Viral di Media Sosial
Rumahnya Hancur Dihantam Badai Seroja, Melfi Kini Jadi Orang Pertama dari Pulau Sawu yang Lolos UI
Pemuda bernama Melfi asal Pulau Sawu, Nusa Tenggara Timur menjadi orang pertama di daerahnya yang berkuliah di UI. Simak kisahnya!
TRIBUNJAKARTA.COM - Seorang pemuda bernama Melfi asal Pulau Sawu, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi orang pertama di daerahnya yang berkuliah di Universitas Indonesia (UI).
Kisah inspiratif anak tukang tenun kain tersebut, dibagikan oleh dosen ITB sekaligus influencer, Imam Santoso.
Imam Santoso bercerita untuk menemui Melfi di Pulau Sawu, ia dan tim dari Paragon Corp menempuh perjalanan yang sangat panjang.
Mereka harus menaiki pesawat dari Bandara Soekerno Hatta, selama 3 jam.
Lalu melanjutkan dengan perjalanan darat yang tak kalah lama.
Tak berhenti di situ, demi bisa menemui Melfi dan memberikan beasiswa serta hadiah dari Paragon Corp, mereka juga harus menaiki kapal selama 12 jam.
Pasalnya Pulau Sawu, terletak di sebelah selatan perairan Laut Sawu, di sebelah timur Pulau Sumba dan sebelah barat Pulau Rote.
"Kakak-kakak Paragon tempuh waktu berhari-hari sampai naik kapal 12 jam ke rumah Melfi," tulis Imam Santoso.
Saat melihat kedatangan Imam Santoso dan tim dari Paragon Corp, air mata Melfi langsung tumpah.
"Melfi, dari SD jalan kaki puluhan KM ke sekolah, jadi anak pertama dari Pulau Sawu, pulau kecil di Selatan Indonesia yang keterima UI," tulis Imam Santoso.
"Dari SMA 1 Hawu Mehara," imbuhnya.
Melfi bukan berasal dari keluarga yang berada.
Sedari kecil Melfi tinggal di rumah beratap rotan.
Rumah tersebut kemudian hancur dihantam badai seroja, pada 2021 lalu.
Badai Seroja adalah siklon tropis yang melanda NTT pada April 2021, menyebabkan kerusakan parah dan banyak korban jiwa.
Badai ini menyebabkan banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang yang merusak infrastruktur, rumah, dan lahan pertanian.
Meski di tengah keterbatasan, Melfi tak pernah menyerah.
Ia belajar dengan bersungguh-sungguh, sehingga bisa diterima di UI dan mendapatkan beasiswa dari Paragon Corp.
"Dari kecil Melfi tinggal di rumah beratap daun lontar ini sebelum terkena Badai Seroja," tulis Imam Santoso.
"Kondisi ekomoni, tak halangi untuk bermimpi tinggi," imbuhnya.
Setelah rumah beratap daun lontarnya hancur, Melfi dan sejumlah warga lainnya kini tinggal di rumah bantuan dari pemerintah.
"Setelah badai seroja, Melfi tinggal di rumah komunal bantuan pemerintah dan ditempati beberapa keluarga,"
Menurut Imam Santoso, mengetahui Melfi diterima di UI, seluruh warga desa ikut berbahagia.
Warga desa terlihat berkumpul mendoakan remaja laki-laki tersebut.
"Melfi keterima UI membuat bahagia banyak orang," tulis Imam Santoso.
"Melfi didoakan banyak orang agar sukses di UI," imbuhnya.
Bukan hanya Melfi, anak-anak di Pulau Sawu juga berjuang esktra keras hanya untuk bisa bersekolah.
Anak-anak di Pulau Sawu harus berjalan puluhan KM dan melewati lembah, demi bisa menuntut ilmu.
"Anak-anak di sana sekolah jalan kaki, tempuh pulahan KM, naik dan turun lembah," tulis Imam Santoso.
"Bukan hanya Melfi masih banyak anak lain yang berjuang menembus jarak dan keterbatasan," imbuhnya.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.