Angkanya Kian Tinggi, Komisi E DPRD DKI Sebut Isu Masalah Kesuburan Luput Dari Perhatian Pemerintah
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Fatimah Tania Nadira Alatas menilai, isu fertilitas atau kesuburan reproduksi seolah luput dari perhatian.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Nur Indah Farrah Audina
Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA PUSAT - Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Fatimah Tania Nadira Alatas menilai, isu fertilitas atau kesuburan reproduksi seolah luput dari perhatian pemerintah.
Padahal kata dia, angka infertilitas atau pasangan suami istri tidak subur sudah di atas 10 persen secara nasional.
"Ternyata secara nasional 10 sampe 15 persen angkanya dan di Jakarta itu 14,3 persen (infertilitas) itu kan angka yang cukup tinggi," kata Tania, Selasa (5/8/2025).
Bahkan di Komisi E lanjut dia, isu tersebut tidak pernah masuk dalam pembahasan rapat karena tidak ada program khusus yang dibuat pemerintah provinsi DKI Jakarta.
"Itu menjadi sesuatu hal yang membuat saya bertanya, kita di Komisi E belum pernah bahas ini (fertilitas), selalu pembahasannya stunting, KB, dan sebagainya tapi isu fertilitas ini belum ada yang bahas makanya saya menyuarakan hal itu," jelas dia.
Tania ingin Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) membuat program khusus bagi warga yang memiliki masalah kesuburan reproduksi.
"Seandainya Pemprov DKI Jakarta melalui dinas kesehatan memberikan satu program yang menjadi program prioritas dalam hal fertilitas itukan akan menjadi baik untuk pasangan suami istri karena isu ini sangat tinggi beredarnya," terang dia.
Melalui isu ini, Tania juga ingin menyuarakan perasaan para perempuan dan para pasangan suami istri pejuang garis dua.
Tak sedikit kata dia, masyarakat yang menilai masalah reproduksi hanya ada pada wanita saja. Padahal faktor laki-laki juga menentukan pelung memiliki keturunan.
"Apalagi perempuan sekarang banyak tekanan, banyak ditanya kapan hamil? Kapan punya anak? Kapan punya keturunan?. Sedangkan masalah itu kan sebenarnya bukan hanya di perempuan aja tapi di laki-laki juga," ucapnya.

Dia menyarankan pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan fasilitas untuk masyarakat, misalnya menyediakan layanan USG dan pemberian obat atau vitamin kesuburan.
"Kalau misalnya di setiap puskesmas misalnya tes kesuburan, USG, mungkin diberikan vitamin-vitamin yang mendukung dan mungkin nantinya bisa inseminasi dan nantinya bayi tabung," ucapnya.
"Walaupun itu nanti masih harus kajian yang panjang ya tapi setidaknya case dasar untuk mendapatkan urusan pengobatan dan pengecekan itu harus ada itu poin yang pengen bangat kita masukkan khususnya dari NasDem," sambungnya.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.