kalau ngobrol pakai kopi kan ngobrol ada kopinya. Ada kopinya enggak?" kata Dedi.

"Enggak sih, enggak. Justru malah mereka yang menyediakannya," kata Sahdan.

Idolakan Dedi Mulyadi

Seperti diketahui, Sahdan merupakan Ketua RT 7 RW 8 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara.

Dua bulan menjabat ketua RT, Sahdan pun membuat gebrakan yang akhirnya viral di media sosial, di mana ia memperbaiki jalan rusak di lingkungan tempat tinggalnya hasil musyawarah dan swadaya masyarakat.

Sahdan mengaku mengidolakan Dedi Mulyadi.

Hal yang paling diidolakan Sahdan dari Dedi Mulyadi adalah bagaimana pemimpin Jawa Barat itu sangat peduli kepada masyarakatnya.

"Yang saya lihat dari Kang Dedi Mulyadi ya senang aja ketika dia care sama orang dan bisa berbaur sama warga-warga. Itu kayak ngeliatnya seneng aja," kata Sahdan kepada TribunJakarta.com, Minggu (13/7/2025).

Sahdan pun bermimpi, kelak ia juga bisa menjadi gubernur dan bermanfaat untuk lebih banyak orang.

"Karena saya suka pembangunan ya, karena yang saya tau kalau jadi gubernur itu kan banyak sekali pembangunan. Inspirasi saya juga kang Dedi Mulyadi jadi saya ngeliat dia sangat inspiratif sekali," ungkap Sahdan.

"Itu cita-cita besar saya ya, semoga nasibnya bagus ya kan," celetuknya penuh harap.

Sebelumnya, sosok Sahdan viral di media sosial setelah dirinya menjadi inisiator pembangunan jalan permukiman yang dilakukan hasil swadaya masyarakat.

Tanpa adanya bantuan pemerintah, warga yang tinggal di Jalan Kelapa Hijau, RT 07 RW 08 Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, bergerak secara mandiri memperbaiki ruas jalan permukiman mereka yang rusak.

Di umurnya yang baru 19 tahun, Sahdan sudah dipercaya masyarakat setempat sebagai ketua RT 07 RW 08 Rawa Badak Selatan.

Meski masih muda, Sahdan ternyata sangat visioner. Ia ingin belajar melakukan pembangunan kewilayahan, dan hal itu bisa ditempuhnya lewat keputusan awal mencalonkan diri sebagai ketua RT.

"Jadi kenapa mau menjadi ketua RT karena dorongan hati saya, ingin bermanfaat bagi warga. Karena saya kecil di sini ya pengen sekali lah berkontribusi untuk wilayah, seperti itu," kata Sahdan.

Menjelang pemilihan ketua RT pada Mei 2025 lalu, Sahdan mulai mengulik bagaimana caranya agar ia bisa mendaftar.

Segala persiapan pun telah dilakukannya secara matang-matang, termasuk memastikan bahwa persyaratan maju sebagai ketua RT sudah lengkap.

Singkat cerita, pemilihan ketua RT pun berjalan dan Sahdan menang telak dari calon lainnya.

"Waktu itu alhamdulillah saya menang dengan suara yang jauh ya. Lawan saya itu suaranya cuma 17 dan saya total suara itu 126 suara," ungkap dia.

Sahdan menganggap, dirinya bisa menang dari calon lainnya karena sosoknya sebagai pemuda dari kalangan Generasi Z alias Gen Z.

Kekinian, sambung Sahdan, masyarakat di sekitar tempat tinggalnya sudah mulai menghilangkan stigma terhadap usia pemimpin wilayah.

Hal itu lah yang dimanfaatkan Sahdan untuk mulai bersilaturahmi lebih giat lagi kepada masyarakat setempat untuk meminta dukungan maju sebagai ketua RT.

Silaturahmi itu disambut baik oleh warga setempat. Warga pelan-pelan menaruh rasa percaya mereka kepada Sahdan tak peduli usianya yang masih sangat muda.

"Alhamdulillah warga ya support kepada. Sekarang sudah dua bulan jadi ketua RT," ungkap dia.

Dua bulan menjabat ketua RT, tentunya ada sejumlah tantangan yang dihadapi Sahdan, terutama ketika mendengar keluhan dan permintaan warga soal pembangunan wilayah.

Sahdan pun membuat gebrakan yang akhirnya viral di media sosial, di mana ia memperbaiki jalan rusak di lingkungan tempat tinggalnya hasil musyawarah dan swadaya masyarakat.

Jalan permukiman yang diperbaiki itu berlokasi di Jalan Kelapa Hijau, RT 07 RW 08 Rawa Badak Selatan.

Menurut Sahdan, perbaikan berupa pengecoran jalan yang rusak sepanjang 100 meter itu hasil swadaya masyarakat.

Merogoh kocek Rp 20 juta, biaya perbaikan jalan dihasilkan dari patungan warga dan biaya operasional sebagai RT yang sama sekali tak digunakannya untuk hal lain.

"Ada yang sebagian dari swadaya dan dari kita. Nah dari kita itu, biaya operasional kita itu semua kita alihkan ke pembangunan semua. Jadi kita selama dua bulan ini tidak pernah ngambil biayaBOP sepeserpun," ucap dia.

Pengerjaan perbaikan jalanan ini berlangsung dua hari.

Ini juga menjadi salah satu upaya untuk mencegah banjir lantaran di belakang pemukimannya terdapat sebuah aliran kali, yang kerap meluap bila hujan lebat datang.

Menurut Sahdan, perbaikan jalan ini harus segera dilakukan karena memang ruas jalan itu menjadi akses utama masyarakat.

Apalagi, selama ini belum ada langkah apapun dari pemerintah soal jalan rusak di sana meski berulangkali telah disampaikan dalam musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang).

Dalam menjalankan perannya sebagai ketua RT, Sahdan dibantu Vemmas dan Riski.

Tiga pemuda sekawan itu memang terbilang masih muda.

Namun, mereka memilih menghabiskan masa mudanya untuk menjadi pribadi yang berguna bagi masyarakat.

Ketiganya memutuskan untuk maju sebagai pengurus wilayah setempat dalam rangka melakukan pembangunan dari tempat yang terdekat, yakni permukiman tempat tinggal mereka sendiri.

Adapun Sahdan Sahdan masih berstatus sebagai mahasiswa semester 5 di Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Sama seperti Sahdan, Vemmas kini masih berkuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Indonesia Jakarta.

Di sisi lain, sang bendahara yakni Riski Saputra kini telah bekerja sebagai kSahdanwan swasta.

Namun, di tengah kesibukan mereka masing-masing, tiga pemuda itu bertekad untuk benar-benar serius dalam hal pembangunan wilayah.

"Kita pengen bermanfaat dan mengabdi kepada wilayah. Karena kita lahir di sini. Kecil bareng. Dan kita sebagai manusia harus berkontribusi dan bermanfaat bagi wilayah," tutup Sahdan.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved