Unggahan TikTok Nelayan Jakut Sebelum Tewas Terdampar di Lampung: Tak Ada yang Tahu Nasib Seseorang
Unggahan TikTok Nelayan Jakut Sebelum Tewas Terdampar di Lampung: Tak Ada yang Tahu Nasib Seseorang
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Pebby Adhe Liana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Kematian Akbar (24), nelayan muda asal Jakarta Utara yang jasadnya ditemukan terdampar di Pantai Limau, Tanggamus, Lampung, menyisakan duka mendalam bagi keluarganya.
Akbar yang rencananya menikah Juli ini menghilang usai terjatuh ke lautan Kepulauan Seribu di awal bulan, jasadnya pun baru ditemukan hampir dua pekan kemudian.
Rencana besarnya menikah di bulan Juli ini akhirnya kandas dan sang ibunda, Ernawati (42), hanya bisa meratapi kepedihan ini.
Anak yang paling disayanginya itu telah pergi untuk selama-lamanya, dan kini Ernawati hanya bisa melihat wajah sang buah hati lewat layar gawai.
Seperti pada Senin (21/7/2025) siang, ketika ditemui TribunJakarta.com di rumahnya, Ernawati berulangkali menunjukkan foto dan unggahan terakhir Akbar di media sosialnya.
Salah satu unggahan yang paling dikenang Ernawati adalah foto Akbar bersama kekasihnya yang diunggah di akun TikTok almarhum.
Di atas foto berdua itu, Akbar menambahkan kata-kata motivasi yang sangat memilukan.
"Tidak ada yang tahu nasib seseorang ke depannya seperti apa, pesannya cuman satu, jangan pernah meremehkan orang lain," tulis almarhum Akbar dalam unggahan terakhir di akun TikTok @aco.azka pada tanggal 20 April lalu, dilihat TribunJakarta.com, Senin (21/7/2025) malam.
Ernawati menceritakan, Akbar berencana menikahi kekasihnya di bulan Juli 2025 ini.
Tapi, takdir berkata lain.
Akbar meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan di bulan yang sama dengan bulan yang ditentukannya untuk menikahi sang kekasih.
"Iya, sudah emang rencana mau nikah sama ceweknya. Rencananya mah bulan 7 ini, bulan Juli ini," katanya.
Rencana pernikahan dengan sang kekasih pun sudah berulangkali disampaikan almarhum Akbar kepada keluarganya.
Alhasil, kematian nelayan muda yang cukup tragis ini membuat Ernawati dan keluarganya begitu terpukul.
"Semenjak tahu anak saya meninggal ini saya pusing terus, Pak. Masih sering nangis sampai sekarang," ungkap Ernawati.
Ernawati mengungkap, anak kesayangannya itu terakhir kali dilihatnya pada Selasa (1/7/2025) silam.
Pertemuan terakhir kali Ernawati dengan mendiang putranya adalah ketika Akbar hendak pamit melaut.
Ernawati akhirnya menerima kabar bahwa jenazah Akbar ditemukan terdampar di Lampung dari berita di televisi pada Kamis (17/7/2025) lalu.
Tak lama setelahnya, Ernawati pun berangkat ke Lampung untuk memastikan apakah benar jenazah itu adalah Akbar.
"Kita ditelpon sama polisi, suruh ke situ bawa identitas buat mastiin anaknya. Bawa KTP, dilihat. Saya ke sana iya benar itu anak saya," ucapnya.
Benar saja, mayat itu adalah sang anak.
Hal itu terkonfirmasi dari pakaian yang masih melekat di tubuh korban.
Jasad Akbar ditemukan hanyut dalam kondisi sudah rusak, tanpa kepala.
Ernawati hafal betul bahwa baju dan celana yang ditemukan bersama jenazah itu adalah milik anaknya, Akbar alias Aco.
"Saya ngelihat dari bajunya, dari celananya. Yakin itu anak saya," ucap dia.
Diketahui, Akbar terjatuh dari kapal KM Sinar Harapan di sekitar Perairan Pulau Kelor, Kepulauan Seribu, Rabu (2/7/2025) malam.
Korban sempat dicari oleh tim SAR gabungan dari Kantor SAR Jakarta sebelum ditemukan di pesisir Lampung pada 15 Juli 2025.
Peristiwa ini bermula ketika kapal Sinar Harapan yang mengangkut Akbar dan seorang rekannya tengah dalam perjalanan pulang dari Pulau Bidadari menuju Pelabuhan Muara Baru.
Akbar, yang saat itu tidak mengenakan pelampung, diduga terjatuh dari kapal dan tenggelam di laut.
Sementara itu, dilansir dari TribunLampung.co.id, Kapolres Tanggamus AKBP Rahmad Sujatmiko mengatakan, pihaknya masih menyelidiki kasus temuan mayat tanpa kepala ini.
Termasuk melakukan pengambilan sampel DNA dari Ernawati dan keluarganya yang lain.
"Kami telah melakukan pendampingan terkait pengecekan DNA, sebagai sampel pembanding. Saat ini kita masih menunggu hasil dari Puslabfor," jelasnya, Sabtu (19/7/2025).
Kasat Reskrim Polres Tanggamus AKP Khairul Yasi Ariga menambahkan, pihaknya juga berkoordinasi dengan Polres Kepulauan Seribu dan instansi terkait lainnya di wilayah DKI Jakarta, mengingat lokasi hilangnya korban berada di perairan sekitar Pulau Bidadari dan Pulau Kelor.
Koordinasi ini dilakukan agar hasil pemeriksaan dapat lebih cepat dan akurat, sekaligus memperkuat kesimpulan penyidikan dari kedua wilayah hukum, baik dari Jakarta maupun di Lampung.
"Semua langkah ini bertujuan memberikan kepastian hukum dan kejelasan bagi pihak keluarga, sekaligus menyelesaikan proses identifikasi secara prosedural," ungkapnya.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.