Viral di Media Sosial

Update Kematian Siswa SMAN 6 Garut Karena Dibully, Dedi Mulyadi: Ada Aspek yang Bersifat Kompleks

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menggandeng kepolisian dan psikolog untuk mendalami kasus pelajar 16 tahun yang bunuh diri di Kabupaten Garut. 

TribunJabar
SISWA DIBULLY - Seorang Siswa SMAN 6 Garut berinisial P (16) bunuh diri diduga karena mengalami bullying. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menggandeng kepolisian dan psikolog untuk mendalami kasus pelajar 16 tahun yang bunuh diri di Kabupaten Garut. 

Sejauh ini, penyelidikan kasus tersebut masih dilakukan. 

Rencananya, pada Rabu pekan depan, tim yang menangani akan mengumumkan kesimpulan dari hasil investigasi. 

"Semoga dalam hari Rabu sudah selesai, sudah rampung kita sudah buat kesimpulan," ujar Dedi di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Sabtu (19/7/2025). 

Ia mengatakan bahwa kasus pelajar bunuh diri tersebut bukan hanya soal perundungan, tetapi ada faktor lainnya yang diduga menjadi penyebab korban sampai nekat mengakhiri hidup. 

"Itu peristiwanya bukan peristiwa yang seperti muncul ke permukaan yang hari ini dipahami sebagai bully, tetapi ada aspek yang bersifat kompleks yang menurut saya itu psikologi yang dialami oleh Gen Z hari ini," kata Dedi. 

Ia mengungkapkan alasan pihaknya sampai menambah tim investigasi dengan menggandeng pihak kepolisian dan psikolog guna mengetahui pasti apa yang menjadi penyebab utamanya. 

Ia mengaku sangat khawatir ada kelompok eksternal yang berkontribusi mempengaruhi terjadinya degradasi moral di kalangan remaja sekolah. 

Ditambah lagi, model pergaulan remaja yang saat ini semakin memprihatinkan, salah satunya akibat dari pengaruh buruk media sosial yang membentuk karakter remaja. 

"Dan dari konten media sosial itulah lahir pengaruh dan terpapar. Jadi yang disebut hari ini, kalau dulu terpapar radikalisme, hari ini ancaman terpapar itu adalah virus yang dikembangkan melalui jaringan-jaringan kemudian menjadi tontonan dan itu membuat pengaruhi termasuk tawuran, pelecehan seksual, seks massal," kata Dedi. 

Dedi mendorong para bupati dan wali kota juga turut berperan mencegah kasus pelajar bunuh diri kembali terjadi di masa depan. 

Salah satu upaya agar kasus serupa tidak menjalar ke sekolah lainnya yakni dengan mengirim psikolog ke lingkungan pendidikan. 

Para psikolog tersebut akan menguatkan bimbingan dan konseling yang selama ini hanya ditangani oleh guru BK saja. 

Ia berharap, kebijakan ini dapat memutus mata rantai pemanahan negatif yang berkembang di kalangan pelajar. 

"Hari ini menurut saya sudah semestinya. Saya akan mengajak pula Bupati/Wali Kota. Sudah semestinya di setiap sekolah ada psikolog, terutama SMA dan SMP karena tak mungkin lagi Guru BK. Problemnya sudah akut," kata Dedi.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved