Cerita Kriminal
Ini Alasan Aditya Hanifi Punya Kunci Duplikat Rumah Dinas Pegawai BPS, Istri Pelaku Tak Terlibat?
Terjawab alasan Aditya Hanafi (27) memiliki kunci duplikat rumah dinas pegawai BPS Halmahera Timur, Karya Listiyanti Pertiwi.
"Jadi tujuan kunci duplikatnya dibuat 3 di tahun 2024 itu supaya satu diberi ke saksi, satu ke korban dan satu buat jaga-jaga,"
"Akhirnya di pelaku yang memegang kunci tersebut. Itu cerita berkaitan dengan kunci, jadi kunci itu sudah ada di pelaku dari tahun 2024"
"Di tahun itu pelaku sudah bekerja di sana dan sudah menjalin hubungan asmara juga dengan saksi, jadi dipercayakan kepada pelaku untuk memegang kunci duplikat itu,"
Meski terkesan memberi akses kepada Aditya Hanafi untuk keluar masuk rumah dinas tersebut, Ahmad Hamsa membantah.
Duplikat kunci tersebut awalnya diberikan kepada Aditya Hanafi dengan tujuan jaga-jaga apabila salah satu kunci yang dipegang Almira dan korban hilang.
"Tujuan dibuat kunci tersebut bukan supaya pelaku bisa akses sebenarnya di awalnya,"
"Tetapi tujuannya supaya kunci duplikat yang dipegang oleh saksi itu untuk jaga-jaga kalau ada kunci yang hilang, jadi ada cadangannya," jelasnya.
Bantah Terlibat
Kuasa hukum Almira yang lain, Rusdi Bachmid, mengatakan bahwa kliennya pertama kali dipanggil penyidik pada 7 Agustus 2025 untuk dimintai keterangan pada 9 Agustus.
“Namun untuk pemeriksaan itu kita berkoordinasi dengan DP3A karena berkaitan dengan psikologis saksi yang mau diperiksa. Kita juga menyampaikan surat permohonan agar saksi diperiksa di Ternate,” kata Rusdi.
Permohonan itu, sambungnya, berdasarkan Pasal 113 KUHAP membolehkan dengan mempertimbangan kondisi fisik dan psikis saksi.
Permohonan itu lantas diterima penyidik.
“Untuk pemeriksaan terhadap saksi dilakukan mulai jam 10 pagi sampai jam 5 subuh. Ada 44 pertanyaan yang disampaikan kepada saksi, dan kita dampingi juga dengan psikolog dari DPPA,” jelasnya saat mendampingi Almira di Ditreskrimum Polda Maluku Utara di Ternate.
Menurut Rusdi, Dinas PPA sebenarnya belum mengizinkan Almira diperiksa, mengingat kondisi mentalnya yang masih sangat terpukul.
Namun karena kasus ini menarik perhatian besar publik, ia khawatir permintaan pengunduran pemeriksaan akan memantik spekulasi liar.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.