Fenomena Anak Gagal Ginjal

Tak Semua Tercover BPJS, Yayasan Ginjal Anak Minta Pemerintah Lebih Peduli Obat dan Nutrisi

Kasus gagal ginjal pada anak masih menjadi perhatian serius Yayasan Ginjal Anak Indonesia.  Tak semua biaya pengobatan dicover BPJS.

|

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM - Kasus gagal ginjal pada anak masih menjadi perhatian serius Yayasan Ginjal Anak Indonesia

Ketua Yayasan Ginjal Anak Indonsesia, Agustya Sumaryati menjelaskan salah satu fokus pihaknya yakni memberikan pendampinyan kepada para anak-anak penderita gagal ginjal maupun orangtuanya selama proses perawatan.

Sebab, selain beban fisik dan psikologis, para orang tua juga dihadapkan pada beban biaya yang besar. 

Terlebih, mayoritas anak penderita gagal ginjal berasal dari kalangan ekonomi menengah.

Dijelaskan Agustya, BPJS Kesehatan memang menanggung biaya cuci darah, namun tidak menanggung semua kebutuhan medis anak-anak penderita gagal ginjal.

"Misalkan kebutuhan anak ini obatnya harus 1 bulan. Tapi yang dicover itu mungkin untuk kebutuhan 2 minggu.

Selebihnya, mereka harus cover sendiri seperti itu. Karena memang tidak bisa dipungkiri, penyakit ginjal ini memakan banyak sekali biaya BPJS," kata Agustya saat ditemui di kantornya Jalan Utan Kayu, Jakarta Timur, Kamis (7/8/2025).

Karena itulah, Yayasan Ginjal Anak Indonesia berharap ada perhatian lebih serius dari pemerintah, baik pusat maupun daerah, khususnya dalam hal pembiayaan obat dan dukungan gizi tambahan bagi anak-anak penderita gagal ginjal.

"Kami berharap pemerintah bisa lebih peduli, bukan hanya soal cuci darahnya tapi untuk obat-obatannya juga. 

Dan juga mereka ini ada seperti vitamin, susu, itu yang masih harus dibeli dengan pribadi," katanya.

Agustya mengatakan sejauh ini komunikasi intensif antara pihaknya dengan pemerintah, termasuk DPR atau Dinas Kesehatan masih minim.

"Kami pernah diundang bertemu Menteri Kesehatan, tapi hanya sekali dan pertemuannya singkat. Belum ada kesempatan menyampaikan kondisi secara utuh dari A sampai Z," kata Agustya.

Data Yayasan Ginjal Anak Indonesia, tahun ini mereka membina 60 anak penderita gagal ginjal di seluruh Indonesia, di mana 20 di antaranya berasal dari DKI Jakarta.

"Dari 60 anak yang kami dampingi, sekitar 20 berdomisili di Jakarta. Semuanya harus menjalani cuci darah secara rutin, ada yang dua kali seminggu," ucapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved