600 Anggota Pramuka Turun Tangan Ajak Warga Pilah Sampah Saat HBKB di Danau Sunter Jakarta Utara

600 anggota Pramuka dari berbagai sekolah di Jakut dilibatkan dalam aksi pengelolaan dan pemilahan sampah dalam rangka HBKB di kawasan Danau Sunter.

TribunJakarta.com
PRAMUKA AGEN PENGELOLAAN SAMPAH - Sebanyak 600 anggota Pramuka dari berbagai sekolah di Jakarta Utara dilibatkan dalam aksi pengelolaan dan pemilahan sampah dalam rangka Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Danau Sunter. (TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Sebanyak 600 anggota Pramuka dari berbagai sekolah di Jakarta Utara dilibatkan dalam aksi pengelolaan dan pemilahan sampah dalam rangka Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Danau Sunter, Minggu (20/7/2025).

Kegiatan ini menjadi bagian dari kolaborasi antara Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara dan Kementerian Lingkungan Hidup.

Inspektur Utama Kementerian Lingkungan Hidup Winarto mengatakan, para Pramuka yang tergabung dalam Saka Kalpataru didorong menjadi agen perubahan dalam pengelolaan sampah.

Ia menekankan pentingnya peran aktif seluruh lapisan masyarakat untuk mulai memilah sampah dari rumah tangga.

"Ini adalah langkah awal yang dampaknya mungkin belum terlihat sekarang, tapi kami yakin akan berkelanjutan. Kami juga memberikan simbolis bantuan tong sampah kepada wali kota, komunitas, dan wartawan sebagai bentuk apresiasi atas peran mereka," ujar Winarto, Senin (21/7/2025).

Wali Kota Jakarta Utara Hendra Hidayat, menyambut baik inisiatif ini.

 

Ia menyebut kegiatan HBKB kemarin tidak hanya menjadi ajang olahraga dan rekreasi, tetapi juga menjadi momen edukasi dan sosialisasi pentingnya memilah sampah.

Menurut Hendra, pengelolaan sampah di Jakarta Utara tengah diarahkan untuk mendukung operasional Refuse Derived Fuel (RDF), yakni teknologi pengolahan sampah menjadi bahan bakar.

Untuk itu, sampah rumah tangga harus dipilah antara organik dan anorganik sejak dari sumbernya.

"Sampah anorganik yang kering akan dibawa ke RDF, sementara sampah organik akan dikelola terpisah. Maka itu penting sekali peran dari Pramuka dan seluruh elemen masyarakat dalam pemilahan ini," jelasnya.

Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak menyerahkan seluruh tanggung jawab sampah kepada petugas PPSU.

Menurutnya, masyarakat harus sadar dan bertanggung jawab terhadap sampah pribadi, terutama saat mengikuti HBKB.

"Kalau punya sampah, jangan langsung buang sembarangan. Simpan dulu, buang di rumah. Jangan karena ada PPSU lalu semua dibebankan ke mereka. Ini bagian dari pembelajaran masyarakat," tegasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved