Kebakaran Pasar Taman Puring
Selidiki Penyebab Kebakaran Pasar Taman Puring, Polisi Tunggu Hasil Pemeriksaan Puslabfor
Polisi masih menyelidiki penyebab kebakaran Pasar Taman Puring, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Polisi masih menyelidiki penyebab kebakaran Pasar Taman Puring, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengatakan, pihaknya menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Bareskrim Polri.
"Kami menunggu hasilnya apakah penyebab dari kebakaran itu apa, jadi kami sampai saat ini dari penyidik Polres Metro Jaksel menangani perkara kebakaran ini kami masih terus melaksanakan sesuai dengan langkah-langkah sesuai dengan SOP," kata Nicolas, Minggu (3/8/2025).
Di sisi lain, Nicolas menuturkan penyidik telah memeriksa lima orang saksi terkait kebakaran di Pasar Taman Puring.
Lima saksi itu terdiri dari beberapa pedagang di Pasar Taman Puring yang lokasi berjualannya berdekatan dengan titik awal api.
"Jadi kami melakukan pemeriksaan terhadap saksi ini adalah orang yang mengetahui awal. Ada dari pedagang yang tetanggaan dengan diduga sumber api dari salah satu kios yamg ada di daerah tengah itu. Kami mengidentifikasi saksi-saksi yang berada saat kejadian, kami telah kami ambil keterangan sebanyak lima orang," ujar dia.
Tim Puslabfor Bareskrim Polri sebelumnya telah mengambil sejumlah sampel dari olah tempat kejadian perkara (TKP) kebakaran di Pasar Taman Puring, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (30/7/2025).
Beberapa barang bukti yang dibawa sebagai sampel yaitu abu, arang, dan pelaratan kelistrikan termasuk kabel.
"Ada macam-macam (sampel), ada abu, arang, ada kabel-kabel, peralatan listrik yang memungkinkan itu yang menjadi penyebab kebakaran," kata Kasubbid Laka Bakar Puslabfor Polri Kompol Henry Siahaan di lokasi.
Henry menjelaskan, sampel yang dibawa tersebut nantinya akan diperiksa di laboratorium forensik (labfor) untuk mengungkap penyebab kebakaran.
Pemeriksaan barang bukti itu diperkirakan membutuhkan waktu selama satu pekan.
"Untuk penyebab pastinya kita belum bisa memastikan karena harus di konfirm dengan alat yang ada di lab," ujar dia.
Sejarah Taman Puring
Kawasan Taman Puring di Kebayoran Baru dikenal sebagai pangkalan oplet dan tempat pedagang pikulan mangkal
Ini menjadi cikal bakal pasar informal di area taman seluas ±5.400 meter persegi.
Kemudian, pada 1983, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengalokasikan sekitar 2.000 meter persegi di kawasan ini untuk menampung pedagang barang bekas sebagai upaya penataan kegiatan ekonomi informal
Saat terjadi krisis moneter pada 1997-1998, banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) sehingga banyak orang mengambil kesempatan untuk berdagang di Taman Puring.
Namun, izin berjualan hanya diberikan pada Sabtu–Minggu sehingga pasar ini dikenal sebagai "Pasar Tunggu".
Pasar ini terkenal sebagai pasar yang menjual barang hasil tadahan. Para pencuri terbiasa langsung bertransaksi di sana setelah menjarah.
Singkatnya, suasana Taman Puring menjadi seram dan kumuh sampai akhirnya pada 1999, para pedagang dipindahkan ke Kebayoran Lama.
Pada 2002, terjadi kebakaran besar di pasar Taman Puring hingga tak menyisakan sesuatu apa pun.
Akhirnya, pasar ini kembali dibangun sehingga kondisinya lebih modern dengan bangunan dua lantainya.
Kini Pasar Taman Puring difungsikan sebagai sentra barang murah, termasuk sepatu, baju, hingga tas yang disebut memiliki kualitas satu tingkat di bawah original.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.