Ketua RW Gen Z di Pademangan

Ketua RT dan Ketua RW Gen Z di Jakut Beda Idola: Ada yang Kagumi Dedi Mulyadi, Ada yang Pilih Gibran

Meski seumuran, Sahdan Arya Maulana dan Tri Krisna Mukti mengidolai sosok pemimpin yang berbeda. Siapa saja?

TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino, Kompas.com/Fristin Intan Sulistyowati dan Dok Dedi Mulyadi
DUA GEN Z BEDA IDOLA - Dua gen z yang menjabat sebagai Ketua RT dan Ketua RW di Jakarta Utara ini memiliki idola pemimpin yang berbeda. Sahdan Arya Maulana sebagai Ketua RT mengidolai Dedi Mulyadi sementara Ketua RW, Tri Krisna Mukti mengidolai Wapres Gibran Rakabuming Raka. (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino, Kompas.com/Fristin Intan Sulistyowati dan Dok Dedi Mulyadi). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Dua sosok anak muda ini mendadak menjadi sorotan publik. 

Pasalnya, dua anak muda yang berasal dari generasi Z (gen z) ini menduduki jabatan yang tak biasa dilakoni anak seumurannya. 

Mereka bernama Sahdan Arya Maulana (19) yang menjabat sebagai Ketua RT di Koja dan Tri Krisna Mukti (20) yang menjabat sebagai Ketua RW di Pademangan

Meski seumuran, mereka mengidolai sosok pemimpin yang berbeda. 

Sebagai anak muda yang baru menjadi pemimpin, Sahdan Arya mengaku mengidolai sosok Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat. 

Padahal, Sahdan Arya tinggal di Jakarta dan menjabat sebagai Ketua RT di wilayah RT 07 RW 08 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara.

"Karena saya suka pembangunan ya, karena yang saya tau kalau jadi gubernur itu kan banyak sekali pembangunan. Inspirasi saya juga kang Dedi Mulyadi jadi saya ngeliat dia sangat inspiratif sekali," ungkap Arya kepada TribunJakarta.com, Minggu (13/7/2025).

KDM BERI AMPLOP - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bertemu Ketua RT Gen Z Sahdan Arya Maulana (19) di Lembur Pakuan. Arya menolak pemberian Dedi Mulyadi
KDM BERI AMPLOP - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bertemu Ketua RT Gen Z Sahdan Arya Maulana (19) di Lembur Pakuan. Arya menolak pemberian Dedi Mulyadi (Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel)

"Yang saya lihat dari Kang Dedi Mulyadi ya senang aja ketika dia care sama orang dan bisa berbaur sama warga-warga. Itu kayak ngeliatnya seneng aja," ungkap dia.

"Itu cita-cita besar saya ya, semoga nasibnya bagus ya kan," celetuk Arya penuh harap.

Tak cuma itu saja, Arya mengaku program RT yang dijalankannya juga terinspirasi dari Mantan Bupati Purwakarta itu.

Terbukti, meski baru menjabat sebagai Ketua RT Gen Z, ia sudah membuat gebrakan dan kini viral.

Dua bulan menjabat ketua RT, Arya sudah dihadapkan oleh keluhan warga, khususnya terkait pembangunan wilayah.

Ia memulai dengan memperbaiki jalan rusak di lingkungan tempat tinggalnya hasil musyawarah dan swadaya masyarakat.

Tanpa bantuan dari pemerintah, jalan permukiman di Jalan Kelapa Hijau, RT 07 RW 08 Rawa Badak Selatan itu diperbaiki.

Pengecoran jalan yang rusak sepanjang 100 meter itu merupakan hasil swadaya masyarakat, dan biaya operasional sebagai RT yang sama sekali tak digunakannya untuk hal lain.

Adapun kocek yang dirogoh untuk perbaikan sebesar Rp 20 juta.

"Ada yang sebagian dari swadaya dan dari kita. Nah dari kita itu, biaya operasional kita itu semua kita alihkan ke pembangunan semua. Jadi kita selama dua bulan ini tidak pernah ngambil biaya BOP sepeserpun," ucap dia.

Pengerjaan perbaikan jalanan ini terbilang cepat lantaran hanya berlangsung dua hari.

Menurut Arya, perbaikan jalan ini harus segera dilakukan karena memang ruas jalan itu menjadi akses utama masyarakat.

Apalagi, selama ini belum ada langkah apapun dari pemerintah soal jalan rusak di sana meski berulangkali telah disampaikan dalam musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang).

Padahal, perbaikan jalan di sana bisa menjadi salah satu upaya untuk mencegah banjir lantaran di belakang pemukimannya terdapat sebuah aliran kali, yang kerap meluap bila hujan lebat datang.

Idolai Gibran

Sementara itu, di usia yang baru menginjak 20 tahun, Tri Krisna Mukti, mahasiswa semester empat jurusan manajemen, mencuri perhatian publik dengan langkah beraninya mencalonkan diri sebagai Ketua RW 02, Pademangan Barat, Jakarta Utara.

Ia resmi terpilih pada 18 Mei 2025, mengalahkan tiga kandidat lain, termasuk Ketua RW petahana yang telah menjabat selama 11 tahun.

Langkah Krisna tak lepas dari sosok yang menjadi inspirasinya, yakni Wakil Presiden Indonesia saat ini, Gibran Rakabuming Raka.

“Untuk yang saya idolakan dari dulu Pak Gibran Rakabuming, karena beliau milenial berani maju,” ujar Krisna saat ditemui di Kantor RW 02, Kamis (24/7/2025).

Ia terkesan dengan cara Gibran tampil percaya diri dalam debat cawapres meski berhadapan dengan tokoh-tokoh senior.

“Pas debat juga keren, enggak ada nervous, kayak debat sama orang yang lebih tua. Menginspirasi, pengen jadi dia,” tambahnya.

Krisna kalahkan 3 kandidat lain

Dalam proses pemilihan yang berlangsung dramatis, Krisna berhasil mengalahkan tiga calon lainnya, termasuk tokoh masyarakat yang disegani dan ketua masjid.

Perjalanannya dimulai dari dorongan warga yang menginginkan perubahan setelah hampir satu dekade RW dipimpin oleh tokoh lama.

"Warga ingin ada penyegaran. Saya pun terpanggil maju karena dorongan teman-teman dan keluarga," kata Krisna kepada TribunJakarta.com, Rabu (23/7/2025).

Mendaftar sebagai calon RW bukan perkara mudah.

DITABOK PACAR - Tri Krisna Murti, ketua RW Gen Z di Jakarta Utara, mengungkapkan dirinya sempat ditabok pacar yang kesenangan karena mendengar dirinya terpilih menjabat ketua RW 02 Pademangan Barat.
DITABOK PACAR - Tri Krisna Murti, ketua RW Gen Z di Jakarta Utara, mengungkapkan dirinya sempat ditabok pacar yang kesenangan karena mendengar dirinya terpilih menjabat ketua RW 02 Pademangan Barat. (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

Krisna harus mengurus sejumlah persyaratan administratif seperti SKCK, ijazah, surat pengantar, dan lainnya, hanya dalam waktu satu minggu.

Setelah dinyatakan lolos sebagai calon, para kandidat hanya melewati masa tenang selama empat hari sebelum pemilihan.

Dalam pemungutan suara, Krisna menang tipis.

Ia meraih 31 suara, unggul satu suara dari kandidat terkuat, seorang tokoh masyarakat yang juga ketua masjid.

Kemenangan itu menjadi momen emosional bagi keluarganya.

"Ya semua keluarga pada senang juga ya, ibu saya sampai menangis," kata Krisna.

Sebagai RW muda, Krisna tak gentar menghadapi warga dan pengurus RT yang usianya jauh lebih tua.

Ia memilih pendekatan dialogis dan menyerap aspirasi mereka untuk dijadikan program kerja.

Salah satu program andalannya adalah Posyandu Remaja, yang memfasilitasi pemeriksaan kesehatan dan edukasi bagi anak muda berusia 12-24 tahun.

Ia juga menggagas pembatasan jam malam bagi remaja guna mencegah tawuran.

"Dulu daerah sini sempat rawan, tapi sekarang sudah jauh lebih tertib," ungkapnya.

Tak hanya itu, jumlah petugas keamanan di wilayahnya ditambah dari dua menjadi enam orang.

Ia juga berencana memasang CCTV di setiap RT.

Menjadi ketua RW di usia yang sangat muda pastinya tak lepas dari tantangan.

Salah satu yang paling rumit adalah mengurus kasus kematian warga terkait program bantuan sosial berbasis iuran.

"Saya harus rapatkan ulang soal keikutsertaan pasangan suami-istri dalam program itu. Banyak yang masih bingung hak dan prosedurnya," jelasnya.

Sejak terpilih menjadi ketua RW pada Mei 2025 lalu, Krisna harus menghadapi keraguan, cibiran, bahkan dianggap sebagai "anak kemarin sore" oleh sebagian warga.

"Memang ada simpang siur saya mendengar bahwasannya, oh (ketua) RW muda nih, apa sih lu anak baru lahir, anak kemarin sore," ungkap Krisna.

"Ya itu coba kami buktikan dengan program-program yang akan kami lakukan ke depannya," ungkap Krisna.

(TribunJakarta.com/Kompas.com)

 

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved