Cerita Kriminal
Akting ART Ade Mulyana Bunuh Penjual Dimsum Dea Permata Karisma Terbongkar, Minta Susu Bikin Curiga
Akting ART Ade Mulyana bunuh majikannya penjual dimsum di Purwakarta, Dea Permata Karisma Terbongkar. Minta susu bikin curiga.
"Pelaku sempat menagih upah kerja sebesar Rp500 ribu kepada korban, namun tidak ditanggapi," kata Anom dalam keterangan pers di Mapolres Purwakarta, Kamis (14/8/2025).
Karena merasa kesal dan sakit hati, pelaku mengambil palu dan memukul bagian belakang kepala korban.
"Pukulan pertama tidak membuat korban pingsan. Pelaku pun terus menghantam kepala korban hingga korban tidak berdaya," ujar Anom.
Setelah memastikan Dea tak bergerak, pelaku membuang barang bukti, termasuk ponsel korban, di bawah Jembatan Cinangka.
Beberapa barang lainnya dibuang di drainase wilayah Waduk Jatiluhur. Anom menjelaskan, dari hasil penyelidikan sementara, motif utama pelaku adalah sakit hati karena gaji yang tidak kunjung dibayarkan oleh korban.
"Untuk motif lain-lainnya, masih kami dalami," kata Anom saat ditanya kemungkinan adanya motif lain.
Selain menangkap pelaku, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk satu buah palu bergagang hitam, taplak meja warna coklat, dua unit ponsel, dan satu unit sepeda motor Honda Karisma warna hitam.
Atas perbuatannya, pelaku bernama Ade Mulyana dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan, dengan ancaman hukuman maksimal penjara seumur hidup.
Sosok Korban
Ibunda Dea Permata Karisma, Ismawati (55) mengungkapkan sosok putrinya yang tewas mengenaskan.
Dea dikenal sebagai pribadi yang tak hanya cerdas, tapi juga ulet dan penuh semangat.
"Sehari-harinya ya ibu rumah tangga, terus dia ada kegiatan usahanya, jualan makanan, dimsum," kata Yuli.
Dea memang dikenal memiliki jiwa kewirausahaan. Di sela-sela kesibukannya sebagai ibu rumah tangga, ia tetap menyempatkan diri mengelola usaha kecil-kecilan yang ia rintis sendiri.
Setiap pagi, kata Yuli, Dea rutin mengantar dagangan dimsumnya ke tenant miliknya di sekitar kampus Politeknik Bisnis (Polbis) Purwakarta.
Jika tidak ada pegawai yang membantu, ia sendiri yang berjaga dari pagi hingga sore hari.
"Dia dari pagi berangkat ke Polbis bawa dagangannya, pulangnya baru tutup usaha. Kalau ada pegawainya, dia arahin dulu, terus pulang ke rumah, bantuin di rumah, nyiapin sarapan suaminya, nyuci, nyetrika, ya biasa ibu rumah tangga," kata Yuli. (TribunJakarta/TribunJabar/Kompas.com
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.