Pramono Andalkan Program 1 RT 1 APAR, Korban Kebakaran Tambora Menjerit: Enggak ada APAR di Balai RW
Pramono Andalkan Program 1 RT 1 APAR, Korban Kebakaran Tambora Menjerit: Enggak ada APAR di Balai RW
TRIBUNJAKARTA.COM - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung masih mengandalkan program Rukun Tetangga (RT), satu Alat Pemadam Kebakaran Ringan (APAR) untuk menanggulangi kebakaran di Jakarta.
Terlebih dalam beberapa waktu terakhir, rentetan kebakaran besar melanda sejumlah permukiman di Jakarta.
Bukan hanya kerugian materil, namun ada yang sampai menelan korban jiwa.
“Jadi memang ada beberapa kebakaran di Jakarta, salah satunya di Tambora kemarin. Apapun program satu RT satu APAR akan tetap saya lanjutkan,” ujar Pramono.
Meski kebakaran besar terus menerus masih terjadi di Jakarta, Pramono justru meyakini program ini efektif dalam meminimalisir dampak kebakaran.
“Dan itu terbukti ketika di Tamboran relatif RT-RT-nya sudah mempunyai alat pemadam kebakaran, maka dampaknya itu menjadi lebih kecil,” bebernya.
Lantas bagaimana realitanya?.
Novi (38), salah satu korban kebakaran di Jalan Pasar Garuda, Duri Utara, Tambora, Jakarta Barat justru menjerit soal APAR.
Pasalnya, pada Senin (21/7/2025) kemarin, 70 rumah hangus terbakar dan membuat 100 kepala keluarga (KK) terdampak.
Padahal kebakaran di sana bukanlah kasus pertama. Kata Novi, di tahun 2009 pernah ada kejadian serupa.

"Terjadi itu (kebakaran) tahun 2009 di kontrakan itu. Pernah sempat itu yang ramai banget," katanya dikutip dari wartakotalive.com.
Sehingga ia menjerit lantaran minimnya APAR di sana.
Kata dia, jangankan di tingkat RT, di balai RW pun APAR tak tersedia.
"Enggak ada (APAR) di balai RW," katanya.
Kini, ia berharap, kebakaran kemarin menjadi evaluasi untuk Pemprov DKI terkait realisasi penyediaan APAR.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.