Kondisi WNA Belanda Jatuh di Gunung Rinjani Luka di Kepala, Selamat Usai Dievakuasi Pakai Helikopter

Wanita pendaki asal Belanda, Sarah Tamar Van Hulten (26), mengalami luka di bagian kepala setelah terjatuh di jalur pendakian Gunung Rinjani.

(Dok. Badan SAR Nasional).
WNA BELANDA JATUH DI RINJANI - Sarah Tamar Van Hulten (26), WNA asal Belanda yang terjatuh di Gunung Rinjani, dievakuasi tim SAR ke rumah sakit di Bali, Kamis (17/7/2025). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, NUSA TENGGARA BARAT - Wanita pendaki asal Belanda, Sarah Tamar Van Hulten (26), mengalami luka di bagian kepala setelah terjatuh di jalur pendakian Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat, Kamis (17/7/2025).

Korban berhasil dievakuasi menggunakan helikopter dan kini menjalani perawatan di Rumah Sakit BIMC Kuta, Bali.

"Korban wisatawan ada luka-luka di kepala yang langsung ditangani," kata Kepala Kantor SAR Denpasar I Nyoman Sidakarya dalam keterangannya.

Sarah dilaporkan terjatuh saat menuruni jalur Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak.

Laporan kejadian diterima Kantor SAR Mataram dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) pada pukul 14.00 WITA.

Tim SAR dari Pos Kayangan yang berjumlah lima orang segera dikerahkan, lengkap dengan peralatan medis dan mountaineering.

Melihat kondisi korban dan medan yang sulit, koordinasi dilakukan dengan SAR Denpasar dan SGi Air Bali untuk pengerahan helikopter.

Korban diterbangkan dari Danau Segara Anak pada pukul 16.52 WITA bersama satu pendamping dan seorang dokter.

Helikopter mendarat di helipad SGi Air Bali pukul 17.29 WITA dan korban langsung dirujuk ke Rumah Sakit BIMC Kuta.

"Landing di helipad SGi Air Bali pada pukul 17.29 WITA dan langsung ditangani oleh dokter dievakuasi menuju rumah sakit BIMC Kuta," kata Sidakarya.

Pilot helikopter SGi Air Bali, Capt. Fatoni menambahkan, kondisi medan pencarian sore tadi termasuk membahayakan.

Pasalnya, selain karena lokasi pegunungan yang cukup ekstrem dan minimnya tempat mendarat, cuaca sore tadi juga terbilang menyulitkan manuver helikopter.

"Kendala yang kita hadapi untuk evakuasi tadi, Rinjani medannya pegunungan lokasi cukup ekstrem dan juga tempat landing yang tidak dipersiapkan, termasuk tadi kami alami perubahan cuaca yang cukup signifikan," ucap Fatoni.

Helikopter yang dikemudikan Fatoni juga sempat berputar-putar di atas lembah Gunung Rinjani sembari ia mencari celah masuk ke lokasi pencarian.

"Jadi sebelum kami berangkat kami memantau lewat satelit, karena lokasinya di lembah tertutup kabut jadi kami berputar-putar mencari celah untuk bisa ke area penjemputan tersebut," katanya.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved