Megawati Tantang Prabowo Berantas Buzzer, Rocky Gerung Ungkit Termul: Cegah Pemakzulan Gibran

Rocky Gerung ungkit termul tanggapi pernyataan Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri yang minta Presiden Prabowo berantas buzzer.

TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra/TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
BERANTAS BUZZER - Pengamat politik Rocky Gerung mengungkit termul saat menanggapi pernyataan Ketua Dewan Pengarah BPIP, Megawati Soekarnoputri yang meminta Presiden Prabowo Subianto memberantas buzzer. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Pengamat politik Rocky Gerung mengungkit termul saat menanggapi pernyataan  Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri.

Dimana, Megawati Soekarnoputri meminta Presiden Prabowo Subianto memberantas keberadaan buzzer politik yang dinilainya hanya menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat.

"Iya benar Ibu Mega. buzzer itu identik dengan Jokowi sebetulnya dalam 10 tahun itu kekuatan pencitraan Pak Jokowi itu didasarkan pada buzzer," kata Rocky Gerung dikutip dari tayangan Rocky Gerung Official, Kamis (15/8/2025).

Buzzer, dalam konteks media sosial, merujuk pada individu atau kelompok yang aktif menyebarkan pesan atau informasi tertentu untuk memengaruhi opini publik. 
Mereka biasanya menggunakan akun media sosial untuk mempromosikan produk, layanan, atau bahkan agenda politik tertentu.

Rocky melihat kualitas buzzer justru mendangkalkan debat publik. Buzzer tersebut, kata Rocky berupaya membuat Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) masih berguna.

"Hari-hari ini Jokowi itu adalah tokoh demokrasi segala macam. Jadi kita mulai lihat juga dugaan banyak orang. Mereka yang memperhatikan lalu lintas di dunia medsos tahu bahwa buzzer  itu dalam dalam 1 minggu ini lagi panen. Mungkin habis terima amplop maka dikerahkan," imbuhnya. 

Rocky melihat Megawati Soekarnoputri mengetahui bahwa politik Indonesia menjadi buruk karena dikuasasi buzzer.

Megawati, kata Rocky Gerung, melihat munculnya demokrasi buzzerisme. Ideoligi demokrasi buzzerisme yakni amplop dan peralatan politik untuk mengembalikan kedudukan dominan dari Jokowi.

"Pasti akan dia (buzzer) lakukan terus karena tidak mungkin Presiden Jokowi berhenti cawe-cawe karena dia punya semacam ambisi ujung dari perjuangannya dia untuk menempatkan Gibran sebagai presiden nanti itu," kata Rocky.

"Karena hanya dengan kedudukan Gibran sebagai presiden, maka dinasti Jokowi itu bisa di bukan sekedar diteruskan tapi dilindungi dari kemungkinan kasus yang dipersoalkan di dalam sistem peradilan kita," sambung Rocky.

Oleh karena itu, Rocky menilai positif saran Megawati yang memberi sinyal bahwa buzzer menjadi perusak demokrasi. 

"Jadi para buzzer ini atau follower atau apa namanya termul apa namanya termul itu apa ya peternakan multiguna," kata Rocky.

Rocky mengingatkan bahwa aktivitas buzzer akhir-akhir ini semakin meninggkat. Mereka bekerja karena uang.

"Untuk apa? ya mungkin untuk mencegah pemakzulan Gibran dan kemarin Pak Gibran bertemu dengan mantan Wakil Presiden Pak Try Sutrisno dan tentu itu adalah bagian dari upaya Pak Jokowi untuk menangkap sinyal mutakhir dari soal pemakzulan Gibran ini," imbuh Rocky.

Permintaan Megawati

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved